Bertabur Pengalaman, Buffon Belum Tentu Jadi Kiper Utama PSG

30 Juli 2018 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buffon menjadi pemain PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon menjadi pemain PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak ada yang meragukan pengalaman dan kemampuan dari Gianluigi Buffon. Berbagai gelar prestisius sudah pernah dia raih, kecuali gelar Liga Champions. Namun, di Paris Saint-Germain (PSG), dia belum pasti dapat tempat di tim inti.
ADVERTISEMENT
Pada 6 Juni 2018, Buffon membuka lembaran baru dalam karier sepak bolanya. Usai 24 tahun berkarier di Italia, pemain kelahiran Carrara tersebut mengambil langkah yang cukup berani. Dia memutuskan untuk hijrah ke PSG. Buffon memutuskan untuk bermain di luar Italia.
Menyoal kepindahannya ke PSG ini, Buffon mengaku bahagia. Dia ingin terlibat dalam sebuah proyek ambisius. Dan di ranah sepak bola, PSG masuk kategori klub ambisius. Inilah yang membuatnya berani mengambil keputusan meninggalkan Italia dan melanjutkan karier bersama PSG.
"Saya memang sudah mengikuti perkembangan PSG dalam beberapa tahun terakhir. Saya mengetahui bagaimana mimpi klub dan suporternya. Saya akan mengerahkan seluruh energi dan mentransfer pengalaman yang ada untuk membantu klub mencapai tujuan pada masa mendatang," ujar Buffon.
ADVERTISEMENT
Bersama PSG, sejauh ini Buffon sudah dua kali menjadi pemain inti, yaitu ketika PSG menjalani ajang International Champions Cup (ICC) 2018 menghadapi Bayern Muenchen dan Arsenal. Dalam dua laga tersebut, PSG menderita kekalahan, masing-masing dengan skor 1-3 (melawan Bayern) dan 1-5 (melawan Arsenal).
Meski datang sebagai pemain berpengalaman, tak ada jaminan bagi Buffon untuk langsung menjadi pemain inti di kompetisi resmi musim 2018/2019 nanti. Ada nama Alphonse Areola dan Kevin Trapp yang akan menjadi pesaing Buffon. Bersaing dengan penjaga gawang yang lebih muda, Buffon mengaku siap jika memang itu harus dilakukan agar mendapat posisi pemain inti.
"Saya belum bicara dengan siapa pun. Namun, di sini saya akan mengatakan satu hal: Selama 24 tahun karier saya sebagai kiper, tak ada satu pelatih pun yang bilang kepada saya seperti ini 'kamu akan menjadi kiper utama'. Saya percaya bahwa harus ada latihan keras yang dijalani dan kesiapan mental ketika ditunjuk menjadi kiper utama," ujar Buffon dilansir FourFourTwo.
ADVERTISEMENT
"Jadi, sekali lagi saya bersiap untuk bersaing kembali, melakukan yang terbaik, siap kapan pun ketika pelatih mempercayakan posisi kiper kepada saya. Tapi, saya juga di sini menolong kiper-kiper yang lain. Jadi, saya memiliki dua tugas di sini," katanya menambahkan.
Gianluigi Buffon menjalani sesi perkenalan bersama Paris Saint-Germain di Parc des Princes. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Gianluigi Buffon menjalani sesi perkenalan bersama Paris Saint-Germain di Parc des Princes. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
Banting stir dengan memilih berkarier di luar negeri bukanlah pekerjaan yang mudah bagi siapapun, termasuk Buffon. Ketika dia memutuskan untuk berkarier di luar Italia, semua terkejut. Tapi, sejauh ini, dia merasa betah-betah saja tinggal di Paris. Dia sedang menjalani sebuah tantangan baru, yaitu bermain di luar Italia.
"Jika saya memilih untuk terus bermain dan menerima tantangan ini (main di luar Italia), itu karena saya suka tantangan. Saya suka melakukan segala hal dengan baik dan saya senang menyelesaikan pekerjaan saya dengan cara yang baik pula," ujar Buffon.
ADVERTISEMENT
"Inilah (bermain baik) tantangan yang saya sukai dan salah satu hal yang membuat saya masih bermain sampai saat ini. Saya ingin melalui tantangan ini dengan pertolongan oroang-orang di sekitar saya, karena saya tidak pernah bisa melakukannya seorang diri," tambahnya.