Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ungkap 3 Persoalan, Karyawan SMGR Minta Manajemen Dievaluasi
1 Juli 2018 11:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) mengevaluasi manajemen perusahaan. Hal ini dilandasi mencuatnya 3 persoalan di PT Semen Indonesia (SMGR), yang mengundang keprihatinan serikat karyawan.
ADVERTISEMENT
“Maka dari itu kami meminta kepada Menteri BUMN mengevaluasi pengangkatan pengurus dan pengawas PT Semen Indonesia (PTSI), yang diindikasikan tidak clear and clean dan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.” kata Ketua Umum SKSI, Eko Wirantono, melalui pernyataan resmi yang diterima kumparan, Minggu (1/7).
Eko memaparkan, tiga persoalan yang mengundang kerpihatinan serikat karyawan yaitu banyaknya pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dilakukan manajemen. Namun Eko tak mengungkapkan secara rinci PKB yang dilanggar oleh manajemen tersebut.
Selain itu, SKSI juga menolak tenaga pro-hire yang menurut mereka tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, serikat karyawan juga menolak pemborosan manajemen PTSI yang kontradiktif dengan kondisi rill kinerja perusahaan dan kebijakan Cost Transformation.
ADVERTISEMENT
Selain meminta evaluasi terhadap pengurus dan pengawas PTSI, Eko juga meminta pemerintah mengangkat pengurus dan pengawas baru yang berasal dari internal PTSI. “Demikian juga kami meminta kepada Menteri BUMN agar dapat mengangkat pengurus dan pengawas dari internal PTSI,” ujarnya.
Sementara itu menanggapi tuntutan SKSI ini, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto menyatakan akan menghormati sikap serikat karyawan sebagai bagian dari dinamika sebuah organisasi.
“Manajemen menghormati itu karena merupakan dinamika di dalam sebuah organisasi. Di tengah kondisi industri semen nasional yang semakin berat saat ini, manajemen akan terus bekerja lebih keras untuk meningkatkan kinerja dan menyamakan visi dengan seluruh jajaran internal,” kata Agung kepada kumparan, Minggu (1/7).
Pasar semen nasional belakangan memang sedang lesu akibat kelebihan pasokan dibandingkan kebutuhan. Kondisi ini menyebabkan laba PTSI menurun. Sepanjang 2017, perusahaan dengan kode saham SMGR ini membukukan laba bersih Rp 2,014 triliun, atau merosot 55,45% dari perolehan laba di tahun 2016 sebesar Rp 4,521 triliun.
ADVERTISEMENT
Demikian juga pada kuartal I 2018, SMGR mencatatkan penurunan laba perusahaan sebesar 44,9% menjadi Rp 412 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 747 miliar.