Kesatria Premier League Itu Bernama Tottenham Hotspur

17 Agustus 2018 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mauricio Pochettino di laga Spurs vs Newcastle. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
zoom-in-whitePerbesar
Mauricio Pochettino di laga Spurs vs Newcastle. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepekan setelah kompetisi Premier League 2018/19 dimulai, Mauricio Pochettino menyadari bahwa musim ini tidak akan berjalan dengan mudah. Ada beberapa sebab. Pertama, jelas karena Tottenham Hotspur menutup bursa transfer musim panas 2018 tanpa pembelian pemain baru.
ADVERTISEMENT
Kedua, kemunculan rumor tentang sejumlah pemain yang ingin hengkang. Ketiga, Son Heung-min harus banyak absen untuk membela negara di Asian Games 2018 dan gelaran turnamen level Asia lainnya.
Namun, Pochettino sudah ada di tengah arena. Ia tak pernah memberikan tempat bagi diksi 'menyerah' dalam kamus hidupnya. Musim panas 2018 diawali dengan penawaran Real Madrid untuk Pochettino. Tak tanggung-tanggung, Madrid menginginkan pelatih asal Argentina ini menjadi suksesor Zinedine Zidane.
Pochettino menolak. Ia memilih untuk tetap berlaga bersama Spurs dan menikmati musim di dalam dua rumah berbeda, Wembley Stadium dan Tottenham Hotspur Stadium.
“Bagi saya, ini akan menjadi musim terberat. Saya pikir, bila kami punya hasrat untuk sukses, maka kami dapat memberikan yang lebih besar daripada hal terbaik yang selama ini kami miliki. Tidak cukup untuk sekadar memberikan 100%, harus 200%," kata Pochettino dalam wawancaranya kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
“Dari internal tim sendiri, kami sudah sadar tentang kesulitan-kesulitan yang bakal kami alami. Kami adalah kesatria, maka kami akan berjuang. Kami ingin menutup musim dengan bangga. Kami tidak mau mengeluh dan mencari-cari alasan. Saya seorang pemenang dan saya menyukai tantangan. Kami akan berjuang lebih hebat lagi," jelas mantan anak didik Marcelo Bielsa ini.
Terlepas dari segala tantangan yang siap mengadang langkah Pochettino, ada satu hal menyenangkan yang rasanya dapat memantik semangat Spurs melakoni musim 2018/19: Tottenham Hotspur Stadium. Tadinya, laga melawan Fulham City diprediksi akan menjadi pertandingan pertama yang dilakoni Spurs di stadion baru ini. Namun, persoalan keamanan membikin penggunaan stadion ini harus tertunda.
“Saya pikir, kami semua merasa kecewa dengan pengumuman yang kami terima di pekan ini. Kami berterima kasih dan meminta maaf kepada para suporter. Saya ingin menghadiahi mereka dengan kemenangan.”
ADVERTISEMENT
Skuat Spurs setelah laga vs AC Milan. (Foto: STEPHEN MATUREN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Skuat Spurs setelah laga vs AC Milan. (Foto: STEPHEN MATUREN / AFP)
Laga pertama Spurs di Premier League 2018/19 ditutup dengan kemenangan 2-1 atas Newcastle United. Lantas, di laga kedua nanti mereka akan berhadapan dengan Fulham City. Pertandingan ini pada akhirnya harus kembali digelar di Wembley Stadium pada Sabtu (18/8/2018) pukul 23:30 WIB.
Bicara soal langkah Spurs di lima pertandingan pertama Premier League 2018/19, ada dua lawan kuat yang harus mereka hadapi. Pertama, ada Manchester United yang menjadi lawan di pekan ketiga. Kedua, Spurs harus menjamu Liverpool di pekan kelima. Beruntung, di pekan keempat Spurs tampaknya bisa bernapas sedikit lega karena Watford FC yang menjadi lawan -walaupun setiap laga punya potensi untuk memberikan kejutannya masing-masing.
“Saya ingin ada di sana, di garda terdepan, dan bertarung. Saya merasa bertanggung jawab dan inilah yang membuat saya memutuskan untuk tetap ada di klub ini. Saya bersyukur Daniel Levy ada di klub ini."
ADVERTISEMENT
"Saya pikir, Tottenham memberi banyak hal yang bakal selalu disyukuri oleh kami, saya, keluarga saya, dan seluruh staf. Ini adalah momen yang tepat untuk berkata 'kami akan selalu bersama kalian' karena kami tahu apa yang sedang terjadi,” jelas Pochettino.