Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Wacana AirAsia Akuisisi Citilink yang Ditolak Garuda
7 Maret 2019 11:01 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Maskapai AirAsia Indonesia berencana mengakuisisi Citilink Indonesia. Akan tetapi, wacana yang digulirkan pihak AirAsia itu ditolak oleh Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan, penggabungan tersebut akan memperkuat pasar di domestik dan internasional. Terlebih, kata dia, AirAsia dan Citilink sama-sama bermain di segmen maskapai berbiaya murah alias LCC.
Namun, jika memang nantinya Citilink Indonesia tidak berminat melakukan kerja sama, AirAsia akan menerima keputusannya.
"Kalau tidak mau juga enggak apa-apa, kan kami juga bisa nambah market share sendiri kan tiap tahun kami juga menambah pesawat domestik ya kan," ujarnya kepada kumparan, Selasa (6/3).
Berikut sejumlah fakta rencana Air Asia akusisi Citilink:
1. Bukan Sekadar KSO, AirAsia Ingin Akusisi Murni
Dendy menegaskan pihaknya murni ingin mengakuisisi, bukan skema Kerja Sama Operasi (KSO) seperti yang telah dilakukan Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Group.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata dia, skema KSO dinilai tidak memberikan potensi bisnis yang maksimal.
"Cuma terus terang kenapa kita memberikan statement seperti itu karena kita merasa opini yang dibentuk di publik sudah melenceng seolah-olah KSO, KSO, KSO terus seolah-olah kami sama dengan Sriwijaya Air, kan beda kami dengan Sriwijaya Air,” kata Dendy.
AirAsia menilai penggabungan pihaknya dengan Citilink sangat menguntungkan. Sebab, kata Dendy, penggabungan bisa memperluas akses pasar.
2. AirAsia dan Citilink Sama-sama Pakai Air Bus
Salah satu alasan AirAsia berkeinginan menggandeng Citilink adalah sama-sama menggunakan Airbus A320 dengan suku cadang dan pemeliharan pesawat serupa. Dengan tipikal itu, AirAsia dan Citilink juga memiliki pilot dan kru kabin dengan rating yang sama.
Dendy menyakini penggabungan itu akan menambah daya tawar jual beli pesawat nantinya.
ADVERTISEMENT
"Terus nanti kalau mau beli pesawat, kita kan the largest Airbus buyer. Tentunya posisi kita kalau mau pesan pesawat, posisi tawar kita kan jauh lebih tinggi dibanding Garuda Group. Nah itu yang potensi-potensi kita lihat akan menguntungkan semua pihak. Apakah nanti Garuda memiliki saham 50-50 persen perusahan gabungan ini kan dua-dua diuntungkan dapat dividen," terangnya.
Penggabungan menurutnya juga dapat membuat perusahaan bisa lebih maksimal melakukan efisiensi. Terlebih, Dendy mengklaim AirAsia lebih efisien ketimbang Citilink .
"Salah satu indikator efisiensi adalah cost available sheet per kilometer, cost per sq kami lebih rendah," kata dia.
3. AirAsia Pernah Bicara dengan Pahala Mansury
Dendy mengatakan rencana mengakusisi Citilink bukan hal yang baru. Pembicaraan soal akuisisi itu, menurut Dendy, sudah pernah dilakukan pada saat Garuda Indonesia masih dipimpin oleh Pahala Mansury.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pembicaraan akusisi sempat terhenti saat Garuda memiliki direktur utama baru, yakni I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra. Dendy berharap pembicaraan itu bisa berlanjut kembali.
"Kami pinginnya AirAsia indonesia dan Citilink bisa jadi satu lah, nah kalau memang mau dijual, kami siap untuk beli," kata dia.
Dendy juga tidak masalah kalau Garuda Indonesia nantinya tidak mau menjual seratus persen saham Citilink. Ia melihat perbincangan itu masih panjang dan membutuhkan diskusi yang lebih lanjut dari dua maskapai.
4. Citilink Tak Bisa Berkomentar
Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo telah mendengar rencana akusisi yang dilakukan AirAsia. Namun, Juliandra tidak bisa berkomentar banyak karena keputusan akuisisi berada di tangan pemegang saham.
Saat ini, pemegang saham Citilink adalah Garuda Indonesia Group dan Kementerian BUMN.
ADVERTISEMENT
"Belum ada arahan dari pemegang saham Citilink, baik Garuda Indonesia maupun Kementerian BUMN untuk menggandeng partner strategis dalam pengembangan usaha untuk rencana jangka panjangnya," kata Juliandra kepada kumparan.
5. Garuda Enggan Lepaskan Citilink
Garuda Indonesia menegaskan tidak akan melepas saham Citilink. Pernyataan ini menjawab terkait wacana AirAsia Indonesia yang mengatakan ingin mengakusisi Citilink.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan tak pernah ada pembicaraan soal akuisisi Citilink oleh AirAsia. Dia juga menegaskan akuisisi itu tak akan pernah terjadi.
"Enggak ada komunikasi soal akusisi, dan enggak akan pernah ada (akuisisi)," kata pria yang biasa disapa Ari Askhara kepada kumparan, Rabu (6/3).
Menurut Ari, selama ini belum pernah ada komunikasi antara AirAsia dan Garuda Indonesia terkait pencaplokan saham Citilink . Bahkan, dia mengaku pengajuan dari AirAsia baik secara lisan mau tulisan juga tak pernah ada.
ADVERTISEMENT
"Yang mau diakusisi enggak mau lha piye? Dan enggak pernah bicara akusisi sebelumnya. Surat atau email juga enggak pernah ada," terangnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini