'Fair Play Point' yang Menjaga Asa Jepang di Piala Dunia 2018

29 Juni 2018 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Jepang rayakan gol. (Foto: REUTERS/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Jepang rayakan gol. (Foto: REUTERS/Max Rossi)
ADVERTISEMENT
Senegal, Kolombia, dan Jepang menjadi tiga kesebelasan Grup H yang sama-sama berpeluang untuk lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018. Tak ingin nasib ditentukan oleh hasil pertandingan kesebelasan lain, mereka mencoba tampil trengginas di laga terakhir.
ADVERTISEMENT
Sebelum laga ini, tiga tim tersebut memiliki poin dan produktivitas gol yang tak jauh berbeda: Senegal di urutan pertama (4 poin, memasukkan 4, dan kebobolan 3), Jepang kedua (4 poin, memasukkan 4, dan kebobolan 3), dan Kolombia ketiga (3 poin, memasukkan 4, dan kebobolan 2).
Di Samara Arena, Senegal dan Kolombia menjalani laga terakhirnya. Jikalau laga ini berakhir imbang, bisa dipastikan kedua kesebelasan yang bakal menjadi wakil Grup H untuk lolos ke babak 16 besar karena selain poin, keduanya punya produktivitas gol yang lebih baik.
Meski demikian, ada beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa Kolombia dan Senegal membutuhkan Jepang. Skor imbang bakal meloloskan keduanya apabila di Volgograd Arena, Jepang tak memperoleh poin saat bersua Polandia. Asa tersebut terjaga saat Jan Bednarek membuat Polandia menang 1-0.
ADVERTISEMENT
Ketinggalan satu gol membuat Jepang mencoba tampil lebih menekan. Takashi Inui kemudian dimasukkan untuk menambah ketajaman lini depan Samurai Biru. Nyatanya, nasib Jepang justru ditentukan oleh Kolombia.
Sundulan Yerry Mina di menit ke-74 mengubah segalanya. Satu-satunya gol yang terjadi di laga Senegal vs Kolombia tersebut membuat susunan Grup H berubah: Kolombia di puncak dengan raihan enam poin, Jepang dan Senegal dengan empat poin, dan Polandia tiga poin.
Secara matematis, Kolombia memang layak lolos. Selain punya enam poin, mereka juga mencetak lima gol dan hanya kebobolan dua gol. Tak ada yang perlu dipertanyakan atas hal tersebut. Lalu, bagaimana Jepang bisa lolos, meski secara poin dan agregat sama seperti Senegal?
Jawabannya ada di peraturan fair play point.
ADVERTISEMENT
Peraturan fair play point digunakan oleh FIFA sebagai opsi ketujuh untuk menentukan urutan klasemen. Peraturan fair play point digunakan apabila kesebelasan yang bersaing memiliki kesamaan dalam jumlah poin, diferensiasi gol, jumlah gol memasukkan, head to head, diferensiasi head to head, dan gol kala head to head.
Opsi ketujuh ini diterapkan dengan menghitung setiap kartu yang diberikan oleh wasit. Minus satu poin bakal diberikan untuk setiap kartu kuning, minus tiga untuk setiap dua kartu kuning yang berujung kartu merah, minus empat untuk kartu merah langsung, dan minus lima untuk sebuah kartu kuning dan kartu merah langsung.
Selama menjalani tiga laga fase grup, Jepang diunggulkan secara fair play point. Sebabnya, Jepang hanya diganjar empat kartu kuning (fair play point: -4), sementara Senegal mendapat enam kartu kuning (fair play point: -6). Alhasil, Jepang dipastikan menemani Kolombia ke babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Secara penampilan, Senegal sebenarnya tak layak tersingkir. Tiga laga Grup H Piala Dunia 2018 seakan menjadi bukti bahwa mereka bisa bersaing dengan kesebelasan unggulan.
Kegagalan ini lantas menjadi kegagalan yang komplet karena Senegal menjadi tim pertama yang tereliminasi akibat fair play point di sepanjang sejarah gelaran Piala Dunia. Namun demikian, begitulah sepak bola. Kadang usaha tak selalu memberikan hasil yang diinginkan.