Connor Goldson: Dulu Hampir Mati, Kini Menatap Chelsea

26 Desember 2017 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Goldson (kanan) pada sebuah laga. (Foto: Adrian Dennis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Goldson (kanan) pada sebuah laga. (Foto: Adrian Dennis/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalau ada yang membuat Connor Goldson tak dapat membantu Brighton and Hove Albion di paruh kedua musim lalu, itu bukan performanya yang terjun bebas, tapi karena kesehatannya.
ADVERTISEMENT
Pada Januari, Goldson mengetahui dirinya memiliki masalah pada jantungnya. Ia masih ingat kisah Fabrice Muamba yang kolaps di White Hart Lane pada pertandingan antara Bolton Wanderers kontra Tottenham Hotspur pada 2012 lalu.
Jantung, ironisnya, selain menjadi pangkal degup seorang atlet juga kerap menjadi penyebab mereka memutus nyawa. Muamba memang selamat, tapi ada juga yang harus kehilangan nyawanya di atas lapangan.
Marc-Vivien Foe meninggal karena masalah dengan jantungnya. Demikian pula Antonio Puerta, yang membela Sevilla, serta kapten Espanyol, Daniel Jarque. Teranyar, ada eks-gelandang Newcastle United, Cheick Tiote, yang wafat saat berlatih dengan klub asal China, Beijing Enterprises.
Dengan daftar panjang ini, Goldson mulanya khawatir. Namun, ia tahu, ia perlu berikhtiar.
“Aku bisa saja terus bermain dan bisa saja tidak terjadi apa-apa,” ujar Goldson, sebagaimana dilansir dari Express.
ADVERTISEMENT
“Namun, apalah yang kita tahu. Aku bisa juga mati di lapangan bola dan tak punya peluang untuk diselamatkan atau apapun itu.”
Dunia saat itu begitu muram bagi Goldson. Namun, di setiap hujan badai, pasti akan reda dan berakhir dengan pelangi. Teman-teman dan sanak familinya yang terus mendukungnya, membuat Goldson ingat bahwa semua akan baik-baik saja bagi Goldson.
“Aku sempat menangis hingga mataku mau copot. Aku pikir saat itu, karierku akan kandas. Aku pikir dunia juga akan tamat,” kenang Goldson.
“Tapi, makin banyak orang yang kau ajak bicara, makin kau tahu apa yang terjadi. Aku selalu tahu bahwa ketika aku mengatakan operasi, aku akan kembali dan bermain. Mereka bilang tak ada ragu, maka aku pula tak ragu.”
ADVERTISEMENT
Goldson melakukan operasi jantung pada Maret. Perawatan demi perawatan dilalui. Tahapan demi tahapan penyembuhan terus dilakoni. Proses itu dilakukan berbulan-bulan. Goldson tetap sabar dan hasilnya baik. Ia akhirnya sepenuhnya sembuh di Desember ini.
Dua pekan lalu, ia bermain bersama dengan tim Brighton U-23. Sementara terakhir, tepatnya pada laga kontra Watford pada Sabtu (23/12/2017) lalu, Goldson kembali bermain demi menggantikan Shane Duffy yang harus terkena larangan bermain di laga tersebut.
Di laga tersebut, Goldson memberi kejutan kepada The Seagulls. Ia berhasil menunjukkan performa yang sangat solid, membuat lini serang The Hornets kalang kabut. Dalam laga itu, jika mengacu pada statistik Squawka, tercatat ia melakukan 10 defensive action (tekel, intersep, cleanrence) dengan persentase menang duel sebesar 79%.
ADVERTISEMENT
Berkat aksinya, Brighton berhasil mengakhiri pertandingan dengan skor 1-0. Kemenangan itu membuat puasa kemenangan selama tujuh laga di Amex Stadium berakhir. Dan Manajer Brighton, Chris Hughton, semringah dengan hasil itu.
“Aku pikir, ia (bermain) begitu bagus,” puji Hughton. “Semua orang gembira untuknya dan ia pantas untuk itu. Semua itu karena kerja kerasnya.”
Kini, Goldson telah melihat pelangi itu. Ia menatap yakin di laga kontra Chelsea yang akan terlaksana pada Selasa (26/12) pukul 22.00 WIB. Ia akan menjadi pilihan utama bagi Hughton dan siap memberikan segalanya bagi The Seagulls.