68 Ribu Orang Teken Petisi, Edy Rahmayadi Tolak Mundur dari PSSI

27 September 2018 3:41 WIB
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Edy Rahmayadi sudah terdesak, tetapi tetap menolak untuk mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) PSSI.
ADVERTISEMENT
Sudah ada dinamika cukup masif yang menuntut Edy turun dari kursi orang nomor satu di dunia sepak bola Tanah Air. Tertuang lewat petisi di change.org yang digagas oleh sejumlah orang, salah satunya Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Petisi ini sudah diteken lebih dari 68.000 orang.
Alasannya, Edy sudah cukup sibuk sejak terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara (Sumut) per 5 September 2018 lalu. Diperkuat pula dengan regulasi yang melarang Kepala Daerah rangkap jabatan sebagai pengurus PSSI dalam Surat Edaran Mendagri Nomor 800/148/sj 2012 tanggal 17 Januari 2012.
Memang tak mudah buat Edy untuk menjalani tugas sebagai Gubernur Sumut dan Ketum PSSI secara bersamaan. Dalam dua hari terakhir saja, dia harus meninggalkan tugasnya sebagai Kepala Daerah karena urgensi di PSSI. Ya, federasi tengah disorot akibat kematian Haringga Sirla menjelang laga Persib Bandung vs Persija Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Edy menolak untuk memenuhi tuntutan tersebut. Terlebih lagi jika dasarnya dikaitkan dengan kasus kekerasan suporter.
"Jangankan 60 ribu orang. Kalau satu orang saja benar bahwa benar gara-gara saya Gubernur Sumut lantas ada yang meninggal, maka saya akan meninggalkan jabatan Ketua Umum PSSI. Karena kalau begitu, saya memang tidak becus," kata Edy dalam program Mata Najwa.
"Yang saya takutkan kalau satu dari 60 ribu orang itu menginginkan jabatan di PSSI. Jabatan ini amanat rakyat. Saya harus melindunginya sampai 2020," tuturnya menambahkan.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Bagi Edy, publik juga tidak perlu mengkhawatirkan potensi conflict of interest akibat rangkap jabatan dirinya. Termasuk kegusaran pecinta sepak bola Tanah Air akan kemungkinan PSSI berpihak pada PSMS Medan yang juga menempatkan Edy sebagai Ketua Dewan Pembina.
ADVERTISEMENT
Penuturan Edy tidak cuma berlaku terhadap dirinya, tetapi juga individu lain di federasi macam Joko Driyono. Pemilik nama terakhir mengemban tanggung jawab sebagai Wakil Ketua Umum PSSI sekaligus pemegang saham mayoritas Persija.
"Tidak ada pengaruh. Saya menjadi ketua PSMS. Namun, PSMS pernah dihukum dengan denda cukup banyak. Keputusan PSSI bukan lewat Ketum, melainkan rapat Komite Eksekutif," ucap Edy.