"Harusnya Pogba Paham, Hidup sebagai Pesepak Bola Itu Bukan Main-main"

31 Maret 2018 22:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba kala pada laga Man Utd vs Newcastle. (Foto: Oli Scarff/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pogba kala pada laga Man Utd vs Newcastle. (Foto: Oli Scarff/AFP)
ADVERTISEMENT
Hanya legenda hidup seperti Bryan Robson yang paham benar cara menegur pemain bintang seperti Paul Pogba. Mantan penggawa Manchester United itu melemparkan kritik atas perilaku nyeleneh Pogba di luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Kritik ini agaknya lahir dari kekecewaan Robson yang menilai Pogba tak kunjung berkembang di United. Padahal, di awal 2017 lalu, Robson menjadi salah satu pesohor yang menyuarakan keyakinannya bahwa Pogba akan sanggup menjawab segala kritik dengan performanya yang brilian di United.
Sebagai pesepak bola, Pogba kerap eksentrik tampil di luar lapangan. Tak ada yang salah dengan ini, karena siapa pun berhak mengekspresikan diri.
Namun, bagi Robson, setiap pesepak bola profesional seharusnya menaruh perhatian lebih kepada performanya di atas lapangan. Apa yang bisa diberikan seorang pemain kepada klub seharusnya menjadi hal yang harus diupayakan oleh setiap pesepak bola dalam porsi yang jauh lebih besar.
"Pogba itu sering sekali muncul di media sosial. Di sana ia bersenang-senang, tertawa, dan bercanda. Dia senang menjadi sorotan."
ADVERTISEMENT
"Saya paham dengan sosoknya yang santai dan periang. Saya pun mengerti bahwa ia ingin bergurau dengan fans-nya. Namun, buat saya, sikapnya itu agak keterlaluan. Yang paling dibutuhkannya saat ini adalah kemenangan," ungkap Robson, dilansir Express UK.
Tidak ada yang meragukan kualitas Pogba sebagai pesepak bola papan atas. Penampilan dan raihannya bersama Juventus menjadi bukti. Gelar juara bersama Juventus melambungkan namanya sebagai pesepak bola muda terbaik di dunia. Berangkat dari performanya selama empat tahun di Juventus itulah, Manchester United memutuskan untuk membawanya ke Old Trafford dengan mahar 100 juta euro.
Keraguan tentang kualitas Pogba berhasil dipatahkannya di musim 2016/2017. Pogba ambil andil dalam kesuksesan United menjuarai Liga Europa dan Piala Liga Inggris. Namun, lain cerita bila mempersoalkan musim 2017/2018.
ADVERTISEMENT
Dari 11 laga terakhir yang dijalani United, dia hanya masuk jajaran pemain inti sebanyak empat kali. Beragam alasan, mulai dari cedera, sakit, sampai performa menjadi sebab sulitnya Pogba masuk kembali ke skuat inti 'Setan Merah'. Kesulitannya di United ditambah dengan hubungannya yang cukup buruk dengan sang manajer klub, Jose Mourinho.
Robson yang pernah menjadi bagian dari skuat United selama kurang-lebih 13 tahun pun sadar bahwa menjadi pemain United bukan perkara mudah. Klub besar membutuhkan usaha besar. Nama besar di klub terdahulu tak akan cukup, karena persaingan di United memang menuntut hasil lebih.
Paul Pogba (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Paul Pogba (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
"Hidup sebagai pesepak bola itu bukan main-main. Komentar orang-orang seperti saya, Roy Keane, Graeme Souness, dan Gary Neville lahir dari pemahaman ini. Kami mengomentarinya karena kami paham."
ADVERTISEMENT
Pogba memang kerap menuai kritik. Kritik Keane muncul karena Pogba meminta Mourinho untuk tetap memainkan skema 4-3-3. Sementara bagi Keane, pemain sebesar Pogba seharusnya bisa mengakomodir taktik yang digunakan oleh pelatihnya.
Sebenarnya, permintaan Pogba cukup masuk akal. Hal ini setidaknya terbukti dalam laga persahabatan Prancis melawan Rusia pada Rabu (28/3/2018). Di laga tersebut, Pogba tampak bermain bebas dalam formasi 4-3-3. Hampir setiap Les Bleus menginisiasi serangan di daerah pertahanan lawan, Pogba ada. Distribusi bolanya begitu mengalir.
Selama 90 menit, Pogba menjadi pemain yang berhasil mencetak umpan terbanyak, 72 kali. Akurasi umpannya pun mencapai 81,6%. Angka ini dipermanis dengan torehan satu gol tendangan bebasnya pada menit 49.
Sementara, Souness berpendapat bahwa permainan Pogba tak ada bedanya dengan permainan anak sekolahan. Di mata Souness, pemain dengan harga selangit seperti Pogba seharusnya sanggup memberikan kontribusi lebih kepada klubnya. Adapun, kritik ini dialamatkan kepada Pogba waktu Newcastle United berhasil merebut kemenangan 1-0 atas tim besutan Mourinho ini.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan Robson, Neville juga sempat melontarkan kritik pedas kepada Pogba perihal perilakunya di luar lapangan. Neville menganggap Pogba sebagai sosok yang tak serius menjalani hidupnya sebagai pesepak bola. Mantan kapten United itu menyindir kebiasaan Pogba mempublikasikan begitu banyak aktivitasnya di media sosial.
Periode rumit seperti yang sedang dialami Pogba memang menjadi bagian dari hidup pesepak bola. Namun, ada banyak pesepak bola yang pada akhirnya berhasil keluar. Biasanya, bisa atau tidaknya keluar dari masa-masa sulit bergantung pada respons sang pesepak bola terhadap periode tak menyenangkan ini.
Begitu pula dengan Pogba. Sesulit apa pun keadaannya, bukannya tak mungkin periode ini menempanya untuk jadi pemain yang lebih baik di masa depan. Mau tidak mau, suka tidak suka, Pogba harus menemukan cara untuk keluar dari lilitan situasi sulit macam ini. Dan bagi Robson, tak ada jalan lain selain mencurahkan fokus terbesarnya kepada performa di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Ini (kehidupan sebagai pesepak bola) bukan permainan. Ini kehidupan kami. Pesepak bola membutuhkan kemenangan. Dan saya pikir, Paul harus benar-benar paham, mental seperti ini harus ada dalam karakternya. Ini tugasnya, pekerjaannya, sebagai pesepak bola,'' tegas Robson.