Kartu Merah dan Kekalahan yang Jadi Kenangan Pahit buat Kolombia

20 Juni 2018 4:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartu merah Carlos Sanchez. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Kartu merah Carlos Sanchez. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Lebih difavoritkan ketika menghadapi Jepang pada laga pertama Grup H Piala Dunia 2018 di Mordovia Arena, Selasa (19/6/2018) malam WIB, Kolombia justru menelan kekalahan dengan skor 1-2.
ADVERTISEMENT
Kekalahan ini tidak terlepas dari dikartu merahnya Carlos Sanchez ketika laga baru berjalan tiga menit usai sepakan Shinji Kagawa mengenai tangan pemain berusia 32 tahun itu di kotak penalti. Sebab handball itu pula, Jepang membuka keunggulan lewat eksekusi Kagawa.
Kartu merah ini sendiri menjadi kartu merah pertama sejauh gelaran Piala Dunia 2018 berlangsung. Sementara itu, kartu merah Sanchez di menit 2,56 detik menjadi kartu merah tercepat kedua selama sejarah Piala Dunia. Sebelumnya Jose Alberto Batista jadi pemegang rekor ini usai dikartu merah pada detik 54 di edisi 1986.
Setelah hanya bermain dengan 10 orang, otomatis Kolombia kian tertekan. Meski bisa menyamakan kedudukan pada menit 39 lewat gol Juan Quintero, Kolombia tak pernah bisa lepas dari tekanan hingga akhirnya gol kemenangan Jepang lahir di menit 73 lewat sundulan Yuya Osako.
ADVERTISEMENT
Pelatih Kolombia, Jose Pekerman, mengakui jika kartu merah Sanchez memengaruhi betul keadaan timnya. "Kehilangan satu pemain yang perannya krusial ketiga laga berjalan tiga menit adalah hal yang tidak mudah," katanya kepada wartawan usai laga, dilansir Reuters.
Ketika babak pertama saat kedudukan imbang, Kolombia memang cukup bisa mengimbangi 11 pemain Jepang. Mereka merangkum 49,2% penguasaan bola, sama-sama melepas 5 percobaan dengan Jepang, dan melepas 211 operan berbanding 218 milik Jepang dengan akurasi 82%.
Memasuki babak kedua, Kolombia tak lagi bisa mengimbangi Jepang yang semakin agresif dan memanfaatkan betul keunggulan jumlah pemain. Total 'Samurai Biru' menambah 9 percobaan dengan 3 mengarah gawang, berbanding 3 milik Kolombia yang semuanya tak tepat sasaran. Pada akhirnya, lewat skema sepak pojoklah, Jepang meruntuhkan pertahanan Kolombia.
ADVERTISEMENT
Pakerman sendiri menyebut starteginya tidak berubah menjadi bertahan ketika kehilangan Sanchez. Oleh karena itu ia memasukkan James Rodriguez pada menit 59. Namun, kehadiran pemain Bayern Muenchen ini tidak banyak memberikan dampak, bahkan Jepang bisa mencuri gol kemenangan.
"Pemain-pemain yang saya masukkan ke lapangan menunjukkan bahwa saya tidak menginginkan permainan dengan gaya bertahan. Saya ingin bermain dari sisi ke sisi, jadi mereka bisa mengoper bola ke depan dengan sering dan kami bisa memberikan Jepang bebrapa masalah," paparnya.
"Saat ini, rasa sakit kami justru karena setelah melakukan usaha besar untuk mencetak gol, kami kalah karena kami lelah. Kami lelah dan jika saya pun mencoba memasukkan beberapa pemain baru, akan sangat sulit untuk mengembalikan penguasaan bola dan Jepang akhirnya memiliki peluang. Ini akan meninggalkan kenangan pahit bagi kami."
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Pakerman berharap timnya tidak berlarut dalam kekecewaan karena masih ada dua pertandingan tersisa di fase penyisihan. Tentu, meraih kemenangan dari Polandia dan Senegal akan membuat kans Kolombia lolos ke babak selanjutnya tetap hidup.
"Sisi positif dari semua ini adalah Anda bisa melihat tim kami berhasil melahirkan peluang dan sempat membuat kedudukan imbang. Itu adalah reaksi yang sangat baik. Jika kami bisa melakukannya, itu menunjukkan bahwa kami punya modal untuk maju di pertandingan lain dan memenanginya. Kami bisa menembus kekalahan ini di dua laga selanjutnya," pungkas Pakerman.
Kini, Kolombia berada di posisi tiga klasemen Grup H. Mereka berada di atas Polandia yang juga menelan kekalahan 1-2 dari Senegal. Selanjutnya, Kolombia akan menghadapi Polandia, Senin (25/6) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT