Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Bek tengah muda penuh talenta, Matthijs de Ligt , menepis anggapan bahwa ia seharusnya bergabung bersama Barcelona. De Ligt menegaskan bahwa pindah ke Juventus adalah keputusan pribadinya, dan ia yakin klub raksasa Italia itu adalah yang terbaik untuknya.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, De Ligt memang tengah diterpa pertanyaan dan kritik menyoal keputusannya untuk menampik Barcelona. Mereka yang mengkritik menyebut, penggawa Timnas Belanda itu memilih Juventus yang menawarkan uang lebih banyak ketimbang Barcelona.
Kritik serupa tak hanya datang dari warganet. Pada Mei 2019 lalu, jurnalis asal Belanda, Hugo Borst, menuding De Ligt sebagai seseorang yang serakah dengan pindah ke Juventus.
“Apabila ia (De Ligt) dapat memilih Barcelona, Real Madrid, atau klub di Premier League, ia dapat berkembang. Juventus? Klub itu dijamin akan memenangi liga tiap tahunnya. Mengapa ia ingin pergi ke Italia? (Mino) Raiola kabarnya meminta gaji sampai 14 juta euro. Sejak kapan De Ligt menjadi serakah?” ujar Borst, dikutip dari Sport, salah satu media yang berbasis di Barcelona.
ADVERTISEMENT
De Ligt tampaknya gerah dengan kritikan semacam ini. Selain membungkam kritik yang menerpanya, pemuda berusia 19 tahun itu juga menegaskan bahwa satu-satunya aspek yang memengaruhinya untuk memilih klub tujuannya adalah perkembangan dirinya sendiri.
“Saya tidak menaruh banyak perhatian terhadap itu (kritik), tetapi sejujurnya saya terkejut. Semua orang berpikir saya seharusnya pergi ke Barcelona. Namun, keputusan ada di tangan saya. Saya murni memilih demi perkembangan saya, dan Juventus adalah pilihan yang paling tepat,” ungkap De Ligt, dilansir oleh De Telegraaf.
Penjelasan De Ligt terasa masuk akal. Pasalnya, menit bermain yang ia dapatkan di Juventus besar kemungkinan lebih besar ketimbang di Barcelona.
Saat ini, Ernesto Valverde yang melatih Barcelona menggunakan empat bek dalam skemanya. Di posisi bek tengah, Blaugrana masih memiliki dua sosok besar dalam diri Gerard Pique dan Samuel Umtiti. Sulit rasanya membayangkan De Ligt akan menggeser dua pemain ini.
ADVERTISEMENT
Selain Pique dan Umtiti, Barcelona masih memiliki Clement Lenglet, Thomas Vermaelen, dan bek muda asal Prancis yang seumuran dengan De Ligt, Jean-Clair Todibo. Meskipun kualitas De Ligt lebih bagus ketimbang tiga bek ini, prioritas Barcelona mesti dipertanyakan apabila memilih untuk merekrutnya.
Sementara, peluang De Ligt untuk menjadi starter di Juventus terbilang besar. Pelatih anyar Juventus, Maurizio Sarri, menyukai skema yang menggunakan tiga bek tengah. Dari situ, De Ligt akan menjadi pelengkap sempurna dua bek tengah veteran Juventus, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci.
Di satu sisi, De Ligt jelas akan menjadi pilihan utama ketimbang bek-bek tengah Juventus lainnya, seperti Daniele Rugani dan Merih Demiral.
Selain alasan itu, De Ligt mengakui bahwa Juventus benar-benar membuatnya merasa yakin. Tak mengherankan, mengingat ‘Si Nyonya Tua’ sebenarnya sudah melakukan pendekatan terhadap eks Ajax Amsterdam itu sejak 2017 silam.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, kultur sepak bola Italia yang mengapresiasi pemain bertahan lebih dari negara lain membuat De Ligt semakin yakin.
“Juventus membuat saya merasa benar-benar diinginkan, dan mereka memiliki rencana yang jelas terhadap saya. Selain itu, pemain bertahan lebih diapresiasi di Italia. Semua ini disatukan, dan Juventus akan menjadi tempat belajar yang sangat bagus buat saya. Dengan keberadaan mentor yang luar biasa, saya bisa menjadi pemain yang lebih komplet lagi,” pungkas De Ligt.