Akankah Inggris Kembali Mengirimkan Lima Wakil ke Liga Champions?

8 Mei 2018 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan gol Roberto Firmino. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Roberto Firmino. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
ADVERTISEMENT
Pada musim 2017/2018, Inggris sukses mengirimkan lima wakilnya ke ajang Liga Champions: Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, dan Tottenham Hotspur. Di musim 2018/2019 nanti, kejadian ini akan sulit terulang kembali.
ADVERTISEMENT
Di ajang Liga Champions musim 2017/2018, performa tim-tim asal Inggris cukup menarik perhatian. Manchester City, Manchester United, Tottenham Hotspur, Liverpool, dan Chelsea, kesemuanya sukses lolos ke babak 16 besar. Namun pada akhirnya, dari kelima tim tersebut, hanya Liverpool yang sukses melenggang ke partai final (di babak delapan besar, mereka mengalahkan Manchester City, sesama wakil Inggris).
Sedangkan di ajang Liga Europa, Arsenal, yang gagal masuk fase grup Liga Champions, sukses menembus babak semifinal. Namun, di babak semifinal, mereka kalah oleh Atletico Madrid yang jauh lebih berpengalaman. Meski begitu, berkaca dari perjalanan Arsenal dan Liverpool, tim asal Inggris masih mampu tampil menawan di kompetisi Eropa.
Sejalan dengan menawannya permainan tim-tim asal Inggris ini, beberapa spekulasi pun menyeruak, salah satunya adalah kemungkinan Inggris mengirimkan lima wakil ke Liga Champions, seperti yang mereka lakukan pada musim 2017/2018 ini. Bahkan, sempat ada wacana Inggris mengirimkan enam wakil. Wacana yang cukup unik, tetapi tidak mungkin terjadi. Pasalnya, UEFA sudah menegaskan bahwa tiap-tiap negara hanya bisa mengirim maksimal lima wakil di fase grup Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Ya, Andai Liverpool dan Arsenal menjuarai Liga Champions dan Liga Europa musim ini, plus jika mereka finis di luar empat besar, tiga jatah sisa akan diberikan kepada penghuni peringkat satu sampai tiga di klasemen akhir Premier League. Peringkat empat? Mereka akan diberikan jatah bermain di Liga Europa.
Namun, wacana untuk melihat lima tim Inggris di Liga Champions musim depan pun terbilang sulit. Kenapa hal itu bisa terjadi? Berikut adalah faktor-faktor di baliknya.
Arsenal Gagal Juara Liga Europa
Pada musim 2017/2018, meski menduduki peringkat enam klasemen akhir Premier League musim 2016/2017, Manchester United tetap berhak atas satu jatah ke Liga Champions musim 2017/2018. Ini terjadi karena United sukses menjuarai Liga Europa musim 2016/2017.
ADVERTISEMENT
Suksesnya United menjuarai Liga Europa membuat Inggris mampu mengirimkan lima wakil ke ajang Liga Champions musim 2017/2018. Hal ini menjadi pencapaian tersendiri, apalagi lima wakil Inggris tersebut berhasil menembus fase gugur, walau tak semuanya mampu melaju jauh.
Namun, hal yang sama sukar untuk terjadi kembali pada musim 2018/2019 ini. Kegagalan Arsenal menjuarai Liga Europa, usai dikalahkan Atletico Madrid di babak semifinal, membuat peluang Inggris mengirim lima wakil ke Liga Champions musim depan menipis.
Pemain Atletico menahan sepakan pemain Arsenal. (Foto: Reuters / Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Atletico menahan sepakan pemain Arsenal. (Foto: Reuters / Dylan Martinez)
Arsenal gagal memanfaatkan kesempatan langsung lolosnya juara Liga Europa ke fase grup Liga Champions musim depan sebagai motivasi. Maka, dengan Arsenal yang sekarang menduduki peringkat enam, maka kemungkinan besar mereka akan melewatkan kembali kompetisi Liga Champions untuk musim depan.
ADVERTISEMENT
Regulasi dari UEFA Itu Sendiri
Di Liga Champions musim 2018/2019, ada regulasi baru yang diterapkan oleh UEFA soal total tim yang langsung lolos ke fase grup. Jika pada musim 2017/2018 hanya ada total 22 tim yang lolos langsung ke fase grup, di musim 2018/2019 ini, jumlah timnya ditambah menjadi 26 tim.
Rinciannya seperti ini: Empat tim teratas dari empat liga top Eropa (Spanyol, Jerman, Inggris, dan Italia), dua tim teratas dari liga urutan lima dan enam teratas Eropa (Prancis dan Rusia), juara dari liga urutan tujuh sampai sepuluh Eropa (Protugal, Ukraina, Belgia, dan Turki), juara bertahan, serta juara Liga Europa.
Namun, apabila nantinya ada juara bertahan yang sudah lolos lewat jalur liga, maka tempat kosong itu akan diisi oleh juara dari liga urutan 11 Eropa, Liga Republik Ceko. Kemudian jika ada juara Liga Europa yang juga lolos lewat jalur liga, maka tempatnya akan diisi oleh tim peringkat tiga Liga Prancis (Ligue 1).
ADVERTISEMENT
Mari kita terapkan aturan ini di Inggris. Sekarang, Liverpool berada di peringkat tiga klasemen sementara Premier League, dan kecil kemungkinan mereka akan terdampar ke peringkat lima. Jika ini terjadi (plus jika Liverpool juara Liga Champions), maka Inggris hanya akan mengirimkan empat wakil saja di Liga Champions musim 2018/2019, dan tempat milik Liverpool di jalur liga akan diserahkan ke juara Liga Republik Ceko.
Liverpool vs AS Roma (Foto: REUTERS/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool vs AS Roma (Foto: REUTERS/Max Rossi)
Cerita akan sedikit berbeda jika Liverpool juara Liga Champions dan mereka finis di luar posisi empat besar di liga. Misalkan seperti ini: Liverpool berada di peringkat lima klasemen akhir Premier League, tapi mereka menjuarai Liga Champions. Maka, jatah untuk tim Inggris tetap lima, karena tim peringkat empat klasemen akhir Premier League akan tetap dihitung masuk Liga Champions musim depan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, melihat hitung-hitungan di atas, empat wakil adalah hasil yang paling mungkin terjadi bagi Inggris untuk Liga Champions musim 2018/2019 nanti. Terkecuali jika ada aral yang membuat Liverpool mengakhiri musim di luar peringkat empat besar, maka Inggris akan bisa mengirimkan lagi lima wakilnya ke Liga Champions musim depan. Ya, tentu saja dengan catatan: Liverpool bisa mengalahkan Real Madrid di final Liga Champions.
***
Mengirimkan banyak wakil ke Liga Champions, bagi sebuah negara, adalah sebuah pencapaian tersendiri. Dengan mengirimkan banyak wakil, peluang sebuah negara untuk berprestasi di ajang Liga Champions menjadi semakin besar. Pada akhirnya, hal tersebut akan berpengaruh terhadap koefisien dari klub dan asosiasi tempat klub tersebut bernaung.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring dengan peraturan yang diterapkan oleh UEFA, tampak bahwa pembatasan ini lebih kepada sebuah pemerataan. Dengan membagi jatah seadil mungkin, maka tiap klub di Eropa memiliki kesempatan yang sama untuk menjuarai Liga Champions, meski memang dominasi Spanyol, Jerman, Inggris, dan Italia di Eropa tak terbantahkan sampai saat ini.