Barcelona Kritik Spanyol Atas Hukuman Penjara Pemimpin Catalunya

15 Oktober 2019 1:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta pawai Catalunya Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
zoom-in-whitePerbesar
Peserta pawai Catalunya Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
ADVERTISEMENT
Barcelona melayangkan kritik kepada pemerintah Spanyol atas hukuman yang diberikan kepada sejumlah pemimpin Catalunya. Blaugrana menilai bahwa vonis hukuman penjara bukan cara terbaik untuk menyikapi konflik.
ADVERTISEMENT
Mahkamah Agung Spanyol diwartakan telah menjatuhkan vonis hukuman penjara kepada sembilan orang pemimpin Catalunya. Mereka divonis lantaran upaya memerdekakan Catalunya dari Spanyol pada 2017 lalu.
Hukuman yang dijatuhi kepada sembilan orang tersebut beragam, mulai dari sembilan hingga 13 tahun kurungan. Vonis yang diberikan lebih rendah dari tuntutan jaksa. Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman 25 tahun penjara kepada Wakil Presiden Catalunya, Oriol Junqueras.
Junqueras tetap mendapat hukuman paling berat, yakni vonis penjara 13 tahun. Sementara Ketua Parlemen Catalunya, Carme Forcadell, divonis 11 tahun enam bulan penjara. Sebanyak dua orang pemimpin Catalunya lainnya, Jordi Sanchez dan Jordi Cuaxart, divonis kurungan sembilan tahun.
"FC Barcelona sebagai salah satu referensi (lembaga) Catalunya, sesuai dengan lintasan historisnya, menyatakan pembelaan kebebasan berekspresi dan hak untuk memutuskan setelah hukuman yang dikeluarkan Mahkamah Agung (Spanyol) terkait proses terbuka melawan pemimpin sipil dan politik Catalunya," tulis pernyataan resmi Barcelona.
ADVERTISEMENT
"Penahanan praperadilan tidak membantu menyelesaikan konflik, karena penjara bukanlah solusi. Penyelesaian konflik yang dialami Catalunya secara eksklusif melalui dialog politik," lanjut pernyataan itu.
"Klub meminta semua pembuat kebijakan memimpin proses dialog dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik yang juga harus memungkinkan pembebasan para pemimpin sipil dan politik yang dihukum. Barcelona juga menyatakan semua dukungan dan solidaritas kepada keluarga mereka yang dirampas kebebasannya," ujar jawara bertahan La Liga itu.
Pique, salah satu corong masyarakat Catalunya. Foto: Reuters/Sergio Perez
Konflik terjadi ketika 1 Oktober 2017 lalu Catalunya hampir berpisah dengan Spanyol. Setelah referendum, secara sepihak Catalunya mendeklarasikan kemerdekaan. Tindakan tersebut memicu kerusuhan di seantero Catalunya.
Sebagai kesebelasan terbesar yang tidak hanya mewakili kota Barcelona, tetapi juga rakyat Catalunya, El Barca sempat menyatakan sikap mendukung penuh referendum itu. Bek mereka, Gerard Pique, juga bersuara lantang memberikan dukungan. Demikian pula dengan eks-pelatih mereka, Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut melahirkan isu bahwa Barcelona bisa saja tidak akan berkompetisi lagi di La Liga dan Ligue 1 sempat diisukan menjadi salah satu destinasi selanjutnya untuk Los Cules. Namun seiring meredanya konflik, Barcelona tetap bertahan di sepak bola Spanyol.