Cerita Miralem Pjanic, Si 'Pangeran Kecil’

9 Januari 2017 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pjanic makin penting untuk Juventus. (Foto: Dino Panato/Getty Images)
Juventus Stadium masih menjadi rumah yang nyaman bagi Juventus. Menghadapi Bologna, Senin (9/1/2017) dini hari WIB, “Si Nyonya Tua” berhasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-0.
ADVERTISEMENT
Yang spesial: kemenangan tersebut memperpanjang rekor kemenangan mereka tiap kali bertanding di Juventus Stadium sejak Oktober 2015.
Hasil itu pun menjaga posisi Bianconeri pada papan klasemen sementara Serie A. Tim besutan Massimiliano Allegri tersebut duduk di puncak klasemen dengan mengoleksi 45 poin, unggul empat poin dari AS Roma yang berada di posisi kedua.
Tiga gol Juventus pada pertandingan tersebut dihasilkan lewat dwigol Gonzalo Higuain pada menit ke-7 dan ke-55 serta penalti Paulo Dybala menit ke-41. Selain kedua nama di atas, kemenangan ini juga tidak dapat dilepaskan dari peran Miralem Pjanic.
Kredit khusus pantas diberikan kepada Pjanic. Bermain di belakang Higuain bersama Dybala —dalam formasi 4-3-2-1— tidak membuatnya canggung. Peran baru ini pun membuatnya dapat menciptakan situasi berbahaya lebih banyak bagi Bologna.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan tersebut, kemampuan Pjanic dalam menciptakan serangan memang cukup terlihat. Gol yang dibuat oleh Higuain menjadi contoh pertama bagaimana Pjanic memiliki intelejensi tinggi dalam melihat pergerakan rekan setimnya.
Dalam proses gol tersebut, Pjanic memilih untuk tidak melepas umpan datar karena ada kemungkinan bola akan dipotong lawan. Dia juga memutuskan tidak melepas bola terlalu tinggi karena rawan dihalau kiper Bologna, Antonio Mirante.
Pjanic akhirnya memilih untuk melepas umpan dengan sedikit dicongkel, selain agar akurasinya terjaga, juga agar dapat diterima dengan mudah oleh Higuain yang berlari masuk ke kotak penalti. Hasilnya benar: Higuain menerima umpan, dan berbuah menjadi gol.
Pjanic memang layak diandalkan soal menciptakan peluang. Didatangkan dari AS Roma pada awal musim 2016/17, apa yang dihasilkan oleh Pjanic sekarang betul-betul memenuhi ekspektasi Juventus yang harus mengeluarkan uang hingga 32 juta euro untuk mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Musim 2015/16 sendiri menjadi salah satu musim terbaik Pjanic. Meski Pjanic tidak berhasil membawa Roma menjuarai Serie A, namun dia tampil sebagai salah satu sorotan pada akhir musim. Total 12 assist yang diciptakannya waktu itu membuatnya duduk di puncak pencetak assist terbanyak Serie A Italia bersama Paul Pogba.
Bukan hanya itu, dia juga tampil sebagai salah satu pembuat umpan kunci (umpan yang berbuah jadi peluang atau assist) terbanyak Serie A. Sebanyak 68 umpan kunci dibuat Pjanic pada musim tersebut. Di daftar pembuat umpan kunci, dia hanya kalah dari Marek Hamsik dan Borja Valero yang membuat total 82 dan 70 umpan kunci.
Tendangan bebas menjadi alasan lain mengapa Juventus memboyong pemain yang selama di Roma dijuluki “Si Pangeran Kecil” tersebut. Lima tendangan bebas sukses yang dibuat oleh Pjanic pada musim lalu membuatnya menjadi pemilik tendangan bola mati terbaik pada lima kompetisi sepak bola terbaik di Eropa —La Liga, Premier League, Serie A, Ligue 1, Bundesliga.
ADVERTISEMENT
Alasan-alasan di atas sudah cukup membuktikan bahwa pemain berusia 26 tahun itu layak didatangkan La Vecchia Signora. Sejauh musim ini berjalan, eks-pemain Olympique Lyon itu sudah menciptakan lima assist dan 31 umpan kunci di Serie A.
Pada kompetisi mayor lain yang diikuti Juventus, Liga Champions, Pjanic juga sudah membuat dua assist dan tujuh umpan kunci. Dengan jumlah tersebut, Pjanic kini tercatat telah menciptakan total 38 umpan kunci dan tujuh assist.
Angka-angka di atas membuat Pjanic tercatat menjadi pemain Juventus yang paling aktif dalam menciptakan peluang maupun assist. Total 36 peluang yang dibuat oleh Pjanic jauh lebih besar ketimbang Alex Sandro (35) maupun Paulo Dybala (19) yang kerap menjadi tumpuan pembuatan peluang dan assist anak asuh Allegri.
ADVERTISEMENT
Penampilan mengesankan Pjanic dari Italia membuat namanya semakin didengar hingga seantero Eropa. Beberapa klub besar Eropa, seperti Arsenal dan Real Madrid disebut Telegraph tertarik mendapatkan servis pemain yang namanya besar ketika memperkuat Metz ini.
Dilansir Telegraph, Arsene Wenger menginginkan Pjanic sebagai pengganti Santi Cazorla yang hingga kini kesulitan sembuh dari cedera otot achilles.
Enam bulan Pjanic di Juventus memang tak melulu indah --karena ia tak selalu menjadi starter. Tetapi, dia telah unjuk gigi; ia memberi bukti, bukan janji.