Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketika hidup memberimu lemon, buatlah limun. Ini pepatah usang yang terkadang diabaikan begitu saja karena sudah telanjur menjadi klise. Namun, saat pepatah ini benar-benar diejawantahkan dalam hidup, hasilnya sungguh luar biasa.
ADVERTISEMENT
Ada yang tidak biasa di Parc des Princes ketika Paris Saint-Germain bermain menghadapi Strasbourg, Sabtu (14/9/2019). Kebencian begitu terasa di udara yang melingkupinya. Lewat cemoohan dan spanduk-spanduk yang mereka bawa, suporter garis keras PSG menyatakan penolakan terhadap Neymar Junior .
Laga itu adalah 'debut' Neymar setelah sekian lama berkutat dengan cedera. Untuk pertama kalinya dia bermain untuk PSG musim ini. Bersama Angel Di Maria dan Pablo Sarabia, Neymar menyokong Eric Maxim Choupo-Moting di lini depan PSG.
Sambutan buruk untuk Neymar itu antara mengejutkan dan tidak. Mengejutkan karena biar bagaimana pun Neymar masih bermain untuk PSG dan dia adalah pemain terbaik yang ada di dalam skuat. Tidak mengejutkan karena pada bursa transfer lalu Neymar berupaya sekuat tenaga untuk angkat kaki dari Paris.
ADVERTISEMENT
Maka, begitulah. Sepanjang pertandingan Neymar dicemooh habis-habisan. Akan tetapi, dia tidak terpengaruh. Bahkan, dia akhirnya menjadi pahlawan. Pada tambahan waktu babak kedua Neymar mencetak gol salto untuk memenangkan PSG atas Strasbourg.
Gol itu berasal dari umpan silang Abdou Diallo yang bermain di sisi kiri pertahanan PSG. Melihat bola diarahkan ke sentral kotak penalti, Neymar yang berlari mendekati gawang berhenti, menyesuaikan posisi tubuhnya, lalu melakukan tendangan salto dengan kaki kiri. Kiper Strasbourg, Matz Sels, cuma bisa termangu.
Neymar pun melakukan selebrasi dengan penuh kegembiraan bersama rekan-rekannya. Dia berlari ke sudut lapangan sebelum melepaskan beban lewat teriakan kencang.
Di tribune stadion, sebagian besar suporter menyambut hangat gol itu, tetapi tidak dengan para ultras. Sayup-sayup, cemoohan malah makin kencang terdengar dari sisi mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, setidaknya untuk saat ini, Neymar berhasil mencuri kemenangan dari para ultras PSG. Meski begitu, Neymar sendiri tidak mau berbicara banyak mengenai hal itu.
"Aku tahu ini akan jadi situasi sulit. Kalau mereka mau meneriakiku, silakan saja. Namun, mereka tidak semestinya fokus kepadaku. Yang terpenting di sini adalah tim. Mulai sekarang, aku akan memainkan laga kandang selayaknya partai tandang," kata Neymar, dilansir ESPN.
Neymar mengakui bahwa pada bursa transfer lalu dia memang ingin pindah dari PSG. Namun, setelah kepindahan itu kolaps, Neymar mencoba untuk tetap fokus kepada PSG. Di juga sudah siap untuk melupakan saga transfer tersebut.
"Sejak bursa transfer ditutup, fokusku hanya kepada PSG. Aku mengalami cedera serius dan harus melewatkan banyak pertandingan. Akan tetapi, setiap kali berada di lapangan, aku selalu menampilkan yang terbaik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Aku ingin pindah karena alasan personal, bukan karena PSG. Ketika kamu tak merasa nyaman di pekerjaanmu, kamu pasti akan berusaha mencari perubahan. Aku punya alasan pribadi dan karena itulah aku ingin pergi. Aku sudah berusaha tetapi mereka tidak serius. Ini adalah terakhir kalinya aku akan bicara soal ini."
"Lucu juga, ya. Para suporter mencemoohku sepanjang laga dan kemudian dipaksa untuk merayakan golku," tutupnya sembari tertawa kecil.
Dalam kesempatan terpisah, pelatih PSG, Thomas Tuchel, mengatakan bahwa apa yang terjadi antara Neymar dan para suporter adalah sesuatu yang harus diterima oleh semua pihak.
"Sejujurnya, aku tidak mengharapkan apa-apa, tetapi aku tidak akan menilai apakah perlakuan itu terlalu keras atau tidak karena mereka adalah suporter kami. Di bursa transfer kemarin mereka juga sudah diperlakukan tidak baik," ucap Tuchel.
ADVERTISEMENT
"Ada masalah antara Neymar dan PSG. Suporter kami mencintai klub sehingga ini bukan hal mudah bagi mereka. Dalam hidup, ketika ada situasi kompleks, kita harus menerima kalau ada reaksi seperti itu. Aku tidak tahu apakah itu akan berlanjut atau tidak. Yang jelas, kami harus beradaptasi," tambahnya.
Dengan kemenangan atas Strasbourg itu, PSG mantap di puncak klasemen dengan koleksi 12 poin dari lima pertandingan. Les Parisiens untuk sementara unggul dua poin atas Stade Rennais yang duduk di urutan kedua.