Gaji Selangit Marcus Rashford: Layak atau Tidak?

2 Juli 2019 20:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus Rashford merayakan gol ke gawang Brighton and Hove Albion. Foto:  REUTERS/Peter Powell
zoom-in-whitePerbesar
Marcus Rashford merayakan gol ke gawang Brighton and Hove Albion. Foto: REUTERS/Peter Powell
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manchester United telah resmi mengikat Marcus Rashford dengan kontrak empat tahun. Artinya, paling tidak ia akan berseragam 'Iblis Merah' hingga Juni 2023. Menjadi spesial karena nilai upah Rashford terbilang tinggi, yakni 250 ribu poundsterling per pekan. Jumlah tersebut bisa membengkak hingga 300 ribu poundsterling bila performanya makin apik.
ADVERTISEMENT
Katakanlah, Rashford bakal menerima 12-15 juta poundsterling per tahun. Sebagai perbandingan, jumlah tersebut melebihi gaji para pemain beken macam Mohamed Salah, David De Gea, Harry Kane, Virgil van Dijk, dan Raheem Sterling.
Hanya Anthony Martial (13 juta poundsterling), Mesut Oezil (13,975 juta poundsterling), Paul Pogba (15,08 juta poundsterling), Alexis Sanchez (16,38 juta poundsterling), dan Kevin De Bruyne (16,683 juta poundsterling).
Pertanyaanya, apakah Rashford layar dibayar setinggi itu?
Mari melempar ingatan ke belakang, tepatnya pada 25 Februari 2016. Pada laga leg kedua babak 32 besar Liga Europa versus Midtjylland itulah saat di mana Rashford mulai memancarkan tuahnya.
Ia diturunkan mendadak oleh Louis van Gaal, tak lama setelah Martial mengalami cedera saat melakukan pemanasan. Hasilnya fantastis, Rashford menyumbang 2 dari 5 gol yang dibuat United ke gawang klub asal Denmark itu. Ia juga berhasil menjadi pemain United termuda yang sukses mencetak gol di turnamen Eropa --mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang George Best.
ADVERTISEMENT
Rashford kembali bikin geger tiga hari berselang. Ia jadi pahlawan pada kemenangan tipis 3-2 United atas Arsenal di Premier League. Tak tanggung-tanggung, Rashford memborong 2 gol dan mencetak sebiji assist di sana. Usianya saat itu baru 17 tahun, sama persis di mana Wayne Rooney mencetak dwigol pertamanya di Premier League.
Mulai dari sini Rashford dipuja-puja. Ia pun sukses menutup musim 2015/16 dengan torehan 5 gol dan 2 assist. Oh, ya, catatan itu cuma dibukukannya dalam 11 pertandingan.
Kini Rashford telah menjadi bagian penting untuk United. Di ajang Premier League musim lalu, ia genap mengemas 10 gol. Bila dirata-rata per musim, Rashford telah mengukir 6,7 gol pentas liga. Terpenting, produksi golnya mengalami pertambahan dari musim ke musim.
ADVERTISEMENT
Rashford saat menendang bola. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Rashford juga telah bertransformasi menjadi penyerang modern: Tajam dan kreatif. Dengan kata lain, ia mulai fasih untuk mengkreasikan peluang untuk rekan-rekan setimnya.
Tengok saja jumlah assist-nya di Premier League edisi termutakhir yang menyentuh angka 6 --cuma kalah dari Pogba. Jumlah tersebut sekaligus jadi pencapaian terbaik dalam kariernya.
Itu baru penampilannya di ranah klub, belum dengan eksistensinya bersama Tim Nasional (Timnas) Inggris. Piala Eropa 2016 jadi turnamen pertama
Rashford bersama 'Tiga Singa'. Ia bahkan menjadi pemain termuda yang membela Inggris di turnamen Eropa dengan catatan 18 tahun dan 229 hari, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Rooney.
Setelah membantu Inggris di babak kualifikasi dan putaran final Piala Dunia 2018, Rashford juga sukses mengantar negaranya finis di urutan ketiga UEFA Nations League 2018/19.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini bisa dipahami besarnya potensi serta padatnya pengalaman Rashford. 32 caps untuk pemuda yang baru berusia 21 tahun adalah sebuah kemewahan. Selain itu, peluang Rashford untuk berkembang juga masih terbuka lebar.
Mantan pemain United, Zlatan Ibrahimovic pernah mengumbar pujian ke arah Rashford. Striker yang kini berseragam La Galaxy itu mengatakan bahwa mantan rekan setimnya itu adalah pemain potensial dan punya masa cerah.
Selebrasi Marcus Rashford usai mencetak gol ke gawang Swiss. Foto: REUTERS/Darren Staples
Satu lagi aspek langka yang dimiliki oleh Rashford. Selain berkewarganegaraan Inggris, pemain berpostur 180cm itu adalah produk asli dari United. Ia juga menjadi salah satu dari lulusan akademi yang mampu menembus tim utama --bersama Jesse Lingard.
Maka cukup logis andai United mengganjarnya dengan nilai kontrak alias gaji yang gila-gilaan. Ole Gunner Solskjaer pun mengklaim bahwa Rashford merupakan salah satu calon pemain masa depan Inggris.
ADVERTISEMENT
“Marcus adalah salah satu pemain Inggris paling berbakat di generasinya. Dia adalah pemain yang luar biasa --diberkati dengan kecepatan dan punya energi alami," kata Solskjaer sebagaimana dilansir The Guardian.
"Marcus adalah contoh cemerlang dari bakat yang dihasilkan akademi kami. Artinya ia benar-benar mengerti apa artinya bermain untuk Manchester United," lanjut Solskjaer.
Alexis Sanchez terbaring di lapangan saat Manchester United melawan Reading. Foto: Phil Noble/Reuters
Sayangnya, United kerap mengalami kepahitan dengan pemain yang bergaji tinggi. Besaran nilai itu tak berbanding lurus dengan kontribusi. Tengok saja Sanchez, Pogba, dan Martial yang nangkring di pos lima besar pemain Premier League dengan upah terbesar.
Oke, Pogba mungkin bisa sedikit diperdebatkan mengingat sumbangsihnya sebagai topskorer United musim lalu lewat 16 golnya di lintas ajang. Tetapi Martial dan Sanchez? Jauh dari kata spesial.
ADVERTISEMENT
Martial cuma mampu mengukir 10 gol dan 2 assist di Premier League edisi 2018/19. Sanchez lebih parah lagi karena hanya menyumbang sebiji gol dan 3 assist dari 20 pertandingan liga.
---
Anyway, hanya waktu yang bisa menjawab kelayakan Rashford, sebagai ikon klub di masa depan atau justru ia bakal menyusul Martial dan Sanchez sebagai tukang buang-buang uang United.