Uni Eropa Tawarkan Alat Pengolah Reruntuhan Gedung Menjadi Beton ke RI

28 Oktober 2018 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah alat berat menyingkirkan reruntuhan gedung Rumah Sakit Anutapura yang rubuh dan amblas di Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah alat berat menyingkirkan reruntuhan gedung Rumah Sakit Anutapura yang rubuh dan amblas di Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
ADVERTISEMENT
Uni Eropa menawarkan kerja sama pengelolaan sampah dengan Indonesia, terutama terkait daur ulang sampah menjadi produk baru yang siap pakai. Jika terlaksana, teknologi pengolah sampah dari Uni Eropa akan digunakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa di Uni Eropa terdapat 2 teknologi daur ulang sampah, yakni daur ulang sampah plastik dan daur ulang sisa reruntuhan gedung dan bangunan.
“Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa saat ini di Uni Eropa sampah tidak dilihat lagi hanya sebagai limbah, tetapi sebagai aset karena semua sampah bisa di daur ulang," katanya sesuai keterangan tertulis, Minggu (28/10).
Dia pun mengaku menyambut baik tawaran kerja sama itu karena Indonesia juga tengah berusaha mengurangi jumlah sisa reruntuhan gedung dan bangunan. Menurutnya, teknologi daur ulang sampah reruntuhan bangunan Uni Eropa terbilang sederhana karena tak perlu membangun pabrik.
“Tadi saya tanya teknologinya apakah butuh pembangunan tempat pengolahan sampah seperti pabrik, menurut mereka tidak perlu. Semua sisa reruntuhan bangunan yang ada tersebut cukup dilebur menjadi satu dengan alat semacam penghancur batu, untuk kemudian diolah,” ujar Basuki.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Direktur Pengembangan Bisnis ERCTech, Petr Marek selaku pimpinan perusahaan yang mengembangkan teknologi daur ulang sampah sisa reruntuhan gedung, teknologinya mampu mengolah semua jenis sisa bangunan seperti bata, keramik, dan pasir.
“Semua dapat dilebur menjadi satu untuk diolah ulang menjadi product baru berupa beton,” paparnya.