Di Francesco: Taktik Roma Tidak Bekerja Sesuai Harapan

1 September 2018 5:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eusebio Di Francesco di laga vs AC Milan. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Eusebio Di Francesco di laga vs AC Milan. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
Satu-satunya hal yang disalahkan oleh Eusebio Di Francesco tentang kekalahan 1-2 AS Roma dari AC Milan ada keputusan taktiknya. Milan menutup laga pekan ketiga Serie A 2018/19 dengan kemenangan di San Siro.
ADVERTISEMENT
Gol Patrick Cutrone pada menit 90+4 menyempurnakan permainan yang telah dibangun Milan selama 93 menit. Bila dirunut, Milan unggul pada menit 40 berkat gol Franck Kessie. Hanya, keunggulan itu tidak bertahan lama karena pada menit 59 Roma mampu mencetak gol balasan via Federico Fazio.
Tanpa diduga-diduga, Di Francesco turun arena dengan formasi 3-4-1-2. Padahal, Roma kerap mengusung permainan dengan skema 4-3-3. Percobaan Di Francesco dibayar mahal. Gol Kessie di babak pertama itu lahir karena Milan berhasil memanfaatkan lubang yang menganga di area pertahanan Roma.
“Keputusan yang diambil seharusnya dapat memberikan kami kepercayaan diri lebih. Sayangnya, harapan macam itu tidak terjadi. Yang selalu ada di benak saya, kami mengawali musim dengan lambat. Tapi, kami akan berkembang seiring dengan berjalannya musim. Kekalahan seperti ini seharusnya dapat menjadi bahan perenungan bagi kami untuk tidak mengulangi kesalahan serupa," jelas Di Francesco, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
“Saya memilih untuk menggunakan skema tiga bek untuk memperkuat lini tengah. Tapi, taktik kami tidak bekerja sesuai harapan. Yang bisa saya akui, pertahanan kami tidak solid walaupun kami memainkan pemain-pemain yang sama dengan musim lalu. Kami sudah terlalu banyak kebobolan gol dan melakukan banyak kesalahan saat bertanding. Inilah yang harus kami benahi di sesi latihan.”
Untuk gol pembuka Milan, ada dua sosok yang paling ideal untuk dijadikan kambing hitam. Yang pertama adalah Steven N’Zonzi yang tidak merebut bola sebelum Giacomo Bonaventura melepaskan operan kepada Ricardo Rodriguez. Yang kedua, Fazio yang gagal merebut bola dari kaki Rodriguez yang pada akhirnya membuat pemain asal Swiss itu berhasil mengirim bola kepada Kessie.
Skuat AC Milan rayakan kemenangan atas AS Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Skuat AC Milan rayakan kemenangan atas AS Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
Sebagai gelandang bertahan, N’Zonzi belum membuktikan kualitasnya di laga ini. Dari tiga percobaan tekelnya, hanya satu yang tercatat sebagai tekel sukses. Itu belum ditambah dengan kegagalannya membuat satu intersep pun.
Fazio memang tampil lebih baik secara atribut bertahan. Di pertandingan ini, ia berhasil membuat enam sapuan dan satu intersep. Namun, kegagalannya menutup ruang bagi Rodriguez itu juga berperan dalam proses kelahiran gol pertama Milan. Sementara, gol kedua juga lahir dari keterlambatan N'Zonzi dan Fazio dalam menutup pergerakan Gonzalo Higuain yang berperan sebagai pemberi assist untuk gol penentu kemenangan yang dicetak Cutrone.
“Kami memberikan keunggulan kepada Atalanta (Selasa, 28/8/2018) dan melakukan hal yang sama di laga melawan Milan. Permainan kami memang berkembang di paruh kedua. Gol penentu kemenangan Milan itu terjadi karena kesalahan memalukan kami di detik-detik akhir. Kekalahan menjadi harga yang harus kami bayar," jelas Di Francesco.
ADVERTISEMENT