Girona, di Antara Montilivi dan Miami

12 September 2018 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Girona bakal jadi saudara Manchester City. (Foto: Instagram/Girona FC)
zoom-in-whitePerbesar
Girona bakal jadi saudara Manchester City. (Foto: Instagram/Girona FC)
ADVERTISEMENT
La Liga telah mendeklarasikan Amerika Serikat (AS) jadi arena pertandingan anyar mereka dalam waktu dekat. Sebuah terobosan revolusioner mengingat, lumrahnya, liga domestik digelar di ranah domestik pula.
ADVERTISEMENT
Meski tentangan berdatangan dari para pemain La Liga yang tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional (AFE), Javier Tebas selaku Presiden La Liga mengungkapkan bahwa rencana ini sudah mencapai 90%. Dan laga antara Girona versus Barcelona, 27 Januari 2019, jadi pertandingan inaugurasi mereka di Negeri 'Paman Sam' itu.
Girona, sebagai salah satu tim yang akan mencetak sejarah bersama Barcelona itu mestinya berbangga. Apalagi klub yang juga berasal dari Catalunya itu bakal mendapatkan patron pendukung anyar dari luar negeri, setidaknya begitu menurut Tebas.
"Pertandingan di luar negeri itu memang didesain untuk membantu tim yang tidak punya banyak pendukung," kata Tebas kepada Onda Cero.
Tebas juga menambahkan bila Girona telah menyatakan ketertarikannya untuk menjalani laga tersebut. Bahkan, bukan cuma klub berjuluk Blanquivermell itu saja, melainkan dengan beberapa tim-tim kecil lainnya yang juga telah menunjukkan itikad, melihat momentum ini sebagai sebuah kesempatan untuk go international.
ADVERTISEMENT
Javier Tebas, Presiden La Liga. (Foto: ROSLAN RAHMAN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Javier Tebas, Presiden La Liga. (Foto: ROSLAN RAHMAN / AFP)
Kendati demikian, segenap pihak Girona belum benar-benar menyetujui langkah tersebut. Joaquim Alegret, Presiden Federasi Suporter Girona, menegaskan bila pertandingan kandang Girona mesti digelar Montilivi yang merupakan stadion kebanggaan mereka.
"Sebagai penggemar dan anggota Girona, saya ingin pertandingan dimainkan di stadion kami, Montilivi," ujar Alegret seperti dilansir Bleacher Report.
Girona memang kebagian jatah sebagai tuan rumah pada pertandingan yang jatuh di pekan ke-21 tersebut. Dan bukan stadion berkapasitas sekitar 13.500 penonton itu yang akan jadi panggungnya, melainkan Hard Rock Stadium --markas tim National Football League (NFL), Miami Dolphins.
Girona jauh berbeda dengan rival sekotanya, atau klub-klub medioker La Liga macam Getafe, Deportivo Alaves, atau Rayo Vallecano sekalipun. Jangankan titel bergengsi, eksistensinya mereka di La Liga baru berumur dua musim.
ADVERTISEMENT
"Ini tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat. Jika itu akan dimainkan di Norwegia, reaksi kami juga bakal sama — ini adalah negara yang berbeda. Kami hanya ingin memainkan permainan di stadion kami," ucap Alegret.
"Barca terkenal di mana-mana dengan klub pendukung di seluruh dunia, tapi kami adalah klub kecil yang baru dua musim bermain di divisi utama."
Dengan minimnya kemakmuran klub, kebahagiaan apalagi yang didapatkan para pendukung selain melihat tim sekelas Barcelona dan Madrid mentas di stadion mereka, melihat Lionel Messi dan Gareth Bale merumput Montilivi.
Kuantitas pendukung Alex Granell dkk. juga tak sebanyak Barcelona. Sebagai bentuk antisipasi, Girona telah menawarkan 1.500 tiket pertandingan, subsidi biaya transportasi dan akomodasi. Sayangnya, ini bukan semata-mata urusan uang, melainkan esensi dari laga kandang itu sendiri di Montilivi, bukan Miami.
ADVERTISEMENT
"Yang benar-benar saya dan sebagian besar penggemar inginkan adalah pertandingan ini dimainkan di Girona, bukan di Miami. Kami tidak ingin pergi ke Miami," Lluis Bosch, juru bicara Penya Gironina (firma pendukung Girona).
Satu hal lagi yang cukup mengganjal bagi Girona, khususnya orang-orang Catalunya, adalah latar belakang Tebas. Pria berusia 56 tahun itu dikenal sebagai anggota Fuerza Nueva, partai politik sayap kanan yang kental dengan rezim Jenderal Franco.
Tabiat Tebas juga tercermin dari penolakannya saat Barcelona meminta penundaan laga melawan Las Palmas tepat saat hari kekerasan referendum Oktober 2017 silam. Rasa sentimennya kepada Catalunya juga tampak kala Tebas melarang atribut region itu saat pertandingan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Girona dan Barcelona akan dijejali lagu kebangsaan Spanyol sebelum pertandingan serta 40.000 bendera negara yang akan disebarkan di kursi penonton. Untuk klub macam Real Madrid atau Atletico Madrid kebijakan demikian tak jadi masalah. Bagi Girona dan Barcelona, kebijakan demikian mengancam idelogi mereka.
Bukan rahasia lagi bila pemain macam Gerard Pique adalah pendukung referendum Catalunya, pemain yang aktif dalam mengekspresikan sokongan wilayah berbendara kuning-oranye itu untuk lepas dari Spanyol.
Pique, salah satu corong masyarakat Catalunya. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Pique, salah satu corong masyarakat Catalunya. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) belum memberikan restu kepada kebijakan Tebas ini. Luis Rubiales selaku presiden yang menaungi asosiasi tersebut juga masih menentang. Padahal, menurut peraturannya RFEF kudu mengontak Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) yang jadi tuan rumah La Liga pada Januari mendatang.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara eksklusif dengan Sid Lowe untuk The Guardian, Rubiales berkata, "Tebas sudah berbicara dengan semua orang kecuali orang-orang yang seharusnya dia ajak bicara. Dia benar-benar lancang. Dia adalah orang yang tidak jujur dan tidak jelas apa maunya."
Selain itu, La Liga bukannya tanpa tendensi untuk menggelar pertandingan di AS. Agenda tersebut merupakan bagian dari kesepakatan mereka dengan Relevent, sebuah perusahaan hiburan yang juga menjadi operator turnamen pramusim International Champions Cup. Perjanjian bisnis ini bisa mendatangkan keuntungan 200 juta euro untuk La Liga.