'A Year In My Life': Melihat Hidup Gerrard di Channel SuperSoccer TV

2 Februari 2018 15:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Steven Gerrard. (Foto: Dave Thompson/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Steven Gerrard. (Foto: Dave Thompson/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Ah, Steven Gerrard… Bagi Liverpool, dia adalah kapten, pemimpin, sekaligus sosok yang sulit untuk dilupakan. Ada banyak faktor mengapa Gerrard begitu dicintai oleh pendukung The Reds, salah satunya adalah fakta bahwa ia merupakan anak didik akademi Liverpool yang kemudian berhasil menjadi ikon tim.
ADVERTISEMENT
Kalau Anda masih butuh alasan lain, silakan simak perjuangan Liverpool di Liga Champions 2004/2005. Hingga saat ini, Rafael Benitez —yang waktu itu menjadi manajer Liverpool— masih kerap mendapatkan kredit. Buku otobiografinya bahkan masih dijual di toko merchandise di Anfield. Namun, peran Gerrard juga tidak sedikit.
Sebagai kapten, Gerrard menjadi amunisi utama dari kesuksesan Liverpool. Gerrard-lah yang mengawali kebangkitan Liverpool pada final musim itu. Golnya pada menit ke-54 menjadi awal kesuksesan Liverpool mengejar ketertinggalan 0-3 dari AC Milan.
The Reds kemudian menang lewat adu penalti setelah bermain imbang 3-3 selama 120 menit. Malam di Istanbul hari itu menjadi salah satu malam terindah buat Gerrard.
***
Semusim berselang, Gerrard sedang mempersiapkan sesuatu di rumahnya. Ia terlihat menyeret koper besar yang penuh berisi pakaian-pakaiannya. Sampai kemudian, ia menyadari sesuatu yang kurang.
ADVERTISEMENT
iPod, dompet… Semuanya lengkap, terbawa masuk ke dalam tas. Namun, masih ada yang kurang.
“Aku membutuhkan kaus kaki. Apa ada kaus kaki di rumah ini?”
Ia bertanya kepada istrinya, Alex Curran, yang tampak sedang sibuk di dapur. Namun, sang istri tidak menjawab. Pada akhirnya, Gerrard menemukan kaus kaki itu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Gerrard dengan trofi Liga Champions. (Foto: Carl de Souza/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gerrard dengan trofi Liga Champions. (Foto: Carl de Souza/AFP)
Hari itu, ia akan berangkat untuk bergabung dengan Tim Nasional Inggris. Tiga minggu setelahnya, mereka akan bermain di Piala Dunia 2006. Ini adalah hari-hari yang cukup menyibukkan bagi pria yang dijuluki ‘Stevie G’ itu.
Gerrard dan Liverpool menjalani musim yang berat sebelum ia pergi ke Piala Dunia. Mereka mengawali Premier League dengan hanya meraih satu kemenangan dalam enam laga. “Keajaiban di Istanbul seperti sudah sirna,” demikian penggambaran dari keadaan itu.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah takluk 0-2 dari Fulham pada Oktober 2005, Liverpool bangkit. Mereka mengamuk dengan meraih 10 kemenangan beruntun. Gerrard pun menuturkan sudut pandangnya dari sisi luar lapangan.
Dalam ‘A Year In My Life’, Gerrard bercerita banyak hal. Kita diajak menyelami kehidupan di luar lapangan salah satu ikon sepak bola Inggris ini. Dan kami di kumparan —bekerja sama dengan SuperSoccer TV— menyajikannya ke hadapan Anda.
Anda bisa menyaksikannya pada halaman SuperSoccer TV di kumparan secara gratis dengan meng-klik tautan berikut (https://kumparan.com/kumparanbola/super-soccer/ligainggris). Selamat menyaksikan.