Keadilan Puitis dalam Gol Stefano Sturaro ke Gawang Juventus

18 Maret 2019 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stefano Sturaro merayakan gol ke gawang Juventus. Foto: AFP/Marco Bertorello
zoom-in-whitePerbesar
Stefano Sturaro merayakan gol ke gawang Juventus. Foto: AFP/Marco Bertorello
ADVERTISEMENT
Ketika Cristiano Ronaldo pertama kali tiba di markas Juventus di Continassa, salah satu pemain yang menyambutnya adalah Stefano Sturaro. Dalam video yang dirilis Juventus di akun media sosialnya, terlihat Ronaldo dan Sturaro berjabat tangan dan berbincang hangat meski hanya sesaat.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah video tersebut beredar muncul kabar bahwa Juventus sepakat untuk meminjamkan Sturaro ke klub Portugal, Sporting CP. Keputusan Juventus ini pun tak pelak memantik kreativitas para suporternya untuk menciptakan sebuah teori konspirasi.
Terpilihnya Sporting CP sebagai destinasi Sturaro memang mencurigakan. Pasalnya, klub tersebut merupakan tempat Ronaldo menimba ilmu sepak bolanya. The plot thickens, kata mereka di Hollywood. Para Juventini melihat bahwa percakapan antara Sturaro dan Ronaldo tadi sebagai sebuah sinyal. Jangan-jangan, gara-gara percakapan itulah Sturaro kemudian dibuang ke Sporting?
Well, teori konspirasi itu akhirnya memang terbukti. Peran Ronaldo dalam kepindahan Sturaro amatlah besar, meskipun bukan percakapan pertama tadi yang benar-benar membuat segalanya jadi final.
Pengaruh Ronaldo itu disampaikan agen Sturaro, Carlo Volpi, jelang kepindahan sang pemain tengah ke Portugal. "Kesepakatannya adalah peminjaman selama setahun tanpa opsi pembelian. Tentu saja kata-kata Ronaldo sangat berpengaruh," ujar Volpi kala itu.
ADVERTISEMENT
Sturaro pun akhirnya angkat kaki menuju Lisbon. Akan tetapi, masa-masanya di Sporting sama sekali tidak menyenangkan. Pasalnya, Sturaro mengalami cedera tulang tumit yang membuatnya harus absen selama setengah musim. Sturaro pun akhirnya dikembalikan ke Juventus.
Namun, sebelum benar-benar kembali ke Juventus, Genoa mengintersep proses kepindahan tersebut. Genoa adalah mantan klub Sturaro dan mereka berminat menggunakan jasa pemain 26 tahun itu kembali. Proses transfer yang rumit pun disusun. Akhirnya, dengan peminjaman selama setengah musim plus opsi pembelian permanen, Sturaro kembali ke Genoa.
Genoa sebenarnya tidak bisa langsung bisa menggunakan jasa Sturaro karena cedera itu tadi. Namun, mereka sudah kadung yakin dengan kemampuan pria kelahiran Sanremo tersebut. Saking yakinnya, Genoa kemudian memutuskan untuk mempermanenkan Sturaro dengan dana transfer 19 juta euro yang akan dibayarkan pada awal musim 2019/20. Ini membuat Sturaro jadi pemain termahal Genoa sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Keputusan Genoa untuk meminjam kembali serta mempermanenkan Sturaro itu pun akhirnya berbuah manis. Siapa menyemai benih, dialah yang memetik buahnya. Pada Minggu (17/3) petang WIB, Juventus memetik buah dari keputusannya membuang Sturaro tadi. Buah itu pun terasa pahit karena Sturaro menjadi satu dari dua penentu kemenangan Genoa atas Juventus.
Sturaro baru masuk pada menit ke-70 menggantikan Darko Lazovic. Pertandingan melawan Juventus ini adalah pertandingan pertama Sturaro musim ini. Hanya dua menit, Sturaro yang menerima umpan Goran Pandev melepaskan tembakan melengkung dari luar kotak penalti. Tembakan tersebut bersarang di pojok gawang tanpa mampu digapai Mattia Perin yang kebetulan juga mantan pemain Genoa.
Sembilan menit setelah Sturaro mencetak gol, Pandev sendiri akhirnya yang menjebol gawang Perin. Dengan demikian, Genoa menang 2-0 sekaligus mengakhiri rentetan tak terkalahkan Juventus di Serie A musim ini.
ADVERTISEMENT
Genoa pun jadi satu-satunya tim yang tak bisa ditundukkan 'Si Nyonya Tua' musim ini karena pada pertandingan pertama di Turin mereka sukses menahan imbang Juventus 1-1. Hasil imbang itu juga merupakan kegagalan pertama Juventus meraih tiga angka musim ini.
Sturaro datang ke Juventus pada 2014 dari Genoa dengan banderol 5,5 juta euro dan langsung dipinjamkan lagi ke rival sekota Sampdoria tersebut. Namun, pada pertengahan musim dia dipanggil oleh Juventus dan berperan dalam keberhasilan Bianconeri melaju ke final Liga Champions. Aksi defensifnya pada pertandingan semifinal kontra Real Madrid dianggap sebagai salah satu kunci kemenangan Juventus.
Sebagai pemain, Sturaro dikenal karena kerja kerasnya. Namun, ada kalanya pemain internasional Italia itu mampu menunjukkan kebolehan tekniknya. Sebelum mencetak gol cantik ke gawang Juventus, Sturaro juga pernah menghasilkan gol indah untuk Juventus, yaitu saat menghadapi Napoli pada 2015. Dalam kemenangan 3-1 yang jadi penentu Scudetto itu Sturaro mencetak gol yang didahului dengan aksi individual.
ADVERTISEMENT
Sturaro sendiri, menyusul penampilan-penampilan apiknya itu, mendapat perpanjangan kontrak pada 2016 yang berlaku sampai 2021. Namun, sebelum kontraknya bersama Juventus habis, dia sudah pergi dan dalam prosesnya berhasil menyakiti klub yang telah menyia-nyiakannya.
Seusai pertandingan Sturaro mengaku tidak menyangka bisa melakukan apa yang dia lakukan. "Sensasinya begitu fantastis. Aku baru menyadari itu beberapa menit setelah gol itu terjadi," katanya kepada DAZN.
"Ini adalah musim yang sulit bagiku. Untuk mencapai kebugaran penuh aku masih harus bekerja keras dan ini adalah dorongan yang luar biasa. Ini juga merupakan dorongan yang dibutuhkan Genoa karena tim ini berisikan pemain-pemain muda," tambahnya.
Meski sudah menyakiti Juventus di Serie A, Sturaro tak lupa begitu saja pada mantan rekan-rekannya. Pemain bertinggi 181 cm itu pun tak lupa mendoakan agar Juventus menjuarai Liga Champions.
ADVERTISEMENT
"Kuharap teman-teman lamaku bisa memenangi Liga Champions. Mereka melakukan hal luar biasa saat mengalahkan Atletico Madrid dan bisa meraih hal spesial untuk persepakbolaan Italia," pungkas pemain yang juga pernah berkostum Modena tersebut.