Wall Street Anjlok Akibat China Biarkan Nilai Yuan Merosot

6 Agustus 2019 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street merosot tajam pada penutupan perdagangan Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
Hal itu disebabkan oleh China yang membiarkan mata uangnya, yuan, terus merosot sebagai respons ucapan Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif sebesar 10 persen pada produk impor dari China
Dilansir Reuters, Selasa (6/8), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 505,65 poin atau 1,91 persen menjadi 25.979,36, indeks S&P 500 (SPX) turun 59,19 poin atau 2,02 persen menjadi 2.872,86. Indeks Nasdaq Composite (IXIC) turun 213,46 poin, atau 2,67 persen menjadi 7.790,61.
Begitupun seluruh sektor indeks S&P berada di zona merah. Sektor teknologi S&P yang paling terdampak, di mana tercatat jatuh sebesar 3,2 persen.
Nilai yuan yang merosot ke level terendahnya 7 per dolar AS dalam lebih satu dekade terakhir, dinilai Trump sebagai pelanggaran besar. Sebab China dianggap membiarkan hal tersebut.
Ilustrasi Mata Uang Yuan Foto: REUTERS/Petar Kujundzic
Dampak melemahnya yuan membuat ekspor China menjadi terlalu murah, merugikan pesaing asing dan membuat surplus perdagangan Beijing makin melebar.
ADVERTISEMENT
"Tren Perdagangan terus menuju ke arah yang salah. Sebagai pembalasan atas tarif baru, China membiarkan yuan bergerak ke level terendah," kata Analis Pasar LPL Financial, Ryan Detrick di Charlotte, North Carolina.
Adapun ucapan Donald Trump mengenai rencana pengenaan tarif 10 persen untuk impor China senilai USD 300 miliar mulai bulan depan, disampaikan pada Kamis pekan lalu.
Kebijakan tersebut berimbas pada jatuhnya pasar global dan investor melarikan diri ke tempat yang aman, yakni Treasury AS, emas, dan yen Jepang.
"Presiden memainkan permainan yang sangat berisiko di sini," imbuh Kepala Strategi Investasi Slatestone Wealth Llc, Robert Pavlik di New York.