Icardi: Memenangi Laga Harus Menjadi Kebiasaan Inter
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mauro Icardi datang ke Giuseppe Meazza, bertarung di garda terdepan, dan mencetak gol kemenangan di Derby della Madonnina.
ADVERTISEMENT
Hanya karena waktu normal pertandingan berlalu tanpa gol, bukan berarti petaka tidak bisa mampir di kubu AC Milan di pengujung laga. Gol Icardi yang berawal dari umpan silang Matias Vecino itu lahir di menit 90+1. Berkat gol tunggal Icardi, Internazionale menutup Derbi Milan yang berlangsung pada Senin (22/10/2018) itu dengan kemenangan 1-0.
Raihan ini bukan kemenangan yang ditandai dengan gol melimpah. Tapi, kemenangan tetap kemenangan. Setipis apa pun marginnya, itu jauh lebih baik daripada menutup laga dengan memanggul kekalahan.
"Derbi adalah pertandingan yang wajib untuk dimenangi, kami sudah membicarakannya di sepanjang minggu ini. Kami memiliki banyak peluang, memecah kebuntuan, dan tidak membiarkan gawang kami kebobolan. Atas segala hal yang sudah kami upayakan sepanjang 90 menit itu, kami layak untuk menutup laga sebagai pemenang. Menyegel kemenangan di menit 93 hanya membuat kemenangan ini terasa lebih menyenangkan," jelas Icardi, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Segala hal yang diucapkan Icardi tadi bukan isapan jempol belaka. Apa-apa yang terjadi di sepanjang laga membuktikan bahwa kemenangan ini bukan kemenangan yang mudah bagi Inter. Milan tidak bisa disebut bermain buruk. Mereka andal dalam serangan balik serta kerap membangun pertahanan dengan disiplin dan rapi.
Namun, Inter juga menunjukkan bahwa mereka bukan tim yang mudah meringkuk di hadapan lawan. Tekanan-tekanan yang mereka berikan membikin Milan kesulitan mengembangkan permainan. Terlebih, Milan belum sembuh dari penyakit penyelesaian akhir yang tidak efektif.
Di sepanjang pertandingan pekan kesembilan Serie A 2018/19, Milan mampu mencatatkan 15 upaya tembakan (berbanding dengan 18 upaya Inter). Namun, dari 15 upaya tadi, hanya 1 yang dapat diklasifikan sebagai tembakan tepat sasaran. Itu pun baru muncul di menit 81, via tembakan luar kotak penalti yang dilesakkan oleh Suso.
ADVERTISEMENT
Walaupun Inter unggul dalam jumlah upaya tembakan dari Milan, bukan kuantitas yang menjadi keunggulan sebenarnya. Serangan-serangan Inter jauh lebih mengancam dan bertaji berkat konektivitas antarpemain dalam penyelesaian akhir. Sementara, serangan-serangan Milan lebih mengandalkan aksi individu.
Gonzalo Higuain yang dalam beberapa laga belakangan menjadi salah satu pencetak gol rutin di Milan bertanding sebagai salah satu pemain paling menderita di laga ini karena kekurangan suplai bola. Lihat saja catatan statistik di pertandingan ini. Higuain menjadi pemain Milan yang paling sedikit menyentuh bola dengan catatan 24 kali.
Walau tergolong minim, Higuain tidak menjadi pemain yang paling sedikit menyentuh bola di keseluruhan laga ini. Bila dibandikan dengan Icardi, sentuhan Higuain masih lebih banyak. Menilik catatan statistik Whoscored, Icardi hanya 15 kali menyentuh bola. Namun, yang menjadi pembeda adalah penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Higuain tidak banyak menyentuh bola karena jarang mendapat suplai bola dari rekan-rekannya. Pemain-pemain Milan memaksakan diri untuk mencetak gol walau tidak memiliki ruang dan momentum yang tepat. Sementara, kasus Icardi bersumber dari keberhasilan lawan memutus suplai bola kepadanya.
Sederhananya, Inter menang karena mereka bermain sebagai tim. Serangan Inter jauh lebih berbahaya karena mengandalkan kolektivitas, bukannya kemampuan individu semata. Lantas, kemenangan yang diraih dengan cara seperti ini menjadi injeksi moral yang brilian bagi tim untuk melanjutkan perjalanan di kompetisi. Terlebih, Serie A tidak menjadi satu-satunya kompetisi yang dilakoni Inter di musim 2018/19.
"Kami harus tetap bertanding dengan cara seperti ini. Sebelum jeda internasional saya berkata bahwa Inter harus memenangi derbi demi seluruh suporter kami yang luar biasa di San Siro (Giuseppe Meazza -red). Sikap ini menjadi penting karena kami harus membiasakan diri menang secara konsisten dan membuat kemenangan sebagai kebiasaan," ucap pemain asal Argentina itu.
ADVERTISEMENT
"Konsistensi yang seperti itu bergantung pada kami sendiri. Lalu, di akhir musim nanti kami akan melihat di posisi mana kami berdiri. Kami harus tetap seperti ini dan terus membukukan kemenangan," jelas Icardi.
Namun, hanya karena kompetisi dibuka dengan raihan semenjana, bukan berarti akhir buruk tidak bisa ditangkal. Berpangkal dari kekalahan itu, Inter bangkit di Liga Champions 2018/19. Pertandingan pembuka tim besutan Luciano Spalletti ini berakhir manis. Melawan Tottenham Hotspur di Giuseppe Meazza, Inter menuntaskan laga dengan kemenangan 2-1.
ADVERTISEMENT
Cerita kemenangan Inter berlanjut. Raihan poin penuh di pertandingan melawan Milan ini menjadi penanda bahwa mereka sudah merengkuh tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi. Yang menjadi tantangan, ujian untuk Inter belum selesai. Pada Kamis (25/10/2018) pukul 02:00 WIB, mereka akan melakoni laga ketiga di fase grup Liga Champions melawan Barcelona -di Camp Nou pula.
"Kami memahami potensi apa saja yang dimiliki skuat ini. Dan pemahaman seperti ini juga membuat kami sadar bahwa kami dapat melawan tim mana pun," pungkas Icardi.
Live Update
Pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5). Pesawat dengan rute Tanjung Lesung-Pondok Cabe tersebut sudah hilang kontak sejak 13.43 WIB. Dilaporkan 3 orang tewas.
Updated 19 Mei 2024, 19:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini