YLKI Terima 564 Aduan di 2018, Paling Banyak Soal Layanan Perbankan

25 Januari 2019 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua harian YLKI, Tulus Abadi.
 (Foto: Dok. Nesia Qurrota A'yuni)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua harian YLKI, Tulus Abadi. (Foto: Dok. Nesia Qurrota A'yuni)
ADVERTISEMENT
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat jumlah aduan keluhan konsumen sepanjang 2018 sebanyak 564 aduan. Adapun dari seluruh pengaduan, perbankan menjadi sektor yang paling banyak dikeluhkan atau sebanyak 103 aduan dari keseluruhan pengaduan pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Rata-rata keluhan konsumen untuk sektor perbankan yakni soal gagal bayar tagihan atau pinjaman. Secara rinci, 37 persen aduan terkait gagal bayar, dan 23 persen terkait administrasi perbankan, sisanya seperti perjanjian tidak sesuai, ATM bermasalah dan lain-lain.
“Permasalahan perbankan masih sama, gagal bayar mendominasi. Kedua administrasi. Mungkin selama 1-2 tahun ada perbaikan di sektor industri lain, makanya perbankan tahun ini lebih banyak didominasi perbankan,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat konferensi pers di Kantor YLKI, Jakarta, Jumat (25/1).
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Dari aduan soal layanan perbankan, ada 5 bank yang paling banyak dilaporkan. Secara berututan yaitu BTN sebanyak 15 aduan, lalu Bank Mandiri 14 aduan, BRI 13 aduan, Bank Mega 10 dan Bank CIMB Niaga 7 aduan.
ADVERTISEMENT
“Pelaku usaha yang diadukan ke YLKI, BTN menjadi nomor satu, karena mengakomodir kepentingan KPR. Perbankan secara signifikan karena pembiayaan lewat bank masalah pertama refund ini dia paling tinggi, masalah ini hampir semua konsumen, seperti kasusnya Meikarta pembangunan mangkrak,” katanya.
Selain industri perbankan, aduan lainnya yakni untuk sektor perumahan sebanyak 98 aduan, lalu pinjaman online sebanyak 81 aduan, telekomunikasi 63 aduan, belanja online 40 aduan dan listrik 27 aduan.