Jerman Menabur Persoalan, Jerman Menuai Kegagalan

28 Juni 2018 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Jerman menyesali kekalahan timnya. (Foto: Hannibal Hanschke/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Jerman menyesali kekalahan timnya. (Foto: Hannibal Hanschke/Reuters)
ADVERTISEMENT
Perjalanan Jerman di Piala Dunia 2018 harus berakhir lebih cepat. Menghadapi Korea Selatan pada Rabu (27/6/2018) di Kazan Arena, anak-anak asuh Joachim Loew justru menelan kekalahan 0-2 yang sekaligus memastikan bahwa langkah mereka di Piala Dunia 2018 berhenti di fase grup.
ADVERTISEMENT
Kekalahan dari Korea Selatan—dan kegagalan lolos ke 16 besar menjadi fakta yang menyakitkan untuk Jerman. Deretan pemain bintang, kepemimpinan pelatih dengan bayaran termahal, serta gelar juara bertahan, nyatanya tak cukup ampuh untuk membuat mereka melangkah jauh.
Berangkat dari sana, kumparanBOLA menganalisis apa yang menjadi masalah Jerman sehingga mereka gagal lolos dari fase grup. Berikut di antaranya.
Mengapa Neuer?
Manuel Neuer menangisi kekalahan Jerman. (Foto: Dylan Martinez/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Manuel Neuer menangisi kekalahan Jerman. (Foto: Dylan Martinez/Reuters)
Mei 2018 lalu, Manuel Neuer genap absen dari lapangan hijau selama delapan bulan. Hal tersebut tak mengurangi kepercayaan Joachim Loew untuk membawanya ikut serta ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Keberadaan Neuer membuat Marc-Andre Ter Stegen menerima nasib untuk tidak menjadi pilihan utama.
Secara statistik, Ter Stegen punya musim yang lebih baik ketimbang Neuer. Tampil dalam 38 laga, kiper berusia 26 tahun itu hanya kebobolan 28 gol, mencatat 18 clean sheet, dan membukukan 77% penyelamatan. Coba bandingkan dengan Neuer yang hanya menjalani tiga laga, kebobolan tiga gol, hanya dua kali clean sheet, dan memiliki rasio penyelamatan 71%.
ADVERTISEMENT
Lantas, mengapa Loew bersikukuh memilih Neuer? Hanya melihat pengalaman bermainkah? Atau bukti betapa ia tak percaya dengan kualitas yang dimiliki oleh Ter Stegen?
Pilihan Skuat yang Buruk
Pemilihan Manuel Neuer sebagai kiper utama hanya satu dari sekian buruknya sortiran pemain ala Joachim Loew. Di posisi penjaga gawang, persoalan begitu terlihat saat ia memanggil Neuer dan Kevin Trapp. Selain Neuer yang hanya tiga kali bermain di Bundesliga, Trapp juga tak rutin mendapatkan kesempatan bermain di Paris Saint-Germain. Masuknya Trapp lantas membuat Bernd Leno, yang membukukan 2,1 penyelamatan di Bundesliga musim lalu, dipulangkan.
Di belakang, keputusannya untuk membawa Matthias Ginter alih-alih Jonathan Tah memicu banyak pertanyaan. Ginter memang tercatat sebagai satu pemain yang dibawa oleh Loew di Piala Dunia 2014. Tapi, bila melihat penampilan apik Tah ikut membantu Bayer Leverkusen mengakhiri Bundesliga musim ini di posisi kelima, seharusnya Loew tak bisa menyingkirkan pemain ini begitu saja. Hmm…
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga terjadi di lini tengah dan depan. Leroy Sane, Maximilian Philipp, dan Nils Petersen adalah tiga nama yang tersingkir akibat langkah oportunis Loew. Tak ada yang tahu mengapa 10 gol dan 15 assist yang dibukukan Sane di Premier League tidak membuat Loew tertarik. Pun demikian dengan Philipp yang membuat 10 assist dan Petersen yang menorehkan 15 gol di Bundesliga.
Ketidakmampuan Pemain Senior Membimbing Junior
Ekspresi kesedihan Thomas Mueller. (Foto: John Sibley/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kesedihan Thomas Mueller. (Foto: John Sibley/Reuters)
Menurut Bild, satu alasan mengapa Leroy Sane tidak dibawa ke Piala Dunia 2018 adalah banyaknya tekanan terkait sikap pemain Manchester City tersebut yang tidak menghormati pemain-pemain senior macam Thomas Mueller, Jerome Boateng, Manuel Neuer, dll. Namun, apakah alasan ini masuk akal? Rasanya tidak.
ADVERTISEMENT
Di masa lalu, Jerman memiliki beberapa pemain senior yang tidak memiliki banyak 'tingkah', seperti Philipp Lahm, Miroslav Klose, Bastian Schweinsteiger, dan Lukas Podolski. Sikap kooperatif keempatnya, membuat tim pelatih tak merasakan intervensi. Pertanyaannya, apakah sikap mereka diadopsi oleh pemain senior Jerman saat ini?
Tidak adanya nama Sane di tim utama menjadi contoh kecil bagaimana pemain senior Jerman tak mampu membimbing juniornya. Jarak di antara dua kelompok inilah yang pada akhirnya menghancurkan Die Mannschaft dan mimpi mereka untuk tidak mengulangi catatan buruk khas juara bertahan.
Perjudian Taktik Loew Berujung Buntung
Loew akui Jerman tak pantas lolos. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
zoom-in-whitePerbesar
Loew akui Jerman tak pantas lolos. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
Usai memilih 23 pemain untuk dibawa ke Piala Dunia 2018, Joachim Loew mengatakan bahwa alasannya memulangkan beberapa pemain adalah masalah taktikal. Menurutnya, banyak dari nama yang dipulangkan tidak cocok dengan skema yang bakal ia gunakan saat bertarung di Rusia.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Loew membuat banyak pihak optimistis Jerman bisa melaju jauh ke Piala Dunia 2018. Namun, seiring berjalannya waktu, Loew juga semakin memperlihatkan ketidakmampuannya mencari strategi terbaik yang sesuai dengan kemampuan nama-nama yang ia bawa.
Satu persoalan Loew adalah cenderung memaksakan susunan pertama. Di laga melawan Meksiko, ia berjudi dengan memainkan Sami Khedira dan Toni Kroos di lini tengah. Pilihan tersebut salah. Meksiko, dengan begitu cermat, memanfaatkan ketidakmampuan keduanya menjadi perebut bola. Jerman lantas kesulitan dan akhirnya menutup laga dengan kekalahan.
Masalah Jerman tak hanya terjadi saat bersua Meksiko. Keberhasilan Jerman menekuk Swedia 2-1 seharusnya memberikan Loew pelajaran bagaimana memanfaatkan kecepatan dan kreativitas Timo Werner di posisi sayap. Masalahnya, Loew tak belajar dari sana. Di laga melawan Meksiko, ia kembali memaksakan Werner bermain di posisi penyerang tengah.
ADVERTISEMENT