news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anfield Berkisah tentang Selebrasi Liar dan Apologia Klopp

3 Desember 2018 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Untold story about Merseyside Derby: Juergen Klopp in 'Baywatch Edition'. (Foto:  Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Untold story about Merseyside Derby: Juergen Klopp in 'Baywatch Edition'. (Foto: Reuters/Lee Smith)
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp merayakan gol kemenangan Liverpool di Derbi Merseyside dengan cara yang ekstravaganza. Ia berlari ke dalam lapangan dan memeluk penjaga gawang Alisson Becker.
ADVERTISEMENT
Perayaan gila, kata orang-orang. Perayaan liar, kata Klopp sendiri. Berhitung mundur, di sepanjang pertandingan, baik Liverpool maupun Everton memiliki peluang bejibun untuk menancapkan keunggulan pertama. Sialnya, gol tak kunjung menunjukkan wujudnya hingga laga berjalan 80 menit karena kedua tim sama-sama payah dalam penyelesaian akhir.
Klopp tak kehabisan akal, ia memasukkan tiga pemain penggantinya secara bertahap. Paling akhir, eks pelatih FC Mainz itu mengganti Roberto Firmino dengan Divock Origi pada menit ke-84. Tiga menit menjejakkan kaki ke atas rumput Anfield Stadium, peluang emas itu datang kembali kepada kubu tuan rumahnya. Hanya, situasi satu lawan satu dengan kiper tak cukup hebat untuk memampukan Origi mencetak gol.
Namun, malam itu benar-benar malamnya Origi. Saat laga ada di pengujung injury time, Origi mencetak gol penentu kemenangan pada menit 96. Cerita ini bermula dari eksekusi bola mati yang dilakukan Alisson di tengah lapangan. Kiper Timnas Brasil itu melancarkan umpan pendek ke Trent Alexander-Arnold yang melanjutkan aksi itu dengan umpan lambung.
ADVERTISEMENT
Bola itu disambut Virgil van Dijk dengan tendangan spekulasi yang mulanya terlihat tak berbahaya. Jordan Pickford kemudian melompat untuk memastikan upaya ini memang keluar lapangan. Tanpa disangka, bola justru belum keluar lapangan. Usai mengenai tiang, bola memantul, mengenai kaki Origi sebelum masuk ke gawang Everton.
Anfield kehilangan kewarasannya untuk seketika. Gol aneh bin ajaib inilah yang pada akhirnya yang mengantarkan Liverpool pada kemenangan 1-0 atas Everton. Kemenangan tipis sebagai ujung dari malam yang edan, kemenangan tipis yang memperpanjang catatan tanpa kekalahan The Reds di Premier League 2018/19.
Maka, yang kemudian membelalakkan mata siapa pun yang di Anfield atau yang menonton laga itu entah di belahan dunia mana, adalah perayaan gol itu. Klopp mempersetankan norma, menembus garis tepi yang memisahkannya dengan para pemain.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, mantan manajer Borussia Dortmund ini tak cuma menjelaskan tindakan yang katanya, dilakukan tanpa rencana itu--semuanya serba spontan. Ia pun meminta maaf kepada pelatih, Everton, Marco Silva, karena telah melakukan selebrasi yang cukup liar di pengujung laga.
"Seandainya saya dapat mendeskripsikan bagaimana perasaan saya setelah gol itu, maka saya akan dapat mengendalikan diri. Kami tidak ingin mencari pembenaran, tapi memang seperti itulah yang terjadi. Saya tidak yakin dengan apa yang akan dilakukan FA soal tindakan ini, tapi, saya akan menunggu," jelas Klopp kepada Skysport.
"Intensitas pertandingan ini benar-benar gila. Kedua tim memiliki banyak peluang. Kedua penjaga gawang tampil mengesankan. Kedua tim berusaha keras untuk tampil sebagai yang terbaik. Pertandingan ini sungguh hebat. Pada akhirnya, gol Origi itu memang aneh. Saya tidak dapat membayangkan seperti apa kekecewaan Everton. Tapi, kami sadar, untuk beberapa hal kami memang kelewatan. Kami menyadarinya. Tapi, ini adalah malam yang brilian," ucap Klopp.
ADVERTISEMENT