news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gasperini Murka kepada Wasit: Ini Skandal

16 Mei 2019 6:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, berteriak saat timnya menghadapi Lazio di final Coppa Italia. Foto: Alberto Lingria/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, berteriak saat timnya menghadapi Lazio di final Coppa Italia. Foto: Alberto Lingria/Reuters
ADVERTISEMENT
Tak ada ekspresi kemarahan dari wajah pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, sepanjang laga menghadapi Lazio, Kamis (16/5/2019 dini hari WIB. Meskipun, pertandingan final Coppa Italia di Stadion Olimpico itu berakhir 2-0 untuk kemenangan sang lawan.
ADVERTISEMENT
Semua berubah ketika Gasperini memasuki ruang jumpa pers. Yang ada hanyalah murka karena sosok 61 tahun tersebut baru saja melihat tayangan ulang terkait insiden pada menit ke-25.
Di situlah peluang emas Atalanta tercipta. Bermula dari tendangan bebas, gelandang Marten De Roon menyambut bola dengan tendangan voli. Nah, kalau menurut Gasperini, bola sempat mengenai tangan bek Lazio, Bastos.
Wasit Luca Banti lalu menjadi objek kritik Gasperini sepanjang jumpa pers. Begitu pula Giorgio Peretti selaku wasit yang bertugas memantau pertandingan dari layar di sebuah ruangan dan memberikan masukan kepada Banti.
"Adalah mengejutkan dan melakukan ketika Atalanta menerima perlakuan seperti ini. Apa yang terjadi telah merenggut kredibilitas VAR (video assistant referee)," tutur Gasperini sebagaimana dilansir oleh Football Italia.
ADVERTISEMENT
"Dari kejadian tersebut, wasit seharusnya memberikan penalti dan kartu merah. Itu mungkin tak terlihat oleh wasit, tetapi ada VAR 'kan? Saya ingin wasit yang menjaga video pertandingan di tribune datang ke sini dan memberikan penjelasan.
"Satu-satunya alasan adalah gangguan sehingga mereka tak bisa melihat layar. Atau, mereka menutup mata. Ini skandal," ujarnya.
Banti memang tak menggunakan bantuan VAR untuk meninjau insiden yang dipermasalahkan Gasperini. Pertandingan berlanjut dan gawang Lazio lolos dari kebobolan.
Duel antara Lazio dan Atalanta di final Coppa Italia. Foto: Alberto Lingria/Reuters
Hingga akhirnya, petaka menghampiri Atalanta lewat gol tandukan Sergej Milinkovic-Savic pada menit ke-82. Semakin bertambah derita pasukan Gasperini setelah Joaquin Correa menggandakan skor di pengujung laga.
"Kesalahan wasit telah mengubah pertandingan. Kami sepantasnya mendapatkan penalti dan menjalani pertandingan dengan kondisi 11 melawan 10 setelah 25 menit," ucap Gasperini.
ADVERTISEMENT
Akibat kekalahan tersebut, Atalanta terpaksa menahan dahaga gelar juara di Coppa Italia yang sudah berlangsung sejak 1963. Setelah itu, mereka sempat menembus final sebanyak tiga kali dan selalu menelan kekalahan.
Sebaliknya, Lazio menyejajarkan diri dengan Inter Milan berkat koleksi tujuh trofi Coppa Italia. Hanya Juventus (13) dan AS Roma (9) yang merengkuh gelar juara lebih banyak di pentas serupa.
Gasperini lantas melihat ada upaya membantu klub besar ke podium juara. Atalanta jelas tak masuk kategori tersebut menimbang tradisi minor di Coppa Italia.
"Sulit dipahami karena klub yang menang itu-itu saja. Ini merupakan sinyal buruk untuk sepak bola Italia," kata eks pelatih Inter Milan tersebut.