Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Angka-angka yang Terangkum dari Final Piala Liga
25 Februari 2019 8:03 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Butuh 120 menit plus adu penalti bagi Manchester City untuk meraih gelar juara Piala Liga 2018/19. Ini adalah gelar pertama mereka musim ini dan dengan demikian, kans untuk meraih quadruple (empat gelar dalam semusim) terjaga. Sebab, City masih bersaing dengan Liverpool di perburuan gelar Premier League dan mereka pun masih bertahan di Piala FA serta Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Sebelum adu penalti, pertandingan final Piala Liga yang mempertemuukan City dengan Chelsea di Wembley, Minggu (24/2/2019) malam WIB, tersebut berakhir tanpa gol. Jangankan gol, peluang yang tercipta juga tergolong minim untuk pertandingan selama dua jam. Total, kedua tim cuma membukukan 20 tembakan. Tiga belas dari kubu City, sisanya dari pihak Chelsea. Praktis, hal paling menarik perhatian dari laga itu adalah bagaimana kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, menolak untuk diganti.
Namun, selain insiden Kepa dan terjaganya kans quadruple City, ada beberapa data dan fakta lain yang layak untuk dikedepankan. Berikut kami sampaikan untuk Anda.
1) Gelar Back-to-back Pertama City
Sejak dibeli oleh Sheikh Mansour pada 2008, Manchester City menjelma jadi klub besar. Hampir setiap musim setelah itu mereka selalu menjadi penantang serius bagi perburuan gelar juara di tiap ajang yang diikuti. Sejauh ini, rezim Sheikh Mansour sudah memproduksi 10 gelar bagi The Citizens.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, baru kali ini, di ajang Piala Liga, City akhirnya bisa merasakan gelar back-to-back. Ya, untuk pertama kalinya dalam sejarah City berhasil mempertahankan sebuah trofi. Bagi sang pelatih, Pep Guardiola, ini merupakan gelar keempatnya selama menangani City.
2) Gelar Spesial Vincent Kompany
Kompany memang tidak bermain sejak awal pada laga final melawan Chelsea. Dia baru dipercaya turun ketika Aymeric Laporte mengalami cedera. Di lapangan, Kompany mampu membimbing rekan-rekannya sampai akhirnya bisa meraih kemenangan. Bagi pria Belgia tersebut, keberhasilan ini merupakan yang keempat di ajang Piala Liga. Kompany pun jadi pemain dengan gelar Piala Liga terbanyak dalam sejarah.
3) City Spesialis Adu Penalti
Tidaklah mengherankan jika Manchester City akhirnya berhasil memetik kemenangan via adu penalti. Sebab, tim satu ini memang sudah teruji dalam menghadapi babak tos-tosan. Berdasarkan data Transfermarkt, City sejauh ini sudah memenangi enam adu penalti secara beruntun.
ADVERTISEMENT
Menariknya, rangkaian kemenangan ini dimulai pada musim pertama era kepemilikan Sheikh Mansour yakni pada musim 2008/09. Kala itu City menang 4-3 atas Aalborg BK di 16 besar Piala UEFA. Setelah itu, semua adu penalti yang dimenangi City terjadi di ajang domestik.
Nah, bicara soal ajang domestik, pada 2016 silam, City juga sudah pernah memenangi adu penalti di final Piala Liga. Kala itu lawan yang dihadapi adalah Liverpool. Willy Caballero tampil heroik sebagai kiper City kala itu dengan membuat tiga penyelamatan yang membawa timnya menang 4-2.
4) Zinchenko dan Bernardo Pemain City Paling Menonjol
Ya, bukan Kevin de Bruyne, David Silva, atau Sergio Aguero, melainkan Oleksandr Zinchenko dan Bernardo Silva pemain Manchester City yang paling menonjol. Bedanya, Zinchenko tampil apik dalam bertahan, Bernardo saat menyerang.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Squawka, Zinchenko sanggup melancarkan 8 tekel berhasil sepanjang laga yang merupakan jumlah terbanyak. Bahkan, N'Golo Kante (7 tekel) pun kalah dari pemuda Ukraina tersebut. Sementara, Bernardo unggul dalam urusan melewati lawan. Total, pemain asal Portugal itu sanggup mencatatkan 7 take-ons sepanjang pertandingan.
5) Eden Hazard Pemain Chelsea Paling Cemerlang
Chelsea boleh kalah, tetapi mereka tidak tampil buruk. Apa yang dilakukan Hazard sepanjang laga bisa jadi bukti bahwa Chelsea sebenarnya punya kans sama besarnya untuk memenangi laga.
Sepanjang pertandingan, Hazard mampu melewati lawan sebanyak 8 kali dengan rasio keberhasilan 100%. Ini membuatnya berada di atas Bernardo untuk urusan mengelabui lawan.
Selain itu, pemain Belgia ini juga sanggup menorehkan 2 tembakan, 2 umpan silang, bahkan 1 intersep serta 1 sapuan. Plus, Hazard mampu membuat lawan melanggarnya 6 kali untuk menciptakan situasi bola mati.
ADVERTISEMENT