Jepang sang Cahaya Terakhir Asia dan Asa Polandia Jaga Martabat

28 Juni 2018 15:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Gengsi Asia bakal diperjuangkan Tim Nasional (Timnas) Jepang. Hanya mereka harapan terakhir 'Benua Kuning' untuk lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 setelah Arab Saudi, Korea Selatan, dan Iran dipastikan angkat koper.
ADVERTISEMENT
Jepang masih bertengger di posisi puncak klasemen Grup H dengan raihan empat poin dari dua pertandingan. Pasukan Akira Nishino itu berdiri setara dengan Senegal karena head-to-head imbang dan selisih gol identik. Adapun, dengan Kolombia sang peringkat ketiga, mereka memiliki keunggulan satu angka.
Dengan begitu, Jepang hanya memerlukan satu poin tambahan untuk menjadi wakil tunggal Asia di ke babak 16 besar. Itu bisa diwujudkan saat melawan Polandia pada partai pamungkas Grup H di Volgograd Arena, Kamis (28/6/2018) malam WIB.
Namun, bagi Nishino, hasil imbang tidaklah cukup. Dia mendorong anak-anak asuhnya mengejar kemenangan untuk memberikan sukacita kepada suporternya.
Kiprah Jepang, yang mengasilkan kemenangan atas Kolombia dan hasil imbang dengan Senegal, memang mengundang sorotan lebih. Apresiasi juga mengalir dari 'Negeri Sakura' karena kemenangan bak pelipur lara atas gempa yang mengguncang Kota Osaka.
ADVERTISEMENT
"Kami mendapatkan informasi bahwa tim ini mendapatkan perhatian lebih di Jepang. Hal itu memotivasi kami untuk tampil lebih baik. Kami ingin memberikan gairah dan harapan kepada masyarakat Jepang. Jadi, dengan energi tersisa, kami ingin menampilkan permainan menarik," tutur Nishino di situs resmi Federasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Pelatih Jepang, Akira Nishino. (Foto: Fabrice Coffrini/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Jepang, Akira Nishino. (Foto: Fabrice Coffrini/AFP)
Langkah Jepang ke babak 16 besar tidak cuma memberikan kebahagiaan tambahan untuk suporter, tetapi juga memelihara harapan Keisuke Honda. Sebab, sebelum rombongan Jepang bertolak ke Rusia, sosok 32 tahun ini sempat sesumbar kepada suporter bahwa timnya bakal menjuarai turnamen.
Mengingat faktor usia, Piala Dunia 2018 tentu menjadi kesempatan terakhir Honda untuk merealisasikan janjinya. Setelah turnamen ini, sekaligus Piala Dunia ketiganya bersama Jepang, dia diyakini bakal mundur dari pentas internasional.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak melupakan janji tersebut. Itulah alasan saya ingin tampil di Piala Dunia dan membuktikan betapa berarti perburuan gelar bagi saya," tutur Honda kepada NHK.
Keisuke Honda rayakan golnya. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
zoom-in-whitePerbesar
Keisuke Honda rayakan golnya. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
Optimimsme Honda pun melambung melihat permainan Jepang dalam dua laga awal. Menurut dia, kebijakan taktik Nishino yang mengedepankan distribusi bola dari kaki ke kaki memang senada dengan kebutuhan 'Samurai Biru'.
"Saya mendapatkan kesan positif dari pelatih Akira Nishino. Dia menerapkan permainan yang seharusnya kami peragakan di Brasil pada 2014. Kami bisa mengekspresikan diri," kata Honda.