Keindahan Naples Bikin Carlo Ancelotti Tak Mau Pergi

6 Desember 2018 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ancelotti memimpin Napoli pada pertandingan melawan Atalanta Bergarmasca Calcio. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Ancelotti memimpin Napoli pada pertandingan melawan Atalanta Bergarmasca Calcio. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Carlo Ancelotti adalah seorang petualang. Lahir dan besar sebuah kota kecil di Emilia Romagna bernama Reggiolo, dia memulai karier sepak bola profesional bersama Parma. Klub ini memang letaknya tak jauh dari rumah masa kecil Ancelotti. Akan tetapi, dari Parma, Ancelotti kemudian mendapat kesempatan untuk berkiprah di Roma adan Milan.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun sebagai pemain, petualangan Ancelotti sebagai pelatih semakin menjadi-jadi. Memang, segalanya tetap dia mulai dari rumah. Karier kepelatihannya dimulai Reggiana yang juga terletak di Emilia Romagna. Tetapi, setelahnya Ancelotti melanglang buana. Turin, Paris, London, sampai Madrid pun akhirnya dia sambangi.
Sudah lebih dari dua dekade sejak Ancelotti pertama kali menjadi pelatih dan kini dia memiliki niat untuk bertahan dalam waktu cukup lama di klub yang sekarang dia asuh, Napoli. Bagi Ancelotti, mudah saja bertahan bersama Napoli karena ada banyak hal di kota Naples yang membuat dirinya betah.
Pemandangan kota Naples. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan kota Naples. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
"Di sana ada lanskap dan sinar mentari yang indah. Lalu, ada pula Teluk Naples, dengan Pulau Capri terhampar di depanmu. Ada juga Gunung Vesuvius. Begitu kamu bangun tidur di pagi hari, kamu bisa langsung menatap pemandangan luar biasa itu," tutur Ancelotti kepada La Gazzetta dello Sport.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang Naples benar-benar ramah dan membantu. Mereka juga senang bergurau. Menurutku, mereka adalah orang-orang yang riang dan terbuka. Selain itu, aku juga menyukai semangat di balik tim ini, bagaimana orang-orang memperlakukannya dengan hormat. Semua orang berpikir bahwa Naples adalah kota yang bising dan penuh semangat."
"Aku suka berjalan-jalan di kota, menyusuri jalan-jalannya, masuk ke restoran-restoran tanpa diganggu. Orang-orang Naples tahu caranya menghormati orang lain. Tetapi, entah, ya. Mungkin mereka begitu karena mereka pikir aku ini orang tua," seloroh Ancelotti.
Meskipun Ancelotti sangat menikmati kehidupan di kota Naples, sebenarnya dia memiliki pandangan berbeda akan bagaimana sepak bola semestinya disikapi. "Sepak bola," kata pria 59 tahun itu. "Seharusnya, ya, disikapi sebagai sebuah permainan."
ADVERTISEMENT
Suporter Napoli menyalakan suar di tribune Stadio San Paolo. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Napoli menyalakan suar di tribune Stadio San Paolo. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
"Sedari awal sepak bola adalah permainan dan seperti itulah anak-anak menyikapinya, tetapi di negara ini sepak bola punya makna lebih. Sepak bola tak ubahnya kamuflase. Bagi orang Naples, sepak bola adalah ajang balas dendam. Di sini mereka berusaha membalas perlakuan orang Utara yang mengabaikan merea selama berabad-abad."
"Bagiku, sepak bola tetap merupakan permainan. Ini adalah olahraga yang cantik dan menyenangkan. Banyak orang yang mengaku tak bisa tidur karena sepak bola, tetapi aku selalu bisa tidur nyenyak," sambungnya.
Terlepas dari perbedaan pendapatnya tadi, rasa nyaman yang Ancelotti rasakan mampu mengalahkan segalanya. "Aku datang dari Utara, tetapi aku merasa sangat nyaman di Selatan. Aku adalah produk dari hal-hal yang mengelilingiku dan aku ingin sekali bertahan di sini. Mungkin, Napoli memiliki karakteristik yang memungkinkanku untuk bertahan lama," tutup sosok berjuluk Carletto itu.
ADVERTISEMENT