Bagi Burnley, 40 Poin Saja Sudah Cukup

25 Desember 2017 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Burnley merayakan kemenangan. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Burnley merayakan kemenangan. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
ADVERTISEMENT
Boleh jadi, kala kita menurunkan ekspektasi dan sangat fokus, kita akan mampu melakukan satu hal yang tak kita duga-duga kita mampu melakukannya.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2015/16, ada sebuah kisah indah yang muncul dari tanah Inggris. Sebuah klub, yang nasibnya persis seperti Cinderella, berhasil membuat haru semua orang. Sebuah klub yang tak pernah masuk htiungan, namun berhasil meraih trofi Premier League.
Tim ini membangun kesatuan yang padu di bawah naungan manajer mereka kala itu, Claudio Ranieri.
Di lini depan, ada Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang saling bahu membahu. Di tengah, ada duet maut N’Golo Kante dan Danny Drinkwater yang membangun lini tengah yang solid. Sementara, Robert Huth dan Wes Morgan meringankan beban Kasper Schmeichel yang bertugas menjaga mistar gawang.
Tim ini bernama Leicester City. Kalau Anda bertanya kepada Leicester apa rahasia juara mereka, mereka akan menjawab dengan singkat: 40 poin. Ya, 40 poin. Secara matematis, angka itu adalah angka yang paling aman agar mereka tetap bertahan di Premier League.
ADVERTISEMENT
Musim ini, ada kisah semacam Leicester lagi di Premier League. Kisah itu dilakoni oleh Burnley.
Oke lah, tim yang bermarkas di Turf Moor itu barangkali takkan bisa secara mengejutkan menjadi kampiun pada paruh musim. Namun, tetap saja, harus diakui bahwa pencapaian mereka mengesankan. Sean Dyche, manajer Burnley, berhasil membangun tim ini dengan mentalitas yang garang seperti pitbull.
Burnley kini berada di peringkat ketujuh dengan 32 poin. Dengan catatan 9 kemenangan, 5 kali imbang, dan 5 kali kalah musim ini, banyak orang bilang bahwa Burnley bisa jadi turut serta ke kompetisi Eropa musim depan. Padahal di awal musim, Burnley adalah salah satu klub yang difavoritkan akan terdegradasi.
Nick Pope hampir selalu bermain solid menjaga mistar gawang. Ia dibantu oleh James Tarkowski dan Kevin Long di lini belakang. Kemudian, ada Jack Cork dan Steven Defour di lini tengah. Lalu, di depan ada Chris Wood yang disokong oleh Jeff Hendrick.
ADVERTISEMENT
Dengan pencapaian impresif itu, target Burnley pun tidak kemudian jadi berlebihan. Sama dengan Leicester, mereka menargetkan 40 poin untuk musim ini. Kedua tim ini sama-sama takut degradasi dan ini yang membuat mereka bisa sampai melampaui ekspektasi mereka. Scott Arfield, winger andalan Burnley, menyatakan bahwa ia menikmati momentum yang kini ada di sisi Burnley saat ini.
Selebrasi Scott Arfield. (Foto: Reuters/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Scott Arfield. (Foto: Reuters/Phil Noble)
“Ketika kamu punya momentum, apa pun bisa terjadi dan itulah yang menggerakkan kami musim ini,” ujar Arfield, sebagaimana dilansir Mirror.
“Dari awal musim, saat bertandang ke Chelsea, kamu bisa lihat mentalitas pemain. Menang melawan Chelsea, pulang dari Stamford Bridge dengan tiga poin, adalah pencapaian yang masif untuk kami. Itu memberikan kami kepercayaan diri. Lalu, kami berhasil mengimbangi Tottenham dan Liverpool. Kami pun kini sangat, sangat gembira," lanjut pemain 29 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Arfield yang terkesan dengan Burnley saat ini. Seven Defour juga merasakan perasaan yang serupa. Baginya, tim ini adalah tim dengan mentalitas paling hebat yang pernah ia rasakan selama kariernya.
“Semua pemain bekerja untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bahkan, pemain yang jarang bermain juga menunjukkan bahwa mereka penting juga. Itu hal yang luar baisa musim ini,” ujar eks-pemain Standard Liege itu, sebagaimana dikutip dari Lanchashire Telegraph. “Itu membuat kami kuat dan kami bisa bersama di luar sepak bola. Itu sangat membantu. Itu adalah alasan kenapa kamu bertarung demi satu sama lain di lapangan.”
Dalam laga termutahirnya menghadapi Tottenham Hotspur, Minggu (24/12/2017), lalu Burnley memang kalah 0-3. Akan tetapi, dengan mentalitas yang dimiliki The Clarets, Manchester United tetap kudu berhati-hati saat bertemu dengan mereka, Selasa (26/12) malam.
ADVERTISEMENT