Dosa-dosa Manchester United di Laga Menghadapi West Brom

16 April 2018 6:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexis dan Mata tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Alexis dan Mata tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Gelar juara itu akhirnya benar-benar harus dilepas Manchester United ke tangan sang rival sekota, Manchester City. Kekalahan 0-1 dari West Bromwich Albion pada laga Premier League pekan ke-34, Minggu (15/4/2018) malam WIB, di Old Trafford menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan menghadapi West Brom tersebut, Manchester United tampil buruk. Mereka memang mendominasi penguasaan bola, tetapi hasil akhir serangan mereka sangat memprihatinkan. Dari penguasaan bola yang mencapai kurang lebih 70%, United hanya mampu menghasilkan dua peluang emas.
Nah, di sini kami dari kumparan (kumparan.com) bermaksud untuk menabur garam di atas luka Manchester United. Kami ingin membeberkan dosa-dosa apa saja yang mereka lakukan di laga melawan West Brom sehingga mereka harus rela melepas gelar juara secara resmi ke tangan seteru beratnya.
1) Penguasaan Bola yang Tak Punya Juntrungan
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, Manchester United bisa menguasai bola sampai 70%. Akan tetapi, mereka hanya mampu menghasilkan dua peluang emas, yaitu lewat sundulan Romelu Lukaku Bolingoli dan Chris Smalling. Kedua peluang itu berhasil digagalkan dengan sempurna oleh kiper West Brom, Ben Foster.
ADVERTISEMENT
Total, United sebenarnya mampu menghasilkan 14 tembakan. Namun, dari sana hanya ada empat yang tepat sasaran. Sebaliknya, West Brom yang kalah jauh dari segi penguasaan bola berhasil membuat 10 tembakan dengan empat di antaranya mengarah ke gawang David de Gea.
Ya, ini adalah perkara efektivitas dan dari sana kita patut bertanya: Pemain-pemain United di pertandingan itu ngapain aja?
Lukaku menutupi wajah karena kecewa. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Lukaku menutupi wajah karena kecewa. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
2) Crossing, Crossing, dan Crossing
Well, untuk pertanyaan 'pemain United ngapain aja' itu, barangkali jawabannya adalah mereka terlalu sering melepas umpan silang. Total dalam pertandingan ini mereka melepas 24 umpan silang. Artinya, antara tiga sampai empat menit sekali pemain United melepas umpan silang ke kotak penalti West Brom. Hasilnya pun nihil.
ADVERTISEMENT
3) Kepanikan dalam Pergantian Pemain
Manchester United sebenarnya hanya butuh hasil imbang untuk bisa mencegah pesta juara City. Akan tetapi, sejak awal babak kedua Jose Mourinho sudah melakukan pergantian dengan memasukkan Jesse Lingard dan Anthony Martial. Dua pemain depan itu masuk menggantikan Ander Herrera dan Paul Pogba.
Keputusan Mourinho itu memang membuat United terlihat lebih dominan, khususnya di sepertiga lapangan akhir. Namun, apa yang terlihat bukan berarti apa yang terjadi karena yang terjadi adalah serangan United sebenarnya jadi semakin monoton dan keseimbangan permainan mereka pun terganggu.
Mourinho menarik keluar Pogba. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho menarik keluar Pogba. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
4) Kesalahan Individual yang Mahal Harganya
Gol Jay Rodriguez di menit ke-73 lahir dari situasi sepak pojok. Dalam situasi sepak pojok tersebut, dua pemain United, Nemanja Matic dan Romelu Lukaku, melakukan kesalahan fatal. Matic adalah sosok yang memberikan 'umpan' kepada J-Rod. Sementara, Lukaku adalah sosok yang ditugasi mengawal eks pemain Southampton tersebut dan dia gagal melakukannya.
ADVERTISEMENT
5) Masalah pada Pendekatan dan Sikap Bermain
Masalah satu ini memang tidak bisa diukur secara matematis. Namun, sepanjang pertandingan terlihat bagaimana para pemain United menganggap keberhasilan mereka menunda pesta City pekan lalu sama dengan keberhasilan meraih gelar juara. Di saat yang bersamaan mereka juga terlihat meremehkan West Brom yang di atas kertas merupakan tim terburuk Premier League.
Para pemain United tak terlihat bermain dengan level permainan yang membuat mereka layak menang. Determinasi yang membuat mereka menang melawan City juga hilang. Kalaupun tidak kalah, hasil terbaik yang mereka dapatkan dari laga ini memang cuma hasil imbang. Tidak lebih.