Di Depan Emery, Moura Berhasrat Buktikan Kepantasannya

30 November 2018 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lucas Moura merayakan gol Tottenham Hotspur ke gawang Manchester United. (Foto: Dok. Tottenham Hotspur)
zoom-in-whitePerbesar
Lucas Moura merayakan gol Tottenham Hotspur ke gawang Manchester United. (Foto: Dok. Tottenham Hotspur)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa-masa akhir di Paris Saint-Germain (PSG) menjadi periode neraka untuk Lucas Moura. Semuanya karena keputusan Unai Emery yang berpihak kepada Kylian Mbappe.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Emery pada musim panas 2016 sebetulnya tak mengubah status Moura sebagai pilihan utama di sayap kanan. Dia melakoni 53 pertandingan berhiaskan 19 gol dan 10 assist di berbagai ajang.
Nasibnya berubah ketika Mbappe mendarat di Paris setahun berselang. Karena Mbappe berstatus sebagai pemain termahal kedua di dunia setelah Neymar, Emery tentu ditekan untuk terus menurunkannya.
Jadilah Moura turun pangkat menjadi 'ban serep' karena tempatnya diambil Mbappe. Paruh pertama musim 2017/18, dia cuma mendapatkan jatah tampil 7 kali, 5 di antaranya di pentas Ligue 1.
Unai Emery memberi instruksi pada pemain Arsenal saat menghadapi Vorskla di Liga Europa. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery memberi instruksi pada pemain Arsenal saat menghadapi Vorskla di Liga Europa. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
Tak heran jika Moura memilih hengkang ketika bursa transfer Januari 2018 dibuka. Keputusannya tepat. Dia kembali mendapatkan peran penting. Untuk paruh pertama musim 2018/19 saja, dia diturunkan sebanyak 18 kali dengan catatan 5 gol.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, Moura ditantang melanjutkan kiprah positifnya dalam laga melawan Arsenal di Stadion Emirates, Minggu (2/11/2018) malam WIB. Menjadi menarik karena sang lawan kini dibesut oleh Emery. Moura pun berhasrat unjuk gigi di depan pelatih yang sempat mengabaikannya di PSG.
"Bersama Spurs, saya coba membuktikan kepada dirinya. Dan untuk menikmati hidup karena rasa cinta terhadap sepak bola, saya harus melupakan periode empat atau lima bulan terakhir di PSG," ucap Moura sebagaimana dilansir oleh Telegraph.
"Saya cuma menikmati empat tahun pertama, ketika kehahagiaan menyelimuti saya dan kami memenangi banyak trofi. Tahun lalu, saya memetik pelajaran sehingga kami menjadi pemain lebih matang sekarang," tuturnya.
Lucas Moura jadi mimpi buruk Roma. (Foto: USA Today via Reuters/Orlando Ramirez)
zoom-in-whitePerbesar
Lucas Moura jadi mimpi buruk Roma. (Foto: USA Today via Reuters/Orlando Ramirez)
Bukan berarti Moura membenci Emery. Tetap ada rasa hormat dari pemain Brasil tersebut. Pasalnya, Emery juga memiliki jasa cukup besar karena menghadirkan gelar juara Coupe de France dan Coupe de la Ligue yang turut dicicipi Moura pada tahun pertama sang juru taktik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, filosofi Emery yang mengedepankan sepak bola ofensif juga pas dengan preferensi Moura selaku pemain Brasil. Filosofi tersebut kembali diterapkan di Arsenal yang mengusung garis pertahanan cukup tinggi di setiap pertandingan.
"Emery juga mencintai sepak bola dan coba menunjukkannya kepada pemain. Entah bagaimana saya menjelaskan kepada Anda karena sulit buat saya berbicara tentang dia. Satu yang pasti, saya menaruh respek kepada Emery," ucap Moura.