Dzeko Bicara Soal Beda Nasib Roma di Serie A dan Liga Champions

7 November 2018 1:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemenangan 3-0 AS Roma atas CSKA Moskwa. (Foto: Tiziana FABI / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kemenangan 3-0 AS Roma atas CSKA Moskwa. (Foto: Tiziana FABI / AFP)
ADVERTISEMENT
Ada perbedaan mencolok antara penampilan AS Roma di Serie A dengan Liga Champions. Di Serie A 2018/19, Roma kewalahan. Dalam 11 pertandingan awal Serie A, Roma hanya mengemas empat kemenangan. Sementara, empat di antaranya berakhir imbang tiga tuntas dengan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Kalau bicara Liga Champions, pertandingan pembuka melawan Real Madrid memang ditutup Roma dengan kekalahan 0-3. Namun, dalam dua pertandingan teraktual, kemenangan dan catatan nirbobol menjadi bagian Roma. Bertanding menghadapi Viktoria Plzen, Roma menang 5-0, sementara melawan CSKA Moskwa, Roma menang 3-0.
Anomali yang demikian juga dirasakan oleh penyerang andalan Roma, Edin Dzeko. Dalam wawancara jelang matchday keempat melawan CKSA Moskwa, Dzeko pun mengakui bahwa ia menyadari situasi ini. Baginya, durasi kompetisi yang lebih singkat dan prestise yang lebih tinggi membuat para kontestan menjadikan setiap pertandingan di Liga Champions sebagai pertempuran hidup dan mati.
Itu pulalah yang terjadi dengan Roma sejak Liga Champions 2017/18. Keok 1-4 dari Barcelona di leg pertama babak perempat final, siapa yang menyangka mereka dapat membalikkan kedudukan lewat kemenangan 3-0 di leg kedua?
ADVERTISEMENT
"Sulit untuk menegaskan kondisi tim ini. Kami sudah bekerja dengan sangat baik di Liga Champions musim ini, tentu dengan pengecualian di laga melawan Madrid. Mungkin karena di kompetisi Eropa jumlah pertandingannya lebih sedikit, jadi kami benar-benar tampil mati-matian," ucap Dzeko, dilansir Football Italia.
"Tapi hal serupa juga kami lakukan di Serie A. Mungkin beberapa orang menganggap laga melawan Bologna, SPAL atau Chievo lebih mudah buat dimenangi. Tapi, Serie A adalah kompetisi yang begitu sulit, liga yang sangat taktikal dan siapa pun yang berkompetisi di dalamnya wajiba memberikan 100%."
"Perjalanan kami di Liga Champions musim lalu memang baik, bahkan keberhasilan kami mencapai semifinal tidak terduga-duga. Kemenangan besok (melawan CSKA Moskwa) bisa memperbesar kans kami untuk lolos. Ya, kalau bermain di Liga Champions memang harus mengerahkan segala daya. Kami ingin bekerja sebaik mungkin," jelas Dzeko.
ADVERTISEMENT
Edin Dzeko dan para pemain AS Roma berlatih jelang laga melawan CSKA Moskwa. (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)
zoom-in-whitePerbesar
Edin Dzeko dan para pemain AS Roma berlatih jelang laga melawan CSKA Moskwa. (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)
Penampilan meyakinkan Roma di kancah Liga Champions ditandai dengan produktivitas lewat delapan gol tadi, plus kokohnya pertahanan yang membuat anak-anak didik Eusebio Di Francesco ini sanggup membukukan dua catatan nirbobol dalam dua pertandingan.
Dzeko yang kerap didaulat sebagai penyerang tunggal pun sukses menampilkan agresivitasnya. Lima dari delapan gol yang dikoleksi oleh Roma di Liga Champions itu diciptakan oleh Dzeko. Serupa Roma yang tampil mengesankan di Liga Champions tapi semenjana di Serie A, Dzeko pun menunjukkan kecenderungan yang serupa. Sebagai pembanding, dalam 10 penampilan di Serie A 2018/19, Dzeko baru menyegel dua gol untuk timnya.
"Mereka yang berkompetisi di Liga Champions adalah tim-tim kuat. Semuanya hebat. Tim-tim ini, termasuk kami, ingin memenangi setiap laga, tidak boleh ada yang lewat. Entah bagaimana detailnya, yang jelas sikap ini mempermudah saya untuk mencetak gol. Mungkin, karena agresivitas tinggi ini, maka tim yang kami lawan tidak terlalu memperhatikan pertahanan sendiri," ucap penggawa Bosnia-Herzegovina ini.
ADVERTISEMENT
Kecenderungannya, mereka yang berlaga di Liga Champions begitu bernafsu untuk menorehkan gol sedini mungkin. Penyebabnya sederhana, durasi kompetisi Liga Champions jauh lebih singkat ketimbang liga. Makanya, kemenangan harus diraih sesegera mungkin. Karena pengertian yang seperti itulah, tim-tim yang bertanding di Liga Champions cenderung bermain ofensif dengan intensitas tinggi. Celakanya, pola ini dibarengi dengan renggangnya pertahanan.
Itu belum ditambah dengan persoalan transisi, baik dari menyerang ke bertahan maupun bertahan ke menyerang. Periode ini boleh disebut sebagai periode krusial dalam pertandingan. Terlambat sedikit saja, bukannya tak mungkin malah menghancurkan permainan tim. Apalagi bila lawan punya serangan balik yang mematikan dan cepat.
Sadar dengan atmosfer kompetisi perebutan trofi 'Si Kuping Besar' yang demikian, maka Dzeko pun paham bahwa kemenangan tidak hanya ditentukan oleh ketepatan taktik, tapi juga kematangan emosi. Terdengar klise, tapi menurut Dzeko, emosi yang meledak-ledak hanya akan membuatnya melakukan kesalahan tak perlu.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri merasakan tensi yang lebih tinggi. Ya, siapa, sih, yang mau kalah? Tapi, kadang, saya juga merasa lemah karena beberapa kali saya kehilangan kendali selama lima atau 10 menit. Kesimpulannya, saya bertanding bukan untuk membuat kesalahan. Dan saya pikir, saya juga harus mengontrol emosi saat sedang berlaga," pungkas Dzeko.
*** Matchday keempat Liga Champions 2018/19 yang mempertemukan CSKA Moskwa dan AS Roma digelar di Stadion Luzhniki pada Kamis (8/11/2018). Sepak mula berlangsung pada pukul 00:55 WIB.