Fokus 100% pada Laga, Liverpool Tak Bawa Shaqiri Lawan Crvena Zvezda

6 November 2018 3:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi elang Shaqiri. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi elang Shaqiri. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, sepak bola tak sekadar permainan di atas lapangan bola. Sepak bola tak cuma tentang pertandingan berbanyak-banyak mencetak gol. Sepak bola adalah medium untuk memperjuangkan ideologi, paham, dan keyakinan tertentu. Sepak bola adalah corong untuk menyampaikan suara-suara tertentu dengan lantang. Sepak bola demikianlah yang dimainkan oleh Xherdan Shaqiri.
ADVERTISEMENT
Piala Dunia 2018 tidak hanya berkisah tentang keberhasilan Prancis untuk merengkuh gelar juara dunia kedua kalinya. Jauh sebelum trofi itu diangkat oleh pasukan Didier Deschamps, muncul kisah soal perayaan gol Shaqiri saat memperkuat Timnas Swiss di laga melawan Serbia. Di pengujung laga kedua babak grup pada Sabtu (23/6/2018) itu, Shaqiri berhasil mencetak gol yang memastikan laga tuntas dengan kemenangan 2-1 untuk Swiss.
Yang menjadi persoalan bukan sebagus atau sebiasa apa gol yang dibuatnya itu, tapi tentang perayaan setelahnya. Begitu bola bersarang di gawang lawan, Shaqiri dan kawannya yang juga menorehkan gol di laga itu, Granit Xhaka, berlari ke pinggir lapangan sambil memperlihatkan simbol burung elang yang dibentuk oleh kedua tangannya.
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi bahwa orang tua Xhaka dan Shaqiri pindah ke Swiss karena Perang Kosovo meletus pada era 90-an. Saat itu, Kosovo, dibantu Albania, berjuang untuk melepaskan diri Serbia. Xhaka dan Shaqiri juga punya pengalaman pribadi menyoal perang itu. Ayah Xhaka pernah menjadi tahanan politik Serbia. Sementara, Shaqiri sempat merasakan masa kecil di sana.
Simbol burung elang dari tangan keduanya itu adalah simbol burung elang lambang negara Albania. Seperti itulah keduanya menunjukkan bahwa kemenangan atas Serbia ini tak hanya untuk Swiss, melainkan juga untuk orang-orang keturunan Kosovo-Albania lain, orang-orang yang pernah menderita akibat kezaliman Serbia di masa lampau.
Dampak perayaan gol ini masih terasa sampai matchday keempat Liga Champions 2018/19. Liverpool akan bertandang ke markas Crvena Zvezda pada Rabu (7/11/2018) untuk melakoni pertandingan leg kedua. Masalahnya, klub yang akan menjamu Liverpool ini merupakan wakil Serbia, bermarkas di Kota Belgrade. Cemas akan reaksi politis yang dirasa masih mungkin akan terjadi, Juergen Klopp memutuskan untuk tak memboyong Shaqiri ke laga ini.
ADVERTISEMENT
"Situasi saat ini, kami akan bertandang ke kota sefantastis Belgrade sebagai sebuah tim untuk bermain sepak bola. Kami sudah mendengar dan membaca segala macam spekulasi yang berbicara soal sambutan untuk Shaq (nama panggilan Shaqiri -red). Walaupun kami benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi, kami ingin datang ke sana dengan fokus 100% pada sepak bola. Kami tidak mau memikirkan hal lain, alasannya cuma itu," jelas Klopp dalam konferensi pers jelang laga, dilansir The Guardian.
"Kami, Liverpool FC, adalah tim sepak bola yang besar. Pesan yang kami bawa cuma ini, tidak ada yang lebih jauh daripada hal ini. Kami tidak datang membawa pesan politis, benar-benar tidak ada. Kami ingin fokus pada laga yang luar biasa, bebas dari hal lainnya," tegas Klopp.
ADVERTISEMENT
Sepak bola boleh disebut sebagai olahraga yang menganggap perbedaan sebagai persoalan yang kelewat serius. Sialnya, perbedaan yang dipermasalahkan tidak hanya tentang mana klub yang satu dan mana klub yang lain. Tak jarang, perbedaan ideologi, paham, atau pandangan turut dibawa dalam pertandingan. Dan selayaknya perbedaan di ranah lain, perbedaan yang dibawa ke dalam sepak bola juga punya kemungkinan untuk melahirkan konflik. Kemungkinan-kemungkinan semacam itulah yang dihindari Klopp dan klubnya.
Kalaupun perayaan gol itu memang benar-benar mengandung pesan politis, Shaqiri sebenarnya sah-sah saja untuk menyampaikannya mengingat setiap orang berhak untuk menyuarakan pendapat politisnya. Terlepas dari larangan FIFA untuk membawa urusan-urusan politis dalam sepak bola, pada dasarnya, sepak bola tidak pernah berjauh-jauhan dengan hal politis.
ADVERTISEMENT
Klopp dan Shaqiri di laga leg pertama melawan Crvena Zvezda, Liga Champions 2018/19. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Klopp dan Shaqiri di laga leg pertama melawan Crvena Zvezda, Liga Champions 2018/19. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
Namun, yang dikhawatirkan Klopp, tidak semua orang bisa menerima apa yang disampaikan oleh Shaqiri tersebut. Makanya, Klopp mengedepankan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati untuk kasus ini. Terlebih, Klopp pun percaya keputusan ini diambil karena Liverpool menghormati Crvena Zvezda, sepak bola Serbia, dan orang-orang Belgrade.
"Kami lebih memilih untuk menghormati dan menghindari segala distraksi yang bisa saja mengalihkan fokus kami dari pertandingan berdurasi 90 menit atau lebih ini. Kami perlu fokus di pertandingan ini. Atas dasar alasan itu, Shaq tidak diikutsertakan di laga ini. Ia dapat menerima dan memahami keputusan ini. Shaq adalah pemain yang kami sayangi. Ia akan ikut di banyak pertandingan bersama kami, tapi tidak di laga Selasa (Rabu WIB -red) ini," tegas mantan pelatih Borussia Dortmund ini.
ADVERTISEMENT
"Saya mendengar banyak hal luar biasa tentang Belgrade dan Serbia secara keseluruhan dari sahabat-sahabat dan sejumlah kolega yang pernah berkunjung ke sana. Jadi, sekarang, tujuan saya adalah membawa Liverpool ke sana untuk melakoni pertandingan hebat yang menjadi ciri khas sepak bola Liga Champions," pungkas Klopp.
*** Matchday keempat Liga Champions 2018/19 yang mempertemukan Crvena Zvezda dan Liverpool akan digelar di Stadion Red Star pada Rabu (7/11/2018). Sepak mula akan berlangsung pada pukul 00:55 WIB.