Alexis Sanchez: Hidangan Mahal yang Tak Sedap di Lidah

18 Februari 2019 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexis Sanchez pada pertandingan menghadapi Valencia. Foto: Reuters/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Alexis Sanchez pada pertandingan menghadapi Valencia. Foto: Reuters/Phil Noble
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahu tidak, di jagat Instagram ada akun bernama Sadfood? Oke, Anda mungkin mulai bertanya apa kaitannya dengan kiprah Alexis Sanchez selama menjadi pemain Manchester United. Tapi, tolong, beri kami waktu sejenak untuk menjelaskan sebelum Anda buru-buru menutup tab peramban Anda. Kami takkan menipu Anda.
ADVERTISEMENT
Oke? Kalau sudah membaca sampai di sini, kami rasa Anda sudah setuju. Terima kasih.
Bayangkan begini. Setelah lelah bekerja selama lima hari, Anda ingin mengapresiasi diri sendiri dengan membeli makanan dan minuman lezat di akhir pekan. Anda berjalan keliling kota hingga menemukan sebuah restoran baru dengan desain interior dan eksterior yang membuat rasa penasaran membuncah.
Anda masuk, dan tanpa menengok harga lagi langsung memesan steak Wagyu untuk mengenyangkan perut dan Red Velvet sebagai pelepas dahaga. Tak lama, pesanan datang dan nafsu makan Anda tiba-tiba naik ke level yang sudah tidak wajar. Namun, rasa itu secepat kilat berubah menjadi kecewa.
Daging sapi yang Anda santap masih bau anyir, sementara Red Velvet yang Anda minum terasa seperti kue stroberi yang diblender. Kombinasi tersebut membuat tenggorokan Anda lengket. Anda tertunduk lesu, meratapi uang yang telah pergi, sambil berpikir apakah hidup ini masih ada artinya lagi.
ADVERTISEMENT
Well, cerita-cerita sedih macam inilah yang selalu muncul di Sadfood. Tapi, untungnya bagi para penikmat kuliner, mereka tak selalu menemukan makanan atau minuman yang membuat tenggorokan mereka menderita setiap minggunya. Dengan kata lain, duka salah beli kuliner akan cepat berlalu.
Kemudian bayangkan apa rasanya menjadi manajemen United yang harus membayar mahal Alexis Sanchez. Menurut L’Equipe, Sanchez menerima uang sebesar 500 ribu poundsterling per pekan (gaji termahal di Premier League saat ini). Tentu saja, itu belum menghitung bonus-bonus yang diterima Sanchez selama di United.
Alexis Sanchez terbaring di lapangan saat Manchester United melawan Reading. Foto: Phil Noble/Reuters
Ada biaya sebesar 1,1 juta poundsterling yang harus dibayarkan United kepada Sanchez sebagai ‘uang selamat datang’. Lalu, bonus sebesar 75 ribu poundsterling setiap penyerang berkebangsaan Cile itu tampil --di kompetisi apa pun.
ADVERTISEMENT
United juga perlu membayar 2 juta poundsterling jika Sachez berhasil terlibat langsung dalam terciptanya 40 gol di seluruh kompetisi. Sanchez juga bisa menerima uang 1 juta dan 500 ribu poundsterling jika United menjuarai Liga Champions dan Premier League.
Sangat banyak yang harus dibayar United. Bahkan, jika mengacu laporan The Guardian, gaji Sanchez ini memakan 10% total anggaran beban gaji United musim ini. Lantas, mengapa United setuju untuk membayar Sanchez dengan harga mahal?
Jawabannya sama seperti orang-orang membeli kuliner mahal: Ekspektasi.
Januari 2018, Sanchez terlihat sebagai komoditas menarik. Apalagi, Arsenal memang terpaksa menjualnya jika tak ingin melepas Sanchez secara gratis pada bursa transfer musim dingin 2018.
