Ada Klopp di Balik Penampilan Apik RB Salzburg

26 April 2018 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih RB Salzburg, Marco Rose. (Foto: Jean-Paul Pelissier/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih RB Salzburg, Marco Rose. (Foto: Jean-Paul Pelissier/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
RB Salzburg tampil bak kuda hitam di semifinal Liga Europa musim ini. Mereka bakal adu taktik dan keberuntungan di antara tiga kesebelasan besar Arsenal, Atletico Madrid, dan Olympique Marseille yang siap menerkam kapanpun.
ADVERTISEMENT
RB Salzburg tak menampik kenyataan bahwa mereka bukan kesebelasan besar. Meski telah berdiri sejak 1933, kesebelasan ini baru dipegang oleh Red Bull per 12 tahun lalu. Sejak itu, fondasi dan tata kelola kesebelasan ini berubah dengan masif.
Di balik kejutan Red Bull Salzburg, muncul nama Marco Rose.
Seperti kesebelasan yang ia arsiteki, Rose bukanlah pelatih tenar. Namanya tak lebih besar dari pengetahuan orang-orang akan Arsene Wenger di Arsenal, Rudi Garcia di Marseille, atau Diego Simeone di Atletico.
Meski demikian, Rose tidak layak untuk dianggap sebelah mata. Di Austrian Bundesliga musim ini, ia membawa Salzburg tak terkalahkan dalam 21 pekan dan tampil di puncak klasemen selama delapan pekan secara beruntun.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan oleh Rose di Austrian Bundesliga tak jauh berbeda dengan yang ia lakukan di Liga Europa. Selain membawa Salzburg ke semifinal, mereka mencatat beberapa pencapaian fenomenal.
Di Liga Europa musim ini, Rose membuat Salzburg hanya menelan satu kekalahan. Apiknya lagi, dari enam pertandingan yang dimainkan di Red Bull Arena, mereka mencatat dua clean sheet dan hanya kebobolan dua gol.
Selain itu, Rose membawa Salzburg menjadi kesebelasan Austria pertama yang lolos ke semifinal kompetisi Eropa setelah Rapid Vienna. Vienna mencatat prestasi tersebut ketika lolos ke semifinal Piala Winners 1996.
Kesuksesan tersebut membuat nama Rose—sekaligus Salzburg dikenal. Meski demikian, dalam wawancara sebelum leg I semifinal Liga Europa menghadapi Marseille, Jum’at (27/4/2018) dini hari WIB, ia mendaku bahwa keberhasilan ini adalah buah dari pengalamannya belajar dari dua manajer hebat, Juergen Klopp dan Thomas Tuchel.
ADVERTISEMENT
“Saya beruntung karena mendapatkan banyak pelajaran dari dua pelatih hebat, Juergen Klopp dan Thomas Tuchel. Keduanya adalah pelatih yang memimpin tim dan melatih pemain lewat caranya sendiri,” kata Rose seperti dikutip dari Mirror.
“Anda bisa mempelajari cara keduanya memimpin dan melatih lewat cara yang benar-benar baru. Keduanya punya kemampuan untuk mengubah antusiasme yang dimilikinya ke seluruh pemain.”
“Saya mengenal Klopp dengan cukup baik. Semua hal yang ia lakukan pasti dikerjakan dengan 100%. Dia paham bagaimana caranya memperlakukan orang-orang di sekelilingnya. Kami sering mendiskusikan banyak hal dan berbicara layaknya teman,” pungkasnya.