Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Real Madrid kini telah kembali menjadi Real Madrid dan semua itu terjadi berkat Santiago Solari. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, Solari mengusir mendung pekat yang sempat menggantung di langit Valdebebas. Pria Argentina itu membuat matahari kembali bersinar cerah mengiringi perjalanan El Real.
ADVERTISEMENT
Solari bukannya tak pernah tersandung. Baik di La Liga maupun Liga Champions, mantan pemain sayap itu sudah merasakan kekalahan. Real Sociedad mengalahkan Real Madrid di La Liga, sementara di Liga Champions ada CSKA Moskva sebagai antagonisnya. Namun, secara keseluruhan, Real Madrid sudah berubah. Bahkan, sudah 10 pertandingan lamanya mereka tak menelan kekalahan di semua ajang.
Kamis (13/2/2019) dini hari WIB, Real Madrid akan menjalani pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions menghadapi Ajax. Dengan semakin membaiknya permainan mereka, Real Madrid pun jadi tim yang lebih diunggulkan. Apalagi, mereka kini punya pemain andalan baru di lini depan bernama Vinicius Junior.
Meski demikian, Vinicius bukan satu-satunya pemain yang layak mendapat sorotan lebih saat Real Madrid berlaga di Johan Cruyff ArenA nanti. Sebab, pada laga itu ada pemain lain yang siap mencatatkan rekor spesial bersama Los Blancos. Dia adalah Sergio Ramos Garcia.
ADVERTISEMENT
Banyak dahi mengernyit ketika pada 2005 Real Madrid memboyong Ramos dari Sevilla dengan nilai transfer 27 juta poundsterling. Sebagai perbandingan, kala itu rekor pemain termahal dunia masih dipegang Zinedine Zidane dengan nilai 46,6 juta poundsterling. Ketika itu Ramos masih berusia 19 tahun dan harga transfernya tersebut masih membuat dirinya jadi remaja termahal Spanyol sampai saat ini.
Awalnya Ramos adalah seorang bek sayap. Dengan tubuh ceking dan rambut gondrongnya, Ramos dipercaya untuk menjaga sektor kanan pertahanan sekaligus membantu serangan. Peran tersebut dia lakoni sampai 2010 ketika Jose Mourinho datang dan memindahkannya secara permanen ke sentral pertahanan.
Nyatanya, sebagai bek tengah, Ramos jadi pemain yang lebih menonjol. Sejak 2010 itu, ada 17 trofi yang dipersembahkannya untuk Real Madrid. Sebelum itu, 'cuma' ada tiga gelar juara yang mampu dia sumbangkan untuk klub ibu kota Spanyol tersebut.
ADVERTISEMENT
Memang benar bahwa banyaknya jumlah trofi Ramos itu tidak serta merta didapat karena kontribusinya seorang. Ada faktor-faktor lain seperti Cristiano Ronaldo, Luka Modric, dan Gareth Bale yang wajib masuk pertimbangan. Namun, seperti kata Alex Ferguson, pertahanan adalah kunci bagi sebuah tim yang ingin memenangi gelar. Sebagai komandan lini belakang, Ramos adalah jantung pertahanan Real Madrid. Apalagi, saat ini dia berstatus sebagai kapten tim.
Pada pertandingan menghadapi Ajax nanti Ramos akan menjalani pertandingan ke-600 bersama Real Madrid. Ini adalah catatan spesial karena di atas Ramos hanya ada tiga nama yang sukses tampil lebih banyak untuk klub juara Liga Champions 13 kali itu. Mereka adalah Manolo Sanchis (710), Iker Casillas (725), dan Raul Gonzalez Blanco (741). Dengan penampilan ke-600 itu Ramos akan sejajar dengan Paco Gento dan Fernando Hierro.
ADVERTISEMENT
Jika tak ada aral yang datang mendadak, tentu Ramos akan diturunkan sebagai starter oleh Solari. Ajax adalah lawan yang tak mudah, terbukti dengan keberhasilan mereka menahan Bayern Muenchen dua kali di fase grup, dan Ramos akan jadi sosok yang tepat untuk memimpin Real Madrid melewati adangan tim asal Amsterdam tersebut.
Pada konferensi pers prapertandingan, Solari pun menegaskan betapa pentingnya Ramos untuk Real Madrid. "Dia sudah dan terus menjadi kapten yang fantastis. Kupikir, sangat luar biasa bagaimana dia mengemban tugas sebagai pemimpin," tutur Solari seperti dikutip dari Reuters.
Ramos sendiri, meskipun berposisi sebagai bek tengah, adalah pemain yang sangat produktif. Musim ini saja dia sudah mencetak 11 gol semua kompetisi —tertinggi kedua di Real Madrid. Plus, pemain 32 tahun ini punya kebiasaan mencetak gol krusial di laga-laga krusial seperti final Liga Champions. Maka, tidak salah apabila Real Madrid begitu bergantung kepada pria kelahiran Andalusia tersebut, termasuk saat berlaga di Amsterdam nanti.
ADVERTISEMENT