Sejak pindah dari Barcelona ke Arsenal pada bursa transfer musim panas 2014, Sanchez dikenal sebagai salah satu penyerang komplet terbaik di Premier League. Sosok yang sempat bermain untuk Udinese itu tak hanya jago dribel, tapi juga melancarkan umpan, tembakan, hingga turut membantu ketika diserang.
ADVERTISEMENT
Pemain Manchester United, Alexis Sanchez, melakukan tekel kepada pemain Paris Saint-Germain, Julian Draxler. Foto: Reuters/Phil Noble
Atribut ini kemudian dilengkapi dengan stamina Sanchez yang memang kuat. Sehingga, tak mengherankan jika Sanchez telah mencicipi seluruh posisi menyerang di Arsenal, dan bahkan pernah juga menjadi gelandang serang.
The Telegraph pernah merilis data menit bermain Sanchez sejak musim 2014/15. Dari situ, terlihat bahwa Sanchez memiliki persentase tampil lebih dari 79% dalam semusim untuk tim berjuluk The Gunners itu. Kepercayaan itu dibayar Sanchez dengan total 80 gol dan 45 assist.
Untuk memuluskan kedatangan Sanchez, United mengajak Arsenal melakukan tukar bantal. Jika Arsenal berikan United Sanchez, maka United akan memberikan Arsenal Henrikh Mkhitaryan. Ide ini disetujui Arsenal, sehingga Sanchez resmi menjadi pemain United di akhir bursa transfer musim panas 2018.
ADVERTISEMENT
Namun, ekspektasi besar yang datang dari harga mahal ini sejauh ini tak terbayar. Kondisi ini tentu saja membuat United pening dari pekan ke pekan. Musim lalu, persentase tampil Sanchez di United mencapai 86%. Sementara, angkanya musim ini menurun drastis menjadi 37%.
Penurunan menit bermain ini merupakan imbas dari kontribusinya yang minim. Musim lalu, Dia bisa mencetak 3 gol dan 5 assist di seluruh kompetisi. Sementara, Sanchez musim ini baru membukukan 2 gol dan 4 assist.
Alexis Sanchez dan Ole Gunnar Solskjaer. Foto: REUTERS/Hannah McKay
Ya, andai Sanchez adalah sebuan nama produk kuliner, mungkin dia telah masuk dalam Sadfood dan ditertawakan pengguna Instagram yang lain. Tapi, tidak, Sanchez adalah manusia, dan seperti manusia pada umumnya, pemain berusia 30 tahun itu juga menawarkan harapan. Setidaknya, begitulah yang diyakini Ole Gunnar Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Bagi manajer interim United sejak Desember 2018 itu, Sanchez gagal berpendar sejauh ini di United karena tidak beruntungan saja. Bukannya karena sudah waktunya menurun seperti yang ditakutkan banyak pihak.
“Dia (Sanchez) masih muda. Usianya memang telah 30 tahun, tapi dia masih bisa bermain untuk beberapa tahun lagi. Saya baru di sini selama dua bulan dan dia telah mengalami cedera. Jadi, sangat tak adil mengharapkannya langsung bermain bagus,” kata mantan pelatih Molde itu.
“Dia pemain dengan talenta yang bagus. Tapi, ada beberapa hal dari penampilannya yang harus dibenahi. Andai dia bisa mencetak gol, tentunya itu bisa membuat kepercayaan dirinya keluar semua,” lanjut Solskjaer dengan optimistis.
Solskjaer sendiri berencana untuk memainkan Sanchez ketika The Red Devils menghadapi Chelsea dalam laga putaran kelima Piala FA yang dihelat di Stamford Bridge, Selasa (19/2/2019) dini hari WIB. Di laga itu, takkan ada Anthony Martial dan Jesse Lingard, mengingat keduanya mengalami cedera otot.
ADVERTISEMENT
Jelas, laga ini merupakan panggung yang tepat bagi Sanchez membuktikan dia bukanlah 'hidangan' mahal tak lezat pencipta kekecewaan untuk United. Pertanyaannya, mampukah dia memanfaatkan kesempatan ini?