Alasan Conte Tolak Madrid: Tak Suka Ditunjuk di Tengah Musim

13 November 2018 4:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Conte saat melatih Juventus. (Foto: AFP/Francisco Leong)
zoom-in-whitePerbesar
Conte saat melatih Juventus. (Foto: AFP/Francisco Leong)
ADVERTISEMENT
Lebih baik memulai proyek sendiri daripada meneruskan tugas orang lain. Begitulah preferensi Antonio Conte yang tengah menganggur sejak didepak Chelsea pada Juli 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Mengambil tongkat estafet kepelatihan di tengah musim memang tak pernah berakhir baik untuk Conte. Lihat saja kiprahnya sebagai pelatih Atalanta yang dimulai pada September 2009. Dia sempat diprotes keras suporter garis keras klub akibat rangkaian hasil minor. Hingga akhirnya, Conte memutuskan mundur pada Januari tahun berikutnya.
Beda cerita ketika Conte memulai kariernya sejak awal musim. Siena diantarkan promosi ke Serie A pada 2010. Sementara itu, bersama Juventus dan Chelsea, sosok 49 tahun ini sukses menyumbangkan gelar juara liga.
Belajar dari pengalaman tersebut, Conte pun menolak pinangan Real Madrid yang datang dua pekan lalu. Tak peduli tim yang melamarnya merupakan juara Liga Champions tiga musim terakhir.
"Menimbang bagaimana karakter saya, lebih baik jika saya menunggu sampai Juni (2019) untuk menemukan pekerjaan baru," tutur Conte sebagaimana dilansir oleh Football Italia.
ADVERTISEMENT
"Namun, masa depan tidak bisa diprediksi. Saya mungkin saja mendapatkan hasrat kembali melatih dalam dua atau tiga pekan ke depan. Sehingga, apa yang saya katakan sekarang menjadi sebuah kebohongan," ujarnya mengimbuhkan.
Kalau boleh memilih, Conte juga ingin kembali ke Italia. Karena selain kualitasnya sudah terbukti lewat sumbangan tiga scudetti untuk Juventus, dia merasa lebih nyaman jika bekerja di negaranya sendiri.
Ya, Conte memang bukan sosok yang doyan merantau. Semasa masih bermain, dia cuma pernah berkarier di Italia dengan berseragam Lecce dan AC Milan.
Conte pada sebuah laga di Stamford Bridge. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Conte pada sebuah laga di Stamford Bridge. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
Tak jauh berbeda ketika beralih peran menjadi pelatih. Sebagian besar kariernya dihabiskan di Italia. Hanya dua tahun bersama Chelsea yang menjadi pengecualian. Itulah pengalaman pertamanya bekerja untuk klub Negeri Piza.
ADVERTISEMENT
"Saya juga tidak bisa menampik kemungkinan kembali ke Italia. Karena saya sendiri berasal dari sini. Ada rasa nyaman dan saya bisa bekerja tanpa harus pergi keluar negeri," ucap Conte.