Di Mata Solskjaer, Man United Bukan Kandidat Juara Musim Depan

5 Mei 2019 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Solskjaer selepas laga Everton vs United. Foto: REUTERS/Andrew Yates
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer selepas laga Everton vs United. Foto: REUTERS/Andrew Yates
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang instan dalam sepak bola. Sebagai mantan anak buah Sir Alex Ferguson yang meniti karier panjang bersama Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer memahami hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, Solskjaer enggan sesumbar terkait kans mengejar gelar juara Premier League 2019/2020. Bagi dia, Manchester United memerlukan waktu lebih untuk membangun materi kuat dan mengintegrasikan para rekrutan dengan permainan tim.
Anggapan Solskjaer berdasar pada perjalanan musim ini. Alih-alih berburu trofi, United sekadar menghangatkan persaingan di zona enam besar. Mereka baru mengoleksi 65 poin dari 36 pertandingan, terpaut 27 poin dari Manchester City di peringkat kedua dan 29 angka dari Liverpool sebagai pemuncak tabel.
Kehadiran Solskjaer menggantikan Jose Mourinho di pertengahan musim pun tak membantu banyak. Solksjaer sempat memberikan enam kemenangan beruntun, tetapi gagal meraup kemenangan dalam tiga laga terakhir di Premier League.
"Tidak realistis mengejar juara musim depan. Saya tentu merupakan sosok optimistis, tetapi perlu bersikap realistis. Karena dua besar klasemen menghadirkan jarak terlalu jauh," ucap Solskjaer seperti dilansir oleh Telegraph.
ADVERTISEMENT
Selebrasi gol pemain Manchester United. Foto: Reuters
"Anda tidak bisa mengejar jarak 27 poin dalam setahun. Terlebih lagi, ini tidak cuma terjadi pada musim ini lima atau enam tahun terakhir. Kami menyadari kekurangan kami dan itu tidak cukup (untuk perburuan gelar).
"Semoga, kami bisa menunjukkan penampilan lebih baik dan mereka (City-Liverpool) menampilkan performa lebih buruk, sehingga gap terpangkas," ujarnya.
Demi mereduksi jarak dengan City serta Liverpool, United bakal merenovasi skuat pada musim panas 2019. Pintu keluar dibukakan manajemen untuk para pemain uzur. Sementara itu, bintang-bintang muda potensial macam Joao Felix dan Jadon Sancho masuk radar buruan.
Mereparasi skuat bukan berarti melakukan perombakan besar-besaran bagi Solskjaer. Karena menurut sosok berkebangsaan Norwegia ini, kesuksesan mendaratkan pemain bintang bukanlah jaminan. Lebih penting lagi bagaimana para pemain lama dan baru mengintegrasikan diri dengan permainan tim.
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer meninggalkan lapangan Old Trafford dengan kecewa. Foto: REUTERS/Phil Noble
Ya, memang itulah problem United. 'Iblis Merah' telah menghabiskan 466,1 juta euro untuk belanja pada periode kepelatihan Mourinho. Bukannya menghadirkan permainan yang berujung rangkaian hasil positif, Mourinho malah mengalami masalah personal dengan pemain bintang seperti Paul Pogba.
Nah, Solskjaer merasa perlu waktu panjang agar para pemain bisa menyatu. Terlebih untuk menerapkan permainan lebih ofensif setelah menjalani era pragmatis bersama Mourinho.
"Kami ingin menyerang secara cepat, berlari ke depan, mengejar, serta memenangi bola yang sempat berada di kaki lawan. Saya perlu menetapkan sistem bermain, tetapi kami belum bisa menjalankannya sejauh ini," ucap Solskjaer.
"Anda bisa melihat tim yang telah dua atau tiga tahun bersama. Mereka saling memahami. Jadi, sebagai pelatih, Anda akan mendapatkan hubungan antarpemain yang kuat seiring berjalannya waktu. Dan, saya menginginkan agar para pemain Manchester United menjalani gaya permainan dengan nyaman," katanya.
ADVERTISEMENT