Granit Xhaka Jadi Kandidat Utama Kapten Arsenal

18 Juli 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Granit Xhaka saat menjadi kapten Arsenal. Foto: Glyn KIRK / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Granit Xhaka saat menjadi kapten Arsenal. Foto: Glyn KIRK / AFP
ADVERTISEMENT
Arsenal disinyalir tengah mencari sosok kapten baru menyusul pemberontakan yang dilakukan oleh Laurent Koscielny. Menurut The Telegraph, jabatan kapten itu akan diberikan kepada Granit Xhaka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnnya, Koscielny-lah yang menjadi kapten utama Arsenal. Namun, mangkirnya bek tengah berusia 33 tahun itu dari tur pramusim yang dilangsungkan Arsenal membuat masa depannya bersama tim menjadi gelap.
Usut punya usut, Koscielny memang meminta Arsenal untuk melepasnya. Dari situ, kecil kemungkinan pria asal Prancis tersebut masih berada di London Utara musim depan, terlebih menjadi kapten.
Mencuatnya nama Xhaka untuk menggantikan Koscielny memang tak mengejutkan. Pria asal Swiss ini memang kerap kali mengapteni Arsenal di musim 2018/19—musim perdana Unai Emery di Arsenal.
Emery memang menetapkan lima kapten di Arsenal musim 2018/19, dengan urutan Koscielny, Petr Cech, Aaron Ramsey, Xhaka, dan Mesut Oezil. Koscielny tampak tak memiliki masa depan lagi bersama Arsenal. Sementara, Cech dan Ramsey sudah keluar dari klub. Oleh karena itu, Xhaka menjadi pilihan yang paling masuk akal.
ADVERTISEMENT
Emery pribadi menyatakan bahwa Xhaka tak hanya memiliki pengalaman untuk menjadi kapten, tetapi juga memiliki atribut yang tepat untuk mengemban jabatan tersebut.
“Kami memiliki beberapa pemain yang pantas untuk menjadi kapten. Salah satunya adalah Xhaka. Ia sering menjadi kapten musim lalu dan sudah seperti pemimpin kami di ruang ganti,” kata Emery, dikutip dari situsweb resmi Arsenal.
Xhaka melakukan pemanasan sebelum pertandingan. Foto: Hannah McKay/Reuters
Pada dasarnya, pengalaman Xhaka menjadi kapten tak hanya di Arsenal saja. Gelandang kidal ini menjadi kapten utama Borussia Moenchengladbach—klub yang ia bela sebelum pindah ke Arsenal. Ia juga mengapteni Timnas Swiss saat ini.
Xhaka sendiri mengaku bahwa ban kapten hanyalah simbol belaka. Namun, ia juga tidak menolak apabila diberikan jabatan tersebut oleh Emery.
ADVERTISEMENT
“Ini bukan tentang perkara ban kapten. Kami harus bekerja bersama, baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun, apabila klub dan pelatih memberikan itu kepada saya, saya akan sangat senang. Jabatan kapten adalah sesuatu yang spesial,” kata Xhaka.
Peluang Xhaka untuk menjadi kapten semakin besar mengingat ia merupakan pilihan utama Emery di lini tengah. Selain Oezil, kandidat lain yang sempat disebut oleh Emery adalah Nacho Monreal.
Namun, besar kemungkinannya bek kiri asal Spanyol itu tak menjadi bagian dari tim utama Arsenal di musim depan. Pasalnya, ‘Meriam London’ saat ini dikabarkan tengah mengincar bek kiri Celtic FC, Kieran Tierney. Jika Tierney didapatkan, Monreal pasti akan menjadi pemain cadangan.
Kualitas Xhaka sebagai pemimpin mungkin tak perlu diragukan. Ia adalah pria yang berhasil menjadi kapten Gladbach kala usianya baru 21 tahun, dan kapten negaranya saat masih berusia 26 tahun. Namun, bukan berarti isu ini diterima dengan baik oleh suporter Arsenal.
ADVERTISEMENT
Xhaka mungkin oke sebagai pemimpin, tetapi ada pertanyaan besar mengenai kualitasnya sebagai pesepak bola. Xhaka terkenal sebagai pemain yang ceroboh. Di Premier League 2018/2019, ia tercatat sebagai pemain non-kiper Arsenal yang paling banyak melakukan kesalahan berujung gol (2).
Granit Xhaka, si Spesialis Gol Jarak Jauh Arsenal. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
Selain itu, ia juga kerap kali melakukan pelanggaran yang tak perlu. Yang paling fatal terjadi di laga melawan Brighton & Hove Albion, Mei silam. Kala itu, ia menarik lengan pemain sayap Brighton, Solly March, di kotak penaltinya sendiri.
Glenn Murray yang menjadi eksekutor sukses menuntaskan tugasnya, dan Arsenal gagal meraih tiga poin. Kegagalan Arsenal untuk menang ini terbukti fatal dalam perburuan posisi empat besar yang saat itu mereka ikuti.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang menganggap bahwa seorang kapten tak hanya merupakan figur pemimpin, tetapi juga menjadi pemain terbaik di lapangan. Berdasarkan pemikiran inilah banyak suporter Arsenal yang merasa Xhaka tak pantas untuk menjadi kapten.