Ketika Van Gaal Menolak Tawaran Dortmund dan Leverkusen

12 Desember 2017 21:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Van Gaal akhirnya memutuskan pensiun. (Foto: Jordan Mansfield/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Van Gaal akhirnya memutuskan pensiun. (Foto: Jordan Mansfield/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Sudah setahun lebih Louis van Gaal menganggur. Tentu bukan karena tidak ada klub yang ingin meminangnya. Terakhir, Van Gaal sendiri mengutarakan bahwa Bayer Leverkusen dan Borussia Dortmund meminati dirinya.
ADVERTISEMENT
Adapun kesamaan dua klub ini: diisi talenta berbakat dan keduanya, tertarik dengan sejarah Van Gaal yang mampu meroketkan pemain muda.
Kembali pada 1991, Van Gaal ditawari posisi sebagai manajer di Ajax Amsterdam, dan ia menyetujuinya. Ia membangun tahun-tahun penuh kesuksesan dengan talenta muda seperti Patrick Kluivert, Marc Overmans, Dennis Bergkamp Frank dan Ronald de Boer, Edgar Davids, Clarence Seedord, Winston Bogarde, Michael Reiziger serta Edwin van Der Saar.
Pilihan ini merupakan pilihan tepat bagi van Gaal dan Ajax. Karena dari masa kepelatihannya di Ajax, dari 1991-1997, ia banjir trofi karena pemain-pemain muda ini. Mereka menang Eredevise tiga tahun berturut-turut dari 1994-1996. Menjuarai KNVB Cup pada 1993 dan Johan Cruyyf Shield pada 1993-1995.
ADVERTISEMENT
Di ajang Eropa, mereka menang Liga Europa (dulu Piala UEFA, red) pada 1992, serta menjuarai Liga Champions pada 1995, dan menang Piala Super Eropa di tahun yang sama. Juga kembali ke Final Liga Champions pada 1996, meski kalah karena adu penalti atas Juventus.
Meski tak pernah menelurkan pemain bintang yang berhasil seperti di Ajax, namun bukan berarti kebiasaan itu pergi dari diri Van Gaal. Di Barcelona, ia meroketkan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
Di Bayern Munchen, ia membuat nama Thomas Mueller yang asing, menjadi kesayangan Die Roten. Sementara di Manchester United, ia meroketkan 14 pemain muda – dengan Jesse Lingard dan Marcus Rashford menjadi salah satu diantaranya.
Namun, pada akhirnya, van Gaal justru menolak tawaran dari dua klub tersebut. Meski ia mengakui bahwa ia cocok dengan peran tersebut. Pertanyaannya, mengapa van Gaal menolak dua tawaran dari Leverkusen dan Dortmund?
ADVERTISEMENT
Van Gaal punya jawabannya sendiri: karena sepak bola modern yang tak lagi menghargai kesabaran dan proses dari seorang manajer untuk mengubah sebuah klub.
“Saat ini, sebagai seorang pelatih, kamu tidak punya waktu,” ujar manajer berusia 66 tahun itu. “Sehingga aku tak mampu mengubah tim kecil, menjadi tim besar,” pungkasnya.