Fokus Ramos: Membuat Dunia Jatuh Cinta Lagi pada Timnas Spanyol

8 September 2018 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ramos di konferensi pers jelang laga Inggris vs Spanyol. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Ramos di konferensi pers jelang laga Inggris vs Spanyol. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laga Timnas Inggris dan Timnas Spanyol di Liga A Grup 4 UEFA Nations League akan dihelat di Wembley Stadium pada Minggu (9/9/2018) pukul 01:45 WIB. Ajang ini menjadi kesempatan bagi kedua tim untuk membuktikan dua hal berbeda.
ADVERTISEMENT
Bagi Inggris, kompetisi ini menjadi ajang pembuktian bahwa pencapaian mereka tak berhenti di Piala Dunia 2018. Bagi Spanyol, kompetisi ini menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka bergerak maju, bahwa mereka tak berkubang dalam kekecewaan akibat hasil minor di Piala Dunia 2018.
Hanya, yang menjadi masalah bagi Timnas Spanyol bukan sekadar berhasil atau tidaknya pembuktian tadi, tapi juga tentang kemungkinan sambutan buruk suporter Inggris di laga itu. Bila ditarik mundur, masalah ini akan akan bersinggungan kembali dengan laga final Liga Champions 2017/18.
Di final itu, ada friksi yang melibatkan Sergio Ramos dan Mohamed Salah. Bagi suporter Liverpool, Ramos dianggap sebagai biang kerok. Pada insiden ini, tangan Ramos dan Salah terkait, sehingga sang penggawa Mesir terjatuh. Sialnya, bahu kiri Salah membentur tanah terlebih dahulu. Jatuh dengan posisi tak tepat membuat lengan kiri atas Salah mengalami cedera.
ADVERTISEMENT
Ramos yang juga menjabat sebagai sebagai kapten Timnas Spanyol ini sudah berulang kali memberikan klarifikasi menyoal insiden tersebut. Namun, berkali-kali berbicara, berkali-kali pula ia mendapat tanggapan miring.
Berangkat dari sinilah kemungkinan buruk itu diperkirakan akan terjadi. Namun, Ramos menegaskan bahwa ia tak akan datang ke Wembley dengan memanggul beban yang dianggapnya tak perlu ini. Yang menjadi fokusnya adalah memimpin Timnas Spanyol merengkuh kemenangan atas Inggris.
"Saya tidak pernah turun lapangan dengan tujuan mencederai pemain lain, jadi saya punya kesadaran yang jelas di setiap pertandingan. Saya datang ke Wembley untuk memenangi laga bersama Spanyol dan saya tidak peduli apa yang bakal dikatakan orang-orang atau perlakuan apa yang akan saya terima," tegas Ramos, dilansir Skysports.
ADVERTISEMENT
Fokus yang konsisten pada laga adalah hal penting bagi siapa pun yang mengemban jabatan kapten di atas lapangan. Sebabnya, ialah yang diserahi tanggung jawab untuk memimpin tim. Yang menjadi tugasnya tak cuma bermain dengan brilian di posisinya, tapi memastikan keseluruhan skuat dapat bekerja sebagai tim yang solid dan utuh.
Terlebih, Spanyol sedang dalam fase penting: transisi kepelatihan. Tiga hari menjelang pertandingan perdana Spanyol di Piala Dunia 2018, Julen Lopetegui dipecat dari posisinya sebagai pelatih. Di gelaran tersebut, Fernando Hierro yang ditunjuk sebagai pelatih sementara. Perubahan mendadak ini memengaruhi penampilan tim. Spanyol memang lolos fase grup, tapi mereka tersingkir di babak 16 besar akibat kalah di adu penalti melawan Timnas Rusia.
ADVERTISEMENT
Latihan Timnas Spanyol jelang laga melawan Inggris. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan Timnas Spanyol jelang laga melawan Inggris. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Usai Piala Dunia, giliran Luis Enrique yang ditunjuk sebagai pelatih kepala Spanyol. Perubahan kembali terjadi, adaptasi cepat kembali menjadi kewajiban. Bagi Enrique pribadi, menangani Timnas Spanyol menghadirkan pengalaman anyar. Inilah kali pertama sosok 48 tahun tersebut melatih Timnas.
Ia sempat berkarier bersama AS Roma, Celta Vigo, dan Barcelona sebelumnya. Di level klub, tangan dingin Enrique sudah cukup teruji lewat sumbangan dua gelar juara La Liga dan satu Liga Champions untuk Barcelona.
Enrique memanggul tugas berat. Walau Spanyol masih dianggap sebagai salah satu Timnas terbaik di dunia, penampilan di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018 menunjukkan ada penurunan dalam kualitas tim. Apalagi, pemain-pemain senior seperti Gerard Pique, David Silva, dan Andres Iniesta kini sudah gantung sepatu. Hal ini pulalah yang disadari betul oleh Ramos. Kabar baiknya, segala hal buruk ini tak sanggup mengerdilkan tekadnya sebagai kapten dan pemain Spanyol.
ADVERTISEMENT
"Beberapa tahun belakangan, kualitas Spanyol menurun beberapa level dan tujuan kami sekarang adalah untuk membenahi segala hal yang pada akhirnya dapat mengantarkan kami pada gelar juara. Pelatih dan pemain sama-sama diperhadapkan dengan tantangan besar untuk kembali menjadi pemenang."
"Kami memang memiliki ambisi besar, tapi ambisi tak cukup. Kami harus membuktikan bahwa kami mampu mewujudkan ambisi itu. Kami ingin dunia jatuh cinta lagi pada Timnas Spanyol," jelas Ramos.
"Bos (Enrique) meminta kami untuk menaruh perhatian lebih pada laga pekan ini karena segala sesuatunya adalah hal baru. Jadi, kami harus konsisten dengan team-talks, dialog langsung, dan bekerja lebih keras. Kami mendapatkan informasi baru dan kami berusaha untuk mewujudkannya di atas lapangan sehingga para suporter dapat kembali menikmati pertandingan," ucap Ramos.
ADVERTISEMENT