Aubameyang dan Lacazette Menangkan Arsenal atas Cardiff City

30 Januari 2019 4:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aubameyang merayakan gol ke gawang Cardiff City. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Aubameyang merayakan gol ke gawang Cardiff City. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Arsenal sukses memetik poin penuh kala menjamu Cardiff Ciity di pertandingan pekan ke-24 Premier League, Rabu (30/1/2019) dini hari WIB. Pada pertandingan yang dihelat di Emirates Stadium itu The Gunners menang 2-1.
ADVERTISEMENT
Pierre-Emerick Aubameyang (66') dan Alexandre Lacazette (83') jadi pencetak gol Arsenal. Satu gol balasan Cardiff dicetak oleh Nathaniel Mendez-Laing pada menit ketiga injury time babak kedua.
Dengan hasil ini, Arsenal pun sampai saat ini masih bisa mempertahankan posisi mereka di urutan lima klasemen dengan koleksi 47 poin. Sementara, Cardiff belum bisa beranjak dari zona degradasi.
***
Mesut Oezil kembali ke sebelas awal Arsenal dan dipercaya menjadi kapten oleh Unai Emery pada pertandingan ini. Oezil bermain sebagai gelandang serang dalam formasi 4-3-1-2 di belakang duet Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette. Di belakang, Shkodran Mustafi dan Natxo Monreal ditugasi menjaga sentral pertahanan.
Kembalinya Oezil memang pantas menjadi bahasan utama, tetapi ada yang lebih penting dari itu. Dalam daftar susunan pemain yang dirilis Arsenal, tertera nama Emiliano Sala, calon pemain anyar Cardiff City yang sampai saat ini masih belum ditemukan. Sala menjadi bagian dari pemain cadangan Bluebirds.
ADVERTISEMENT
Di bawah guyuran hujan, Arsenal memulai laga dengan tempo cepat dengan umpan pendek dari kaki ke kaki. Akan tetapi, mereka langsung mendapatkan perlawanan sengit dari Cardiff yang melakukan pressing sampai ke depan duo bek tengah Arsenal. Aksi para pemain tim tamu itu pun membuat Arsenal kesulitan mengembangkan permainan.
Justru, Cardiff-lah yang kemudian menguasai permainan walau tidak mendominasi kepemilikan bola. Lewat pressing-nya itu mereka mendikte lawan dengan memaksa pemain-pemain tengah dan belakang Arsenal berbuat kesalahan di area-area berbahaya.
Arsenal baru mulai bisa lepas dari tekanan Cardiff selepas menit ke-15. Namun, bukan berarti mereka bisa dengan mudah menciptakan kans begitu saja. Ketiadaan pemain sayap murni membuat Arsenal hanya punya satu opsi untuk menyerang, yaitu lewat tengah, dan di area itu Cardiff selalu menumpuk pemain.
ADVERTISEMENT
Sulitnya Arsenal menyerang itu dimanfaatkan Cardiff dengan mengorganisasi ulang sistem bermainnya. Hasilnya, pada akhir-akhir babak pertama anak-anak asuh Neil Warnock ini jadi lebih kerap melancarkan serangan. Akan tetapi, serangan-serangan itu tak mampu dieksekusi dengan baik, khususnya jika telah memasuki tahap akhir.
Dengan situasi seperti itu, laga babak pertama pun berakhir imbang tanpa gol.
Shkodran Mustafi berduel dengan Callum Paterson. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Shkodran Mustafi berduel dengan Callum Paterson. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
Mandeknya serangan di babak pertama membuat Emery membuat perubahan. Alex Iwobi dimasukkan menggantikan Mohamed Elneny dan formasi Arsenal pun berubah menjadi 4-2-3-1. Formasi ini membuat Arsenal lebih leluasa dalam membongkar barisan tengah Cardiff.
Kemudahan itu hanya didapat Arsenal pada menit-menit awal babak kedua. Setelah itu, Burnley memilih untuk bertahan di kedalaman. Namun, cara tersebut akhirnya jadi senjata makan tuan. Arsenal yang gencar menyerang mendapat hadiah penalti setelah Bruno Ecuele Manga mengganjal Sead Kolasinac di kotak penalti. Sebagai algojo, Aubameyang sukses menunaikan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Gol Aubameyang tadi membangkitkan amarah para pemain Cardiff. Dengan berbagai upaya sporadis mereka coba menciptakan gol penyama kedudukan. Namun, sifatnya yang sporadis itu membikin tekanan-tekanan Cardiff jadi gampang dipatahkan.
Di sisi lain, Arsenal sendiri tampak tak begitu berminat untuk mencetak gol kedua. Mereka bermain menunggu dengan mengandalkan serangan balik. Namun, justru cara inilah yang terbukti efektif. Dari sinilah gol Lacazette terciipta pada menit ke-83. Meski sempat terjatuh, striker Prancis itu mampu berakselerasi dengan apik sebelum membobol gawang Neil Etheridge.
Gol Lacazette itu akhirnya membuat Arsenal betul-betul terbuai. Itu membuat mereka lengah hingga akhirnya kebobolan di masa injury time lewat aksi Nathaniel Mendez-Laing. Meski begitu, ketika wasit meniup peluit panjang, Arsenal masih bisa mempertahankan kemenangan.
ADVERTISEMENT