Hal-hal di Balik Pencoretan Nainggolan dari Timnas Belgia

22 Mei 2018 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nainggolan saat berseragam Roma. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Nainggolan saat berseragam Roma. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang janggal dalam skuat sementara Tim Nasional Belgia. Betul, nama Radja Nainggolan tak tercantum dalam daftar pemain yang diiukutsertakan Roberto Martinez ke Piala Dunia. Ironisnya, nama-nama macam Nacer Chadli, Adnan Januzaj, dan Thorgan Hazard yang justru dimasukkan Martinez. Dari kombinasi pengalaman dan performa, Nainggolan lebih meyakinkan ketimbang ketiga nama tersebut.
ADVERTISEMENT
Buktinya Nainggolan menjadi penyumbang assist terbanyak untuk AS Roma di Serie A musim ini di angka sembilan. Belum lagi dengan kesuksesannya membawa AS Roma melangkah ke semifinal Liga Champions. Bandingkan dengan Chadli yang cuma lima kali tampil untuk West Bromwich Albion --yang akhirnya terdegradasi-- atau Januzaj dan Hazard yang cuma mampu membawa timnya finis di papan tengah pada liga domestik.
Dalam kacamata Martinez, Nainggolan dipandang sebagai playmaker, bukan gelandang box-to-box seperti peran aslinya. Di saat yang sama, slot playmaker sudah tak mungkin lagi diberikan kepada penggawa lain ketika di skuat Timnas Belgia sudah ada Kevin De Bruyne.
Terlebih, format 3-4-3 yang dicanangkan Martinez hanya menyisakan satu slot untuk gelandang serang. Jika De Bruyne diplot untuk tampil ofensif, bisa dipastikan satu pos lagi akan ditempati Axel Witsel yang diplot untuk bermain lebih defensif. Padahal, jika Martinez memandang Nainggolan seperti peran aslinya, pemain berdarah batak itu bisa bersaing dengan Witsel. Itulah mengapa Martinez tidak memanggil Nainggolan --dan justru mengikutsertakan para winger macam Chadli, Januzaj, dan Hazard.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini cukup menjelaskan jika keputusan Martinez menanggalkan Nainggolan diakibatkan faktor kebutuhan. Namun, pilihan biasanya tak hanya didasari kebutuhan semata, tapi ada tendensi di sisi sebaliknya. Dalam konteks ini, Martinez mungkin saja demikian. Nyatanya hubungannya dengan Nainggolan dan tidaklah harmonis. Tengok saja ungkapan yang pernah dilontarkan gelandang berdarah Batak tersebut tahun lalu.
“Kami sedang duduk di restoran yang sama di Ibiza, dia dan saya. Dia duduk di dekat meja saya, tetapi dia tidak datang untuk menyapa. Oke, kalau begitu saya tidak akan menyambutnya juga,” ujar Nainggolan seperti dilansir Independent.
Minggu (20/5/2018) Martinez sendiri dikabarkan telah terbang ke Roma untuk berdiskusi dengan Nainggolan. Akan tetapi, gelandang berambut Mohawk itu segera memutuskan untuk pensiun dari Timnas Belgia tak lama setelah skuat Belgia diumumkan.
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut diambil Nainggolan bukan tanpa dasar. Ia memang sudah lama tidak jadi pilihan utama Martinez, sudah sejak babak kualifikasi Piala Dunia lalu. Selama kualifikasi, hanya sekali ia tampil sebagai starter, tepatnya saat Belgia ditahan imbang Yunani 1-1.
Martinez sendiri bukanlah pelatih yang piawai dalam bersilat lidah. Padahal, kepercayaan publik dibangun dari argumen --termasuk alasan untuk memilih atau tidak mengikutsertakan pemain.
Terlebih posisinya tak sembarangan, nakhoda tim. Suka tidak suka, ia harus menerima risikonya kala publik berspekulasi tentang keputusannya. Bukan tak mungkin, masalah seperti ini akan mengganggu pendar generasi emas Belgia di Rusia nantinya. Kalau Belgia kekurangan opsi di lini tengah, siapa yang akan disorot? Ya, Martinez.
ADVERTISEMENT