Harapan dan Keraguan atas Scott McTominay

22 Februari 2018 15:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
McTominay pada laga melawan Sevilla. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
McTominay pada laga melawan Sevilla. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika ada pemenang dari pertarungan antara Jose Mourinho dan Paul Pogba di skuat Manchester United, dia adalah Scott McTominay. Alih-alih menjadi pelanduk yang mati di tengah pertarungan dua gajah, nama McTominay justru mencuat ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Mourinho seharusnya tidak punya alasan untuk merasa bahagia usai timnya bermain imbang 0-0 dengan Sevilla pada laga 16 besar Liga Champions, Kamis (22/2/2018) dini hari WIB. Penampilan United begitu mengenaskan pada laga itu. Sudah kalah penguasaan bola (43% berbanding 57% milik Sevilla), United juga kalah telak dalam penciptaan peluang (6 berbanding 25 milik tuan rumah).
Akan tetapi, dalam sesi konferensi pers pascalaga, Mourinho justru terlihat semringah. Alasannya, karena ada seorang wartawan yang alih-alih menanyakan soal Pogba, malah bertanya soal McTominay. Wartawan itu pun mendapat pelukan dari Mourinho.
"Saya kira memang pertanyaannya harus tentangnya (McTominay). Dia pemain yang fantastis. Dia bermain baik dalam pertandingan ini. Dia mampu mempersulit (Ever) Banega di atas lapangan. Dia juga mampu bermain secara sederhana dan nyaman ketika menguasai bola," kata Mourinho.
ADVERTISEMENT
Pada laga melawan Sevilla tersebut, Mourinho memang lebih memilih McTominay untuk menjadi salah satu dari trio gelandang United. Bahkan, ketika Pogba masuk, sosok yang ditarik keluar pun bukan McTominay, melainkan Ander Herrera--yang mengalami cedera.
Kepercayaan Mourinho terhadap McTominay itu memang sangat menarik. Pasalnya, pemain satu ini sama sekali bukan penghuni reguler tim utama United, sementara laga melawan Sevilla adalah salah satu laga terpenting The Red Devils musim ini. Sulitnya mengejar Manchester City di Premier League membuat United mau tak mau harus berupaya ekstra di ajang lain, termasuk Liga Champions.
Apa yang dilakukan McTominay pun sebenarnya sangat sederhana. Dia tidak memiliki teknik maupun energi seperti Pogba. Berdasarkan catatan WhoScored, pemain satu ini hanya menciptakan total 35 umpan tanpa satu pun umpan kunci (umpan yang menjadi peluang). Selain itu, tembakan yang dia lepaskan juga hanya satu. Bandingkan dengan Pogba yang bisa membuat 49 umpan, 5 dribel, serta 1 tembakan selama 73 menit.
ADVERTISEMENT
Artinya, Mourinho menurunkan McTominay bukan untuk menggantikan Pogba, melainkan untuk tujuan yang berbeda. Hal ini terlihat dari catatan defensif milik McTominay. Walau tak mencatatkan tekel (berhasil) sama sekali, McTominay mampu membuat 1 intersep dan 3 sapuan sepanjang laga. Selain itu, dengan posturnya yang menjulang, McTominay mampu memenangi 3 duel udara.
Jika ditilik dari catatan statistiknya, penampilan McTominay memang terhitung sangat biasa. Namun, justru di situ poinnya. Mourinho menurunkan McTominay karena pemain satu ini bisa menjalankan apa yang diperintahkan dengan tingkat kepatuhan absolut. Oleh Mourinho, McTominay dipasang untuk meminimalisasi aksi-aksi ofensif Ever Banega dan Steven N'Zonzi. Dia pun melakukan hal itu hanya dengan berada di atas lapangan.
McTominay berebut bola dengan Escudero. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
McTominay berebut bola dengan Escudero. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Secara talenta, McTominay jelas tidak ada apa-apanya dibanding Pogba. Hal-hal yang bisa dilakukan Pogba, yang membuatnya sempat jadi pesepak bola termahal dunia, tidak bisa dilakukan oleh McTominay. Tak cuma itu, McTominay juga selama ini juga masih jauh dari keglamoran yang telah menjangkiti Pogba. Boleh dibilang, McTominay adalah antitesis Pogba.
ADVERTISEMENT
McTominay sendiri merupakan produk asli akademi United. Lahir di Lancaster pada 8 Desember 1996, McTominay sudah bergabung dengan akademi United sejak berusia lima tahun. Kala itu, dia direkrut via pusat pengembangan pemain Manchester United di Preston.
Awalnya, McTominay bermain sebagai penyerang tengah. Akan tetapi, perlahan-lahan posisinya semakin ke belakang. Dari penyerang tengah, dia sempat menjadi pemain nomor 10 sebelum akhirnya menjadi gelandang tengah seperti sekarang. Perkembangan McTominay sebagai gelandang tengah itu merupakan hasil pengamatan jeli Warren Joyce.
Menurut Joyce, McTominay adalah pemain yang punya teknik bagus dan mampu mempertahankan bola dengan baik. Inilah alasan di balik keputusan Joyce mengonversi posisi McTominay.
Scott McTominay (kanan) menghadang Jason Puncheon. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Scott McTominay (kanan) menghadang Jason Puncheon. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
Perjalanan karier McTominay di akademi United terbilang mulus. Setelah sempat diwarnai pergantian posisi, McTominay kemudian makin nyaman bermain sebagai gelandang sampai akhirnya mendapat kesempatan tampil di skuat utama United pada partai Premier League pemungkas musim 2016/17. Kala itu, bersama pemain-pemain muda lain seperti Joel Pereira, Demetri Mitchell, Axel Tuanzebe, Angel Gomes, dan Josh Harrop, McTominay turun dalam laga melawan Crystal Palace.
ADVERTISEMENT
Dari semua pemain itu, hanya McTominay yang kemudian mampu mempertahankan posisinya di skuat utama. Bahkan, McTominay akhirnya juga diturunkan pada laga-laga penting. Sebelum melawan Sevilla, pemain berdarah Skotlandia ini sudah diberi kesempatan turun di tiga laga fase grup Liga Champions. Selain itu, dia juga sudah mengantongi 5 laga Premier League, 3 laga Piala Liga, dan 2 pertandingan Piala FA.
Perlahan tapi pasti, McTominay mampu merangsek ke jajaran elite Manchester United. Hal ini pun akhirnya memicu pernyataan dari kapten Michael Carrick yang menyebut bahwa McTominay adalah suksesor idealnya.
"Scotty telah berkembang pesat dalam enam sampai 12 bulan terakhir. Itu yang kulihat tiap kali dia berlatih bersama tim utama," tutur Carrick kepada MUTV.
ADVERTISEMENT
"Kalian bisa lihat bagaimana dia mengatasi setiap tantangan di segala situasi. Dia adalah seorang atlet. Dia kuat, cepat, dan punya olah bola bagus."
McTominay sudah cukup matang. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
McTominay sudah cukup matang. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
"Dia punya segala atribut untuk memiliki karier gemilang. Dia hanya butuh kesempatan di waktu yang tepat dan sejauh ini dia sudah mendapatkannya. Kuharap dia bisa terus memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu," imbuh eks pemain Tottenham Hotspur ini.
Akan tetapi, ada satu masalah di sini. Apakah McTominay memang benar-benar sosok yang pas sebagai pengganti Carrick? Pasalnya, dari deskripsi-deskripsi yang sudah ada, justru tidak terlihat atribut-atribut khas Carrick dalam diri McTominay. Jika selama ini orang selalu mengidentikkan Carrick dengan kecerdasan, McTominay justru diidentikkan dengan kekuatan fisik.
Kendati begitu, perlu dicatat bahwa McTominay masih berusia 21 tahun. Artinya, ruang berkembang bagi dirinya masih begitu luas. Plus, Carrick sendiri sudah menegaskan bahwa dia siap membantu perkembangan juniornya tersebut. Ketika pada musim depan Carrick telah bergabung dengan staf kepelatihan United, bukan tak mungkin perkembangan McTominay bakal semakin pesat.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, sebenarnya kecerdasan McTominay sudah terlihat saat laga menghadapi Sevilla. Dengan kemampuannya menjalankan instruksi Mourinho secara kaffah, artinya pemain satu ini punya pemahaman bagus. Hal ini sebenarnya sudah pernah disampaikan oleh Carrick yang menyebut bahwa keunggulan utama McTominay adalah kemauannya untuk belajar dan mendengarkan.
Pertanyaannya sekarang, sampai pada titik mana McTominay bakal berkembang? Pasalnya, dengan apa yang sejauh ini diperlihatkannya, McTominay tidak tampak seperti calon pemain besar. Selain kema(mp)uannya mendengarkan dan menjalankan instruksi, pemain satu ini belum mampu menunjukkan kelebihan-kelebihan lain. Sebagai pemain Manchester United, hal demikian rasanya tidak akan cukup.