BJ Habibie: Suka Renang, tapi Cukup Lekat dengan Sepak Bola

11 September 2019 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie merekam rekaman dengan kamera video ini ketika ia duduk bersama para hadirin untuk mendengarkan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidatonya di Universitas Indonesia di Jakarta pada 10 November 2010. Foto: AFP/BARBARA WALTON
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie merekam rekaman dengan kamera video ini ketika ia duduk bersama para hadirin untuk mendengarkan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidatonya di Universitas Indonesia di Jakarta pada 10 November 2010. Foto: AFP/BARBARA WALTON
ADVERTISEMENT
Satu-satunya olahraga yang benar-benar digemari BJ Habibie adalah renang. Sepak bola? Duh, jangan tanya. Ia mengaku tak pernah menggemari olahraga terpopuler sejagat itu.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, Presiden Indonesia ke-3 tersebut sejatinya terbilang dekat dengan sepak bola, terutama dari keluarganya. Sang ayah, misalnya, pernah menjadi seorang pemain sepak bola.
Bukan pemain terkenal macam Maulwi Saelan atau Anjas Asmara, memang. Cuma level daerah. Di Bogor.
Presiden Indonesia B.J. Habibie saat wawancara dengan wartawan di kantor Presiden Bina Graha di Jakarta 11 Juli 1998. Foto: AFP/KEMAL JUFR
Tapi, Habibie ingat betul bagaimana kegilaan ayahnya itu akan sepak bola. Kalau sudah urusan sepak bola, katanya suatu kali, semangatnya amat luar biasa.
Selain ayah, adiknya, Rully Habibie, juga bersinggungan langsung dengan sepak bola. Selama beberapa tahun ia pernah menjabat sebagai CEO PSM Makassar.
Ada pula cucunya, Rafid Habibie. Yang satu ini bahkan tengah meniti jembatan menuju karier pesepakbola profesional. Ia juga sempat dipanggil latihan Timnas Indonesia U-19.
ADVERTISEMENT
Rafid Habibie, cucu BJ Habibie. Foto: Ade Nurhaliza/kumparan
Di luar urusan keluarga, nama Habibie sendiri pernah dijadikan sebagai sebutan untuk sebuah turnamen: Habibie Cup. Ini adalah turnamen tertua di wilayah Sulawesi Selatan.
Turnamen yang mulai dihelat pada 1990 itu sengaja diberi nama Habibie Cup karena panitia mengaku butuh ikon lokal Sulawesi. Di antara nama-nama yang ada, tercetuslah nama Habibie.
Sosok kelahiran Pare-pare ini dianggap sebagai representasi paling pas sebab namanya tengah banyak dikenal. Waktu itu, Habibie menjabat sebagai Menristek sekaligus ketua BPPT.
Lebih lanjut, turnamen ini diselenggarakan atas dasar kebutuhan akan talenta lokal. Seiring berjalannya waktu, tujuan itu pun tercapai.
Ini dibuktikan dengan lahirnya nama-nama macam Ronny Ririn, Andi Oddang, Irsyad Aras, Hamka Hamzah, hingga Syamsul Chaeruddin.
ADVERTISEMENT
Pemain Arema FC Nur Hadianto (kiri) berselebrasi bersama rekan setimnya, Hamka Hamzah usai membobol gawang klub Persija Jakarta dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Selain melahirkan sejumlah bintang, juga penggunaan nama Habibie sendiri, Habibie Cup juga sempat tenar karena hadirnya nama-nama besar pada gelaran 2015 lalu.
Sebut saja nama Evan Dimas, Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, Otavio Dutra, Makan Konate, Patrich Wanggai, dan bahkan Boaz Solossa.
Waktu itu, sepak bola Indonesia tengah mati suri karena hukuman FIFA. Inilah yang membuat para pemain top tersebut coba mencicipi Habibie Cup.
Sayangnya, itu adalah turnamen terakhir. Hingga 2019, Habibie Cup belum pernah lagi dihelat.
***
Begitulah. Sejak dulu hingga ia wafat pada Rabu (11/9/2019) malam, Habibie memang tak pernah menggilai sepak bola.
Namun, dari cerita-cerita di atas kita tahu bahwa sebetulnya ia amat dekat dengan olahraga sebelas lawan sebelas itu. Karena itulah, sebagai penggila bola, juga bangsa Indonesia, rasanya kita akan sangat kehilangan sosok genius ini.
ADVERTISEMENT
Selamat jalan, Pak.