Bersikap Masa Bodoh ala Jose Mourinho

1 September 2018 0:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apakah salam perpisahan dari Mourinho untuk United jatuh di musim ini? (Foto:  Reuters / John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Apakah salam perpisahan dari Mourinho untuk United jatuh di musim ini? (Foto: Reuters / John Sibley)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mark Manson dalam bukunya bertajuk 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat' menerangkan bahwa sikap masa bodoh bukan berarti bersikap tak peduli dengan segala hal, melainkan tahu mana yang menjadi fokus dan prioritas dalam menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Sebab, lanjut Manson, jika seseorang memedulikan segala hal dalam hidupnya, kebahagiaan perlahan menjauh dan lambat laun menghilang. Sikap masa bodoh yang ditulis Manson itu benar-benar diejawantahkan oleh manajer Manchester United, Jose Mourinho.
United sendiri menjalani tiga laga perdana Premier League musim 2018/19 dengan buruk. Selama periode tersebut, The Red Devils menelan dua kekalahan -dari Brighton and Hove Albion dan Tottenham Hotspur. Hasil minor itu memberikan rapor buruk bagi 'Setan Merah'.
Dua kekalahan itu membuat rekor buruk 26 tahun silam terulang. Ya, United terakhir kali menelan dua kali kalah dalam tiga laga pertama pada musim 1992/93. Kala itu, United kalah dari Sheffield United dengan skor 1-2 pada partai pembuka. Pekan selanjutnya, 'Setan Merah' kalah dari Everton dengan skor 0-1.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, tujuh gol yang bersarang ke gawang United dalam rentang waktu yang sama menjadi catatan terburuk dalam 49 tahun terakhir. Lalu, kapan terakhir United kalah di kandang dengan kebobolan tiga gol atau lebih? Itu terakhir kali terjadi musim 2014/15 ketika United keok 2-4 dari Manchester City.
Namun, apakah setumpuk rapor buruk United itu membuat Mourinho mengakui kegagalan dan kejatuhannya? Tentu saja tidak. Mourinho tak tertarik membahas capaian negatif United musim ini. Sosok berusia 55 tahun itu tak mau mengabaikan prestasi-prestasi yang pernah dia ukir.
Sebab, menurut Mourinho, mengacu perkataan salah satu filsuf tersohor, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, kesuksesan atau kegagalan seseorang harus diukur secara keseluruhan.
"Saya bukan cuma manajer salah satu klub terhebat di dunia, tetapi juga manajer terhebat di dunia. Apakah anda pernah membaca karya Hegel? Coba Anda luangkan waktu untuk membacanya. Hegel pernah mengatakan, kebenaran adalah keseluruhan (yang benar adalah yang menyeluruh -red)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pemain Manchester United rayakan gol Alexis Sanchez (Foto: Jasen Vinlove-USA TODAY Sports/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Manchester United rayakan gol Alexis Sanchez (Foto: Jasen Vinlove-USA TODAY Sports/REUTERS)
Simpulan dari kutipan itu adalah bahwa keseluruhan riwayat hidup Mourinho harus dipertimbangkan sebelum memberikan penilaian kepada dirinya -apakah dia berhasil atau gagal.
Jika merujuk pada prestasi yang pernah didapatnya, Mourinho adalah manajer sukses. Pria kelahiran Setubal, Portugal, itu telah mengoleksi delapan trofi liga dari empat negara berbeda. Hebatnya, tiga di antaranya merupakan trofi Premier League. Maka itu, Mourinho tetap akan menganggap dirinya sebagai juru taktik terbaik di dunia kendati belum berhasil mendapatkan trofi liga kesembilan.
"Musim lalu kami menjalani musim yang fantastis. Kami memenangi Liga Europa. Saya menganalisis kinerja saya, diri saya sendiri. Bagi saya, yang paling penting adalah apa yang saya pikirkan daripada apa yang Anda pikirkan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kami adalah tim Inggris terakhir yang memenangi Liga Europa. Saya memenangi delapan gelaran (secara keseluruhan), saya menjadi satu-satunya manajer di dunia yang menangi kompetisi di Italia, Spanyol, dan Inggris. Dan itu bukan gelar yang saya dapat di kompetisi kecil. Musim lalu, kami juga berada di posisi kedua."
Ya, begitulah Mourinho. Dia tahu apa yang menjadi fokus dan prioritas dalam hidupnya. Di tengah kritik dan celaan, Mourinho tetap akan menjadi yang terbaik. Kalaupun tidak bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri.