news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Agresivitas Madrid Hancurkan Roma di Santiago Bernabeu

20 September 2018 4:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Isco, Ramos, Marcelo rayakan gol ke gawang AS Roma. (Foto: OSCAR DEL POZO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Isco, Ramos, Marcelo rayakan gol ke gawang AS Roma. (Foto: OSCAR DEL POZO / AFP)
ADVERTISEMENT
Langkah pertama Real Madrid di Liga Champions 2018/19 berujung pada raihan mayor. Bertanding di Santiago Bernabeu pada Kamis (20/9/2018) pukul 02:00 WIB, tim besutan Julen Lopetegui menorehkan kemenangan 3-0 atas AS Roma. Gol Isco di menit 45 disusul oleh torehan Gareth Bale yang memanfaatkan assist Luka Modric di menit 58. Gol penutup Madrid lahir berkat sepakan Mariano Diaz Mejia di menit 90+1.
ADVERTISEMENT
Kemenangan ini mengantarkan Madrid sebagai pemuncak dan Roma sebagai juru kunci sementara di klasemen Grup G. Sementara, CSKA Moskva dan Viktoria Plzen berbagi tempat di posisi runner-up akibat mengakhiri laga dengan skor imbang 2-2.
Baik Lopetegui maupun Eusebio Di Francesco memasuki pertandingan dedngan skema dasar 4-3-3. Trio penyerang Madrid, Isco-Karim Benzema-Bale diperhadapkan pada tembok pertahanan Roma yang dibangun oleh Aleksandar Kolarov, Federico Fazio, Konstantinos Manolas, dan Alessandro Florenzi.
Laga baru berjalan 10 menit, barisan pertahanan Roma sudah direpotkan dengan serangan para penggawa Madrid. Mulai dari Marcelo, Isco, Sergio Ramos, hingga Bale bergantian menebar ancaman kepada lawan. Satu serangan paling berbahaya lahir di menit delapan.
Peluang ini berawal dari aksi Luka Modric yang berhasil memanfaatkan celah dan mengirimkan umpan lambung kepada Isco yang mengantarkannya pada situasi satu lawan satu dengan Robin Olsen. Namun, tembok Roma belum jebol. Tembakannya berhasil ditepis Olsen dan aksi lanjutan Madrid berhasil dipatahkan Daniele De Rossi.
ADVERTISEMENT
Di awal-awal babak pertama, Madrid memang terus memberikan tekanan agar permainan Roma tidak berkembang. Pola tersebut membuat Madrid mendapatkan beberapa kesempatan untuk mencetak gol. Memanfaatkan kesalahan pemain-pemain Roma di lini belakang, Madrid memiliki peluang yang nyaris mengubah keadaan.
Roma sendiri bukannya tanpa peluang. Pada menit 15, umpan jauh dari lini belakang berhasil dterima oleh Cengiz Uender yang sanggup melepaskan diri dari jebakan offside. Madrid memang berulang kali menekan, tapi ada waktu-waktu tertentu saat mereka malah alpa menjaga pertahanan sehingga menumpuk hampir semua pemain di area permainan Roma.
Situasi inilah yang dimanfaatkan Uender tadi. Pergerakannya dari area sayap kiri lawan tidak terbaca oleh penggawa Madrid. Begitu penggawa asal Turki ini mendekat area pertahanan lawan, Marcelo barus berusaha mengejar untuk merebut bola. Menyadari upaya Marcelo, Uender melakukan pertaruhan dengan melepaskan tendangan voli. Keberuntungan masih menjaga kawan Madrid, peluang ini belum dapat dikonversi menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Hingga laga memasuki menit 25, Madrid kerap mengurung Roma dengan penguasaan bola yang mencapai 70,9%. Agresivitas mereka pun ditunjukkan dengan 10 upaya tembakan berbanding dengan 1 upaya tembakan milik Roma. Sayangnya, angka yang demikian belum sanggup menggambarkan efektivitas Madrid, karena 8 dari 10 upaya itu gagal mengarah ke gawang.
Secara garis besar, ada dua hal yang dilakukan Roma di sepanjang babak pertama: menumpuk pemain di area pertahanan sendiri dan mencoba serangan balik untuk menancapkan keunggulan.
Untuk sementara, strategi penumpukan pemain ini berjalan efektif. Setiap kali pemain Madrid yang menguasai bola mendekati kotak penalti, ada sekitar 7 hingga 8 pemain Roma yang mengambil posisi di dalam kotak penalti. Akibatnya, bangunan serangan Madrid dapat dipatahkan oleh para pemain bertahan.
ADVERTISEMENT
Menghadapi pola permainan rapat Roma, pilihan Madrid ada dua: mengandalkan bola-bola panjang melalui sepakan dari luar kotak penalti dan berusaha memenangi bola-bola udara. Sial bagi Madrid, kedua cara ini belum berhasil membuahkan keunggulan pertama.
Kokohnya tembok pertahanan Roma membuat Madrid benar-benar intens dalam menyerang. kecenderungannya, mereka bahkan mengosongkan area permainan sendiri demi menekan pertahanan lawan. Permasalahannya, Roma cukup mahir melakukan aksi defensif. Dalam 45 menit, mereka melepaskan 2 tekel sukses, 15 sapuan, dan 6 intersep yang membuat mereka beberapa kali dapat merebut bola.
Berbeda dengan Madrid yang mengandalkan umpan-umpan pendek, Roma cenderung bergantung pada umpan panjang dan lambung untuk membangun serangan cepat. Sayangnya, percobaan in juga belum dapat membuahkan hasil walau beberapa kali mengancam pertahanan Madrid.
ADVERTISEMENT
Mengalami kebuntuan lewat skema open play, Madrid mencoba menorehkan keunggulan pertama lewat skema bola mati. Hasilnya jauh dari mengecewakan. Jelang waktu normal babak pertama berakhir, wasit menghadiahkan tendangan bebas kepada Madrid.
Isco yang menjadi algojo sukses melepaskan sepakan ke sudut kanan atas dan membukukan keunggulan pertama bagi Madrid. Gol ini lantas menjadi penanda bahwa Madrid masuk ruang ganti dengan keunggulan 1-0.
Bale di laga Real Madrid vs AS Roma. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Bale di laga Real Madrid vs AS Roma. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
Di awal-awal babak kedua, giliran Roma yang mengambil inisiatif membangun serangan pertama lewat lesakan Uender. Namun, tepisan Keylor Navas menjadi bukti bahwa ia layak diperhitungkan sebagai sosok yang kokoh di bawah mistar gawang. Alih-alih meraih gol penyama kedudukan, Roma hanya mendapat sepak pojok.
Modric tak perlu mencetak gol untuk menjadi pahlawan. Memanfaatkan kosongnya area permainan lawan, ia melepaskan umpan mendatar begitu mendekati lapangan lawan yang berhasil diterima oleh Bale yang melakukan penetrasi di area kiri. Sial bagi Di Francesco, kiper Olsen menjadi satu-satunya pemain Roma yang ada di area mereka.
ADVERTISEMENT
Walaupun ada tiga pemain Roma yang berusaha mengejar, upaya ini terlambat. Terlebih, begitu Bale sampai ke kotak penalti, Kolarov menjadi satu-satunya pemain Roma yang bisa mencapai kotak penalti. Kawalan satu pemain tak cukup hebat bagi Bale. Alhasil, tembakannya yang menyasar tiang jauh gagal diantisipasi Olsen. Santiago Bernabeu bersorak, 11 pahlawan mereka kembali menambah angka di menit 58.
Kejutannya, Lopetegui menarik keluar Benzema dan Bale usai gol kedua tadi. Bila Benzema ditarik dan digantikan oleh Marco Asensio pada menit 62, maka Mariano Diaz masuk pada menit 72 untuk menggantikan Bale. Baru ada di lapangan sekitar tujuh menit, Asensio sudah menunjukkan taringnya, menjadikan kombinasi permainan kolektif dan individu sebagai senjata rahasia.
Aksinya mengancam gawang lawan dimulai dengan keberhasilannya menerima umpan dari Isco. Kala itu, Asensio bukannya bebas dari kawalan lawan. Namun, ia punya cara untuk keluar dari penjagaan tadi. Dengan gerakan memutar, ia berpenetrasi sendirian dan sampai pada situasi satu lawan satu dengan kiper. Tapi, tepisan Olsen kembali menggagalkan peluang emas ini.
ADVERTISEMENT
Keunggulan 3-0 itu pada akhirnya menjadi milik Madrid di injury time. Prosesnya berawal dari Isco yang kehilangan momentum melepaskan tembakan dari kotak penalti. Beruntung bagi Madrid, bola masih bisa mereka kuasai dan dioper kepada Marcelo.
Yang terjadi setelahnya, Diaz berhasil menunjukkan bahwa ia sanggup menjadi super sub. Tembakan kerasnya dari luar kotak penalti itu tak cuma mengganjar Madrid dengan gol ketiga, tapi juga dengan kemenangan 3-0.