Uber Rugi Rp 25 Triliun Sepanjang 2018

17 Februari 2019 8:41 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taksi online Uber (ilustrasi). Foto: Reuters/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Taksi online Uber (ilustrasi). Foto: Reuters/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Uber mencatatkan kerugian USD 1,8 miliar atau setara Rp 25,2 triliun sepanjang 2018. Kinerja keuangan perusahaan transportasi online asal AS dan memiliki valuasi USD 120 miliar ini membaik dari tahun 2017 yang mencatatkan kerugian USD 2,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun, Uber menampik bila masih negatifnya keuangan perusahaan karena keputusan menjual bisnis di kawasan Asia Tenggara kepada Grab dan menggabungkan bisnis di Rusia dengan Yandex. Kedua aksi korporasi itu dikeluarkan dari perhitungan kinerja keuangan perusahaan sepanjang 2018.
Masih ruginya Uber disebut akan menjadi sentimen negatif di bursa Wall Street karena Uber berencana melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini.
Tahun 2018, seperti ditulis CNN, Minggu (17/2), merupakan periode sulit bagi Uber. Uber harus berhadapan dengan kasus pelecehan seksual, diskriminasi gender, menghadapi gugatan Waymo, kekosongan posisi eksekutif, hingga protes dari mitra pengemudi.
Khosrowshasi yang mengambil posisi CEO pada periode sulit tersebut harus membereskan persoalan di internal perusahaan.
Ojek motor Grab. Foto: REUTERS/Beawiharta
Dia juga melakukan investasi di luar bisnis roda 4, yakni masuk ke sektor bike dan scooter sharing (e-bike dan e-scooters), kemudian masuk di bisnis pengiriman dan pemesanan makanan. Sektor tersebut dinilai mampu menjadi mesin pertumbuhan terbaru untuk perusahaan ke depan.
ADVERTISEMENT
"Di tahun 2018, kita masih menjadi pemain utama di regional. Di mana Uber mencatat jumlah transaksi angkutan penumpang luar biasa di AS, kemudian beroperasinya e-bike dan e-scooters di beberapa kota. Kita juga percaya Uber Eats akan menjadi lini bisnis pengiriman makanan terbesar di luar China, dilihat dari jumlah transaksi," kata Direktur Keuangan Uber Nelson Chai.