'Ada Banyak Pemain Hebat, tapi Tak Ada yang seperti Ibrahimovic'

20 November 2018 4:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan gol Zlatan Ibrahimovic saat LA Galaxy menghadapi Toronto. (Foto: Nick Turchiaro/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Zlatan Ibrahimovic saat LA Galaxy menghadapi Toronto. (Foto: Nick Turchiaro/Reuters)
ADVERTISEMENT
Dari satu lapangan ke lapangan, lewat satu tendangan ke tendangan, Zlatan Ibrahimovic membalikkan nasibnya sendiri. Bersinar, tersingkir, berpindah, dan menjadi tak tergantikan--seperti itulah ringkasan catatan perjalanan Ibrahimovic di atas lapangan bola.
ADVERTISEMENT
Mengawali karier sebagai pesepak bola senior di Malmo FF, Ibrahimovic pindah ke Ajax Amsterdam, bertaruh di Juventus dan Inter Milan, menjawab tantangan di Barcelona dan AC Milan, meninggi di Paris Saint-Germain, mempertahankan eksistensi di Manchester United, hingga melanjutkan hidup di LA Galaxy.
Menilik rekam jejaknya itu, Ibrahimovic seperti ada di tempat yang benar: Eropa. Namun, cedera adalah lawan yang sebenarnya bagi para pesepak bola. Didera cedera, Ibrahimovic kehilangan tempat di Old Trafford. Galaxy yang menjadi labuhan berikutnya adalah klub yang menawarkan pengalaman baru.
Bukan hanya karena ini pertama kalinya Ibra berlaga di luar Eropa, tapi juga karena Major League Soccer (MLS) tidak semasyhur liga-liga top Eropa yang pernah disambangi Ibra. Apalagi, MLS terkenal sebagai persinggahan terakhir para pemain tua--mereka yang sudah tidak kuat bertarung di Eropa, tapi belum mau meninggalkan sepak bola sepenuhnya. Sederhananya, MLS acap menjadi tempat para pesepak bola menghabiskan senjakala.
ADVERTISEMENT
Namun, Ibrahimovic berbeda. Berlaga di MLS, personanya tak sirna. Debutnya bersama Galaxy bahkan ditandai dengan gol spektakuler di laga melawan Los Angeles FC. Kendati gagal membawa Galaxy ke babak playoff MLS 2018, Ibrahimovic sukses mengemas 22 gol, hanya kalah dari Josef Martinez dalam tabel klasemen topskorer. Sebagai perbandingan, torehan pasangan Helena Seger itu masih lebih banyak dari mantan penyerang kondang Eropa lainnya, David Villa, yang cuma mengemas 14 gol.
Pendar yang tak meredup inilah yang membuat namanya kembali diperbincangkan oleh klub-klub Eropa, termasuk Milan, mantan klubnya sendiri. Masalah produktivitas dan efektivitas gol Milan memang sudah menunjukkan titik terang, walau belum bisa disebut konsisten.
Hingga pekan ke-12 Serie A 2018/19, Milan sudah menorehkan 21 gol--hanya berselisih lima gol dibandingkan Juventus yang ada di puncak klasemen. Di Serie A sendiri, Juventus dan Napoli menjadi dua tim yang paling produktif berkat 26 gol mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti Milan tak membutuhkan amunisi tambahan. Apalagi, inkonsistensi masih membayang-bayangi Milan. Itu belum ditambah dengan masalah cedera. Berangkat dari deretan persoalan tadi, Ibrahimovic dinilai sebagai salah satu opsi yang paling masuk akal bagi Milan untuk mempertajam skuatnya.
Mengutip Football Italia, pada Senin (19/11/2018) waktu setempat, manajemen Milan dikabarkan menemui agen Ibrahimovic, Mino Raiola. Memang belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak, tapi spekulasi yang beredar, pertemuan itu bertujuan untuk memulangkan kembali Ibrahimovic ke San Siro.
Spekulasi ini pulalah yang ditampik oleh manajemen Galaxy. Direktur Teknis mereka, Jovan Kirovski, menegaskan bahwa Galaxy akan mempertahankan Ibrahimovic sekuat tenaga. Sebabnya, penyerang yang satu ini tidak hanya berpengaruh besar bagi tim, tapi juga untuk keseluruhan liga.
ADVERTISEMENT
"Ibrahimovic adalah seorang pemain fantastis, baik bagi kami maupun MLS. Ia adalah pemain terbaik yang pernah datang ke Liga Amerika Serikat. Di atas lapangan, ia ibarat seorang 'pembunuh' yang selalu ingi memenangi laga dan mencetak gol," ucap Kirovski, dilansir Football Italia.
Sambutan kepada Ibrahimovic saat tiba di Los Angeles International Airport. (Foto: Mark Ralston/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sambutan kepada Ibrahimovic saat tiba di Los Angeles International Airport. (Foto: Mark Ralston/AFP)
Berhitung mundur, Ibrahimovic meresmikan kepindahannya ke Galaxy pada 23 Maret 2018. Tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, karena United sudah memutus kontrak Ibrahimovic, Galaxy sukses memboyong pemain asal Swedia tersebut dengan durasi kontrak hingga akhir 2019 dan gaji sebesar 1,5 juta dolar AS per musim.
Walau tidak terikat kontrak panjang, kontribusi yang diberikan Ibrahimovic membikin klub berpikir ulang untuk melepasnya. Terlebih, sejumlah pesepak bola AS juga meyakini bahwa Ibrahimovic yang berkarakter keras dan cenderung arogan, lengkap dengan fisik mumpuni itu, selaras dengan sepak bola ala MLS.
ADVERTISEMENT
"Kontrak Ibramovic belum habis, masih tersisa setahun lagi. Kami ingi membuatnya bahagia di tim dan kami akan mencari cara agar ia tetap bermain bersama Galaxy. Ia adalah pemain yang spesial dan unik untuk kami. Ia mencetak banyak gol dan membuat assist di usianya yang sudah mencapai 37 tahun dan memiliki latar belakang cedera di Manchester United. Fakta inilah yang menjadikannya sebagai pesepak bola luar biasa. Ada banyak pemain hebat, tapi tak ada yang seperti Ibrahimovic," jelas Kirovski.
Ya, begitulah Ibrahimovic: dipuja, diasingkan, hampir 'mati', dan bangkit kembali. Dulu menjadi bintang di Eropa, kini bersinar di Amerika Serikat